Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Sebabkan Lamban Berpikir dan Susah Menghapal

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Tangkapan layar yang menyatakan vaksin Covid-19 membuat lamban berpikir. Informasi ini hoaks.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Sebuah unggahan beredar di Facebook yang menyebutkan vaksin Covid-19 dapat menyebabkan gangguan pada otak sehingga membuat lamban berpikir dan sulit menghapal.

Unggahan tersebut disertai dengan tangkapan status seseorang yang diklaim merupakan apoteker.

Ahli menyebutkan, klaim bahwa vaksin Covid-19 bisa menyebabkan lamban berpikir dan sulit menghapal adalah tidak benar.

Narasi yang beredar

Akun Facebook Lois Lois mengunggah sebuah tangkapan gambar disertai narasi mengenai apoteker yang menolak vaksinasi Covid-19 dosis kedua.

"Apoteker aja udah gak mau LG vaksin ke-2. Soalnya berasa otaknya jd dungu dan Bolot," demikian salah satu bagian narasi yang diunggah akun tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia mengunggahnya pada 28 Januari pukul 17.39 WIB. Ia juga mengaitkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada narasinya.

"Nah... Jangan2 IDI dan kemenkes Otaknya udah pada lemot2 kyk gak bisa mikir ya makanya jd kyk o-oon gitu.. Mungkin ya.. Soalnya gak ada respon. Jd seperti kehilangan akal sehatnya lagi buat berpikir.. Kasihannya.. Dan gak lama lagi Satu persatu kasus kematian akibat Vaksin akan menghiasi media massa. Dan ingat.. Itu semua akibat di Vaksin!!" tulisnya.

Akun ini menyertakan tangkapan gambar status seseorang di Whatsapp dan percakapan pesan. 

Tulisan di status tersebut menyatakan "Berasa lebih susah ngapalin nama obat baru".

Benarkah klaim itu?

Konfirmasi Kompas.com

Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menyatakan, vaksin Covid-19 menyebabkan gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal adalah klaim yang tidak benar.

Ia mencontohkan, program vaksinasi yang sudah berjalan puluhan bahkan ratusan tahun lalu.

"Yang jelas, anak-anak kita, yang bahkan kurang dari 1 tahun, sudah rutin mendapatkan vaksin termasuk yang metode pembuatannya sama: inactivated. Itu sudah bukti nyata," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/2/2021).

Dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 menyebutkan, ada beberapa reaksi yang mungkin akan muncul setelah divaksin.

Beberapa reaksi tersebut antara lain:

Dari teknis pelaksanaan vaksin tersebut, vaksin Covid-19 sudah melalui serangkaian uji coba dan tidak mendapati efek samping berupa gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal.

Kesimpulan

Dari penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, dapat disimpulkan bahwa unggahan yang menyebutkan vaksin Covid-19 dapat menyebabkan gangguan pada otak sehingga membuat lamban berpikir dan sulit menghapal adalah tidak benar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi