Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa Ini Berburu Batu Rak, dalam 3 Hari Terkumpul 5 Ton, Dijual Rp 20.000 Per Kg

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Anindira Kintara
Sejumlah orang mencari batu rak yang memiliki kandungan timah di Desa Kimak, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung, Jumat (5/2/2021). Menurut pengakuan warga setempat, batu-batu tersebut dijual dengan harga Rp17.500 hingga Rp25 ribu per kilogram kepada pengepul.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejak pekan lalu, ramai cerita soal warga sebuah desa di Bangka Belitung berburu batu yang mereka sebut sebagai batu rak.

Mereka yang melakukan perburuan adalah warga Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel). Mereka mengklaim batu rak bernilai jual karena mengandung timah.

Warga satu desa itu beramai-ramai mencari batu tersebut di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang terletak di desa tersebut, sejak tiga hari yang lalu.

Kepala Desa Kimak, Mustofa, membenarkan adanya aktivitas warga yang beramai-ramai mencari batu rak.

Akan tetapi, dia menyebutkan, batu rak bukan barang yang baru bagi masyarakat di desa itu. Batu tersebut sudah dikenal warga setempat sejak masa Bangka Belitung menjadi sentra tambang timah terbesar di Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lahan ini kan tanah wakaf untuk pemakaman umum. Sejak 10 tahun yang lalu kami sudah tahu kalau di sini ada kandungan batu rak itu," kata Mustofa saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Video Viral Paket Berserakan dan Disebut karena Mogok Karyawan, J&T Express: Bukan di Indonesia

Berawal dari anak-anak yang kumpulkan batu

Hanya saja, Mustofa mengatakan, dulu warga tidak diizinkan untuk mengambil batu-batu yang mengandung timah itu.

"Nah beberapa hari terakhir kemarin, anak-anak kecil ini (7-10 tahun) banyak yang gali. Namanya anak-anak, mereka main, dapat sekilo-dua kilo (batu rak)," ujar Mustofa.

"Kalau dibiarkan, manfaatnya juga enggak ada. Akhirnya kami sepakat dengan pihak yayasan masjid, tokoh agama, dengan ahli waris yang mewakafkan ini, bagaimana kalau kita bebaskan saja (mencari batu rak)," kata dia.

Mustofa mengatakan, sekitar 500 orang warga Desa Kimak kini aktif melakukan pencarian batu rak di lahan TPU setiap hari.

Dia menambahkan, aktivitas pencarian batu rak tersebut dibatasi hanya untuk warga Desa Kimak.

Selain itu, dia juga memastikan bahwa aktivitas warga mencari batu rak tidak mengganggu atau merusak pemakaman, karena pencarian dilakukan di lahan yang masih kosong.

Baca juga: Apa Itu Batu Rak yang Ramai Diburu Warga Satu Desa di Kabupaten Bangka?

Dijual Rp 20.000 per kilogram

Mustofa mengatakan, batu rak yang dikumpulkan oleh warga, akan dibeli pengepul dengan harga berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilogram.

Dalam waktu tiga hari terakhir, warga Desa Kimak sudah mengumpulkan sekitar 5 ton batu rak.

Meski demikian, dia tidak dapat memastikan berapa total nominal uang yang diperoleh warga dari kegiatan menjual batu rak selama beberapa hari terakhir ini.

Mustofa mengatakan, dia hanya bertindak dalam hal memberi izin kepada masyarakat untuk mencari batu rak, dan tidak terlibat dalam hal transaksi batu itu.

Mustofa mengatakan, aktivitas pencarian batu rak yang dilakukan oleh warga dilakukan secara manual, dan menggunakan peralatan yang sederhana. 

"Ini kan enggak dalam, lingkungan enggak rusak. Cuma sekitar setengah meter. Pakai cangkul, pakai parang, manual," kata Mustofa.

Menurut dia, aktivitas mencari dan menjual batu rak ini menjadi suatu berkah tersendiri bagi masyarakat Desa Kimak di tengah pandemi Covid-19.

"Kami berikan kebebasan pada masyarakat. Biar pahala yang wakaf juga mengalir," ujar dia. 

"Keamanan terjaga, kondusif, enggak ada yang rebutan. Kalau Desa Kimak ini, Insya Allah kami dalam keadaan kondusif lah," kata Mustofa.

Apa itu batu rak?

Dr. Iwan Setiawan dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, ia tak bisa memastikan seperti apa batu rak tanpa melihat sampel batu tersebut terlebih dahulu.

Akan tetapi, Iwan menduga, jika benar batu tersebut mengandung bijih timah, maka batu itu sebetulnya adalah mineral kasiterit.

"Kalau itu ditemukannya di dekat permukaan, kemungkinan itu endapan timah yang bisa disebut rombakan. Batuan timah yang berasal dari daerah mana kemudian diendapkan di sana, di dekat permukaan," kata Iwan saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

Penjelasan selengkapnya bisa dibaca pada artikel ini:

Baca juga: Apa Itu Batu Rak yang Ramai Diburu Warga Satu Desa di Kabupaten Bangka?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi