KOMPAS.com - Sebuah foto yang diunggah di laman Facebook Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada 3 Februari 2021 ramai diperbincangkan.
Dalam narasinya, dia menulis saat itu tengah meresmikan RS Joglo Dungus, Madiun. Terdapat 5 foto yang diunggah, salah satunya saat Khofifah dan beberapa orang melepasliarkan sejumlah burung.
Di antaranya burung Derkuku, Kutilang, dan burung Lovebird.
Baca juga: Khofifah Resmikan RS Lapangan Covid-19 di Madiun, Lokasinya Mempercepat Penyembuhan Pasien
Banyak komentar tanggapan terhadap foto tersebut. Beberapa di antaranya menyesalkan pelepasliaran lovebird karena termasuk burung peliharaan yang dinilai akan kesulitan mencari makan di alam bebas.
Selain itu, ada juga yang menyebut tindakan itu berpotensi merusak ekosistem yang ada.
Beberapa komentar itu sebagai berikut:
"Lovebird dilepas liarkan malah blunder.. kalo ndak punya ilmu tentang karakter burung ya minimal jangan dijadikan pencitraan," tulis salah satu akun yang mendapatkan 199 komentar dan disukai 318 kali.
"Saya apresiasi tindakannya, namun ke depannya lebih diperhatikan lagi perihal pemilihan hewan yg ingin direlease utk pelestarian. Bisa gandeng BKSDA ataupun para pencita satwa bila perlu, karna saya rasa mereka lebih paham soal ketentuannya," tulis salah satu akun yang dikomentari 6 kali dan disukai 199 kali.
"Seharusnya kutilang, cendet dan jenis² yang memakan ulat..
Lovebird mau makan apa di alam liar..?" tulis salah satu akun yang mendapat 26 komentar dan disukai 143 kali.
Apakah melepaskan burung Lovebird ke alam adalah tindakan yang tepat?
Baca juga: Kusumo, Legenda Lovebird yang Sempat Ditawar Rp 2,2 Miliar Mati
Lovebird burung peliharaan
Peneliti di Pusat Penelitian Biologi, Bidang Zoologi, LIPI, Dewi Malia Prawiradilaga menjelaskan bahwa tindakan pelepasliaran burung Lovebird ke alam bebas adalah kurang tepat.
Hal itu karena Lovebird merupakan burung peliharaan.
"Tindakan yang kurang tepat. Kasihan burungnya karena sudah biasa dirawat dan diberi makan. Mungkin kalau tidak tertangkap lagi oleh penduduk, burung bisa mati," ujarnya pada Kompas.com, Minggu (7/2/2021).
Lebih lanjut Dewi menjelaskan, Lovebird bukan burung asli Indonesia dan termasuk burung peliharaan pendatang yang diimpor.
Dia mengatakan burung tersebut berasal dari benua Afrika (ada 8 jenis) dan Pulau Madagaskar (1 jenis). Sehingga menurut dia, tidak sebaiknya melepaskan Lovebird ke alam bebas.
Baca juga: Dulu Dapat Gratis, Kini Yakin Burung Lovebird Ditawar Rp 500 Juta
Dampak melepasliarkan Lovebird
Dihubungi terpisah, peneliti LIPI Siti Nuramaliati Prijono mengatakan, apabila lovebird dilepas di habitat yang cocok buat burung tersebut hidup dan berkembangbiak maka keberadaan lovebird di alam liar akan mengancam keberadaan beberapa spesies burung lokal.
Hal itu karena burung lovebird akan menguasai wilayah barunya, merebut sumber pakan utama dari spesies lokal, bahkan cenderung mengambil alih sarang sarang burung lokal tersebut.
"Jadi, niat baik kita justru mengancam kelestarian plasma nutfah asli Indonesia," kata Siti melalui pernyataan tertulis kepada Kompas.com.
Baca juga: Merebak Wabah Flu Burung, India Musnahkan Puluhan Ribu Unggas
Sementara itu, apabila burung lovebird dilepas di habitat yang tidak sesuai, maka burung tersebut akan sulit bertahan hidup dan akhirnya mati karena tidak menemukan pakan yang biasa mereka peroleh di kandang penangkaran.
"Bahkan burung lovebird bisa dimakan hewan-hewan predator seperti kucing, musang, anjing, burung elang dan sebagainya," jelas dia.
Kekhawatiran lain bila burung lovebird di lepas ke alam adalah bila burung tersebut membawa penyakit yang bisa menularkan penyakit sehingga bisa mengancam spesies-spesies lokal.
Baca juga: Butuh Berbulan-bulan Terbang untuk Migrasi, Apakah Burung Tidur?
Tentang lovebird
Burung lovebird merupakan salah satu jenis burung yang sangat populer di Indonesia dan juga paling disukai di seluruh dunia. Hal ini karena bentuk fisik, warna bulu yang indah, suara yang merdu serta perilaku yang menarik.
Lovebird juga termasuk burung paruh bengkok berukuran kecil yaitu sekitar 13-17 cm dan memiliki berat badan sekitar 40-60 gram serta memiliki ekor pendek.
Selain itu, dia juga termasuk marga Agapornis yang terdiri dari 9 species yaitu: Agapornis canus, Agapornis pullarius, Agapornis taranta, Agapornis swindernianus, Agapornis roseicollis, Agapornis fischeri, Agapornis personatus, Agapornis lilianae, dan Agapornis nigrigenis.
Lovebird adalah burung yang hidup selalu berkelompok, baik dalam mencari pakan maupun saat beristirahat di malam hari.
Burung ini bersifat monogami atau setia pada pasangan dalam jangka waktu yang lama.
Habitat burung Lovebird
Habitat burung lovebird di Afrika antara lain padang rumput, pinggiran hutan dekat sungai, hutan semak, sabana dataran rendah, kawasan pertanian. Lovebird dapat dijumpai pada ketinggian 0-2200 dpl.
Baca juga: Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Selesai? Ini Prediksi Bloomberg dan Kata Kemenkes
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.