Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Vaksinasi Berkontribusi pada Penurunan Kasus Baru Covid-19 di Israel

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/TSAFRIR ABAYOV
Perawat Israel menyiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikkan di Barzilai Madical Center di kota Ashkelon, pada Minggu (20/12/2020).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Dampak positif nyata dari vaksinasi Covid-19 mulai terlihat di negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, Israel.

Berdasarkan studi terbaru yang dilakukan tim dari Weizmann Institute of Science, Tel Aviv University, kasus baru Covid-19 dan kasus yang membutuhkan perawatan rumah sakit di Israel menurun tajam pada kelompok yang telah divaksinasi.

Melansir New York Times, Jumat (5/2/2021), studi tersebut dilakukan dengan melihat statistik kesehatan nasional untuk orang berusia 60 tahun ke atas, yang telah menerima vaksin Pfizer-BioNTech.

Tim peneliti menganalisis data dari enam minggu setelah program vaksinasi dimulai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka menemukan bahwa jumlah kasus Covid-19 baru pada kelompok umur tersebut turun 41 persen dibandingkan dengan tiga minggu sebelumnya.

Kelompok umur itu juga mengalami penurunan 31 persen jumlah pasien rawat inap akibat virus corona, dan penurunan 24 persen jumlah orang yang sakit kritis.

"Kami mengatakan dengan hati-hati, keajaiban telah dimulai," kata Eran Segal, seorang ahli biologi kuantitatif di Weizmann Institute of Science, yang juga terlibat dalam studi tersebut.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Sebabkan Lamban Berpikir dan Susah Menghapal

Efek positif vaksin mulai terlihat

Penelitian tersebut dinilai penting karena para penulis dapat memisahkan faktor lain, termasuk lockdown, yang juga berpengaruh dalam mengurangi jumlah infeksi.

Meski demikian, para peneliti menemukan bahwa dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, vaksin masih tetap memiliki dampak yang signifikan.

Melansir Financial Times, Jumat (5/2/2021), Israel sejauh ini telah memberikan lebih dari 57 dosis vaksin Covid-19 per 100 penduduk.

Sementara itu, 80 persen penduduk Israel yang berusia 60 tahun ke atas telah menerima setidaknya dosis pertama vaksin BioNTech/Pfizer sebelum 15 Januari 2021.

Pada Kamis (4/2/2021), 78 persen dari kelompok umur tersebut, tercatat telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.

Ketika kasus baru Covid-19 di Israel mulai turun pada paruh kedua Januari, masih belum jelas apakah penyebabnya adalah vaksin atau lockdown.

Akan tetapi, seiring dengan semakin banyak data yang masuk, semakin banyak bukti menunjukkan vaksinasi berperan penting.

"Efeknya lebih kuat (di antara orang yang lebih tua) daripada di populasi yang lebih muda yang kemudian divaksinasi, dan pola ini tidak terlihat pada lockdown sebelumnya," kata Eran Segal.

Baca juga: [HOAKS] Video Menkes Thailand Ketakutan Saat Akan Disuntik Vaksin Covid-19

Kekebalan meningkat setelah dosis kedua

Lebih lanjut, berdasarkan data dari Maccabi Health Service, seminggu setelah menerima dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech, hanya 254 orang dari 416.900 yang terinfeksi Covid-19.

Maccabi melaporkan, seluruh 254 pasien yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan, dan hanya empat di antaranya dirawat di rumah sakit dalam kondisi sedang.

Data tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak divaksinasi, yang mana 12.944 orang dari 778.000 dinyatakan positif virus corona.

Menurut perbandingan data antara kedua kelompok, tingkat efikasi vaksin saat ini diperkirakan 91 persen, pada tujuh hari atau lebih setelah menerima dosis kedua.

“Data dengan jelas menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu dari dosis kedua, kemampuan pertahanan sistem kekebalan kita menjadi lebih kuat,” kata Anat Ekka-Zohar, direktur Divisi Data & Kesehatan Digital di Maccabi Health Service.

Vaksin bukan "peluru ajaib"

Meski studi yang dilakukan Weizmann Institute of Science menghasilkan temuan yang memberi harapan, namun mencari tahu apakah vaksin berada di balik penurunan kasus, atau apakah tren itu didorong oleh perubahan perilaku masyarakat, sangat sulit.

Melansir Nature, Jumat (5/2/2021) hal tersebut disampaikan oleh Ran Balicer, seorang ahli epidemiologi di Clalit Health Services, Tel Aviv. 

Dia mengatakan, bisa jadi orang yang memilih divaksinasi terlebih dahulu merupakan kelompok masyarakat yang lebih waspada terhadap risiko Covid-19.

Sementara itu, Dvir Aran, seorang ilmuwan data biomedis di Technion Israel Institute of Technology di Haifa, mengatakan, vaksin tidak boleh dilihat sebagai "peluru ajaib" yang dapat mengakhiri pandemi seketika.

Aran mengatakan, sejauh ini, tidak ada bukti bahwa orang yang divaksinasi (sekitar 40 persen dari total populasi Israel) secara tidak langsung melindungi orang yang belum divaksinasi.

"Anda perlu memvaksinasi lebih dari sepertiga populasi untuk benar-benar melihat penurunan penularan,” kata Aran.

Baca juga: China Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Masyarakat Umum

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Vaksin Covid-19 yang Ditetapkan untuk Vaksinasi di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi