Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Laskar Wanara di Pulau Dewata

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/SRI LESTARI
Monyet berkeliaran di halaman parkir Obyek Wisata Sangeh di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (29/7/2016).
Editor: Heru Margianto

TANPA dukungan laskar wanara kawasan Gua Kiskenda, jelas bahwa Sri Rama mustahil berhasil merebut kembali Dewi Shinta dari cengkeraman angkara murka Rahwana.

Pariwisata Bali juga kurang lengkap tanpa dukungan daya tarik parisiwata dalam bentuk Laksar Wanara di Pulau Dewata.

Destinasi wisata

Para laskar wanara di Bali bermukim di sekitar kuil di kawasan Sangeh dan Uluwatu. Mungkin akibat naluri evolusioner saya merasa bahwa serumpun dengan para wanara maka saya kerap mengunjungi Sangeh sebagai destinasi wisata alam sekaligus budaya.

Saya selalu terpesona menyaksikan sepak-terjang para kera jenis makaka ekor panjang di sekitar kuil Sangeh terutama kenakalan mereka mengganggu dengan mencuri benda-benda milik para turis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik bagaimana para kera ternyata mampu membedakan turis domestik dengan turis mancanegara.

Para kera lebih suka kepada para turis mancanegara sebab sadar berdasar pengalaman bahwa turis mancanegara lebih dermawan dalam memberikan sumbangsih makanan kepada para kera. Turis domestik lazimnya dianggap lebih pelit.

Riset

Pengamaatan organoleptik amatiran saya ternyata dikembangkan oleh etolog Jean-Babptiste Leca dari Unversitas Lethbridge, Kanada, yang bersama timnya melakukan penelitian secara lebih intensif terhadap laskar wanara di Uluwatu yang kini sudah menjadi destinasi wisata unggulan menyusul Sangeh.

Berdasar hasil penelitian Leca dkk dengan menggunakan teknologi rekaman video dapat disimpulkan di balik kenakalan para kera makaka ekor panjang di Uluwatu sebenarnya hadir kearifan transaksional yang tidak kalah hebat dibandingkan dengan kerarifan transaksional para “relawan” kampanye politik penuh pamrih harta-benda mau pun jabatan itu.

Nilai

Ternyata kenakalan para wanara di pulau dewata bukan sekadar biasa belaka namun penuh pamrih memperoleh sesuatu dari para turis yang mengunjungi mereka.

Para kera di Uluwatu bahkan bisa membedakan nilai benda yang mereka rampas dari para turis sebagai bukan tujuan namun alat transaksional memperoleh makanan yang mereka harapkan.

Mereka mencuri bukan demi mencuri belaka namun demi ditukar dengan makanan yang lebih mereka butuhkan.

Misalnya sebuah hape lebih memiliki nilai transaksional ketimbang sebuah pena asal bukan Mont Blanc.

Hape IPhone lebih berharga ketimbang Nokia. Sebuah tas merek Hermes lebih tinggi daya transaksionalnya ketimbang tas kresek.

Para kera Uluwatu bahkan juga sadar-nilai bahwa sebuah Nokia cukup ditukar dengan ketimun sementara IPhone bisa ditukar dengan buah apel.

Maka para penjaga kawasan kuli Uluwatu yang dipadati monyet sengaja menyediakan buah-buahan terpilih bagi para turis yang harta bendanya disandera oleh para wanara pulau Dewata.

Sementara belum termasuk dalam penelitian mengenai apakah ada-tidaknya kolaborasi antara para penjaga kawasan wisata dengan para wanara pulau Dewata.

Analog kolaborasi para polisi dengan para pedagang narkoba bukan di Indonesia tetapi di Amerika Serikat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi