Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Penyelidikan WHO soal Asal-Usul Virus Corona, Bukan dari Wuhan atau Kebocoran Lab

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/NG HAN GUAN
Warga melintas di pajangan yang menampilkan foto para pejuang medis melawan virus corona termasuk whistleblower Dr Li Wenliang (dua dari kanan), di Wuhan, China, pada Sabtu (23/1/2021).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Tim penyelidik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan temuan mereka soal asal-usul Covid-19 di Wuhan pada Selasa (9/2/2021).

Hal itu disampaikan melalui jumpa pers yang disiarkan secara live, dari Wuhan, China, dan ditayangkan pula melalui Twitter @WHO.

Tim WHO tiba di Wuhan pada 14 Januari 2021. Setelah dua pekan karantina, mereka mengunjungi tempat-tempat yang diduga sebagai sumber virus pertama.

Apa saja yang mereka temukan dalam penyelidikan tersebut? Berikut hasilnya!

Baca juga: Tim WHO Kunjungi Pasar Wuhan, Tempat Infeksi Covid-19 Pertama Terdeteksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan dari kebocoran laboratorium

Kepala Tim WHO Peter Ben Embarek mengatakan, sangat tidak mungkin virus corona menyebar karena ada kebocoran dari laboratorium di Kota Wuhan.

Melansir BBC, setelah mengunjungi Institut Virologi Wuhan, mereka menyangkal bahwa teori kontroversial bahwa virus corona berasal dari kebocoran laboratorium atau dibuat oleh para ilmuwan.

Penyelidikan juga dilakukan di pasar basah di Huanan yang menjual ikan, daging, dan hewan liar.

Tim WHO menyebutkan, virus itu mungkin telah berpindah dari hewan ke manusia, tetapi mereka belum memiliki buktinya.

Wanita kelelawar

Tim WHO juga mengunjungi laboratorium penelitian virus di pusat Kota Wuhan dan bertemu dengan ahli virus terkemuka di sana untuk mencari petunjuk asal-usul virus corona yang menyebabkan pandemi di seluruh dunia.

Dilansir dari New York Times, salah satu yang mereka temui adalah Shi Zhengli, yang dikenal sebagai "Wanita Kelelawar" China karena studinya tentang virus corona yang ditemukan pada kelelawar.

Pada Juni 2020, dalam wawancara dengan Scientific American, Shi Zhengli menyatakan kemungkinan awal bahwa virus tersebut bocor dari laboratorium.

Akan tetapi, dari penyelidikan WHO menunjukkan, tidak ada sekuens gen yang cocok dengan virus yang dipelajari.

Akhirnya, mayoritas ilmuwan, termasuk Shi Zhengli, menolak hipotesis tentang kebocoran laboratorium.

Ada spekulasi bahwa virus bisa saja dari hewan di alam liar kemudian menginfeksi anggota staf laboratorium. Akan tetapi, dugaan ini belum ada bukti.

Baca juga: Setahun Lalu Wuhan Lockdown 11 Juta Warga Selama 76 Hari, Begini Kondisinya Saat Ini...

Kemungkinan besar dari hewan

Dr Embarek mengatakan, penyelidikan telah mengungkap informasi baru tetapi tidak secara dramatis mengubah gambaran wabah tersebut.

Para ahli percaya bahwa virus kemungkinan besar berasal dari hewan, tetapi mereka tidak yakin tentang caranya.

Emberek menyebutkan, butuh lebih banyak kerja yang dilakukan untuk mengidentifikasi sumber virus.

Sejauh ini, kemungkinan hewan pembawa virus tersebut adalah kelelawar dan trenggiling. Akan tetapi, tes yang dilakukan belum membuktikan secara pasti.

Dia dan timnya menyimpulkan virus ini "kemungkinan besar" telah berpindah ke manusia dari spesies perantara.

Investigasi lain dilakukan terhadap makanan beku impor. Namun penyelidikan masih terus berlanjut.

Bukan dari Wuhan

Dr Embarek menyebutkan, pekerjaan untuk mengidentifikasi asal-usul Covid-19 mengarah pada "reservoir alami" pada kelelawar, tetapi ini tidak mungkin terjadi di Wuhan.

Para ahli juga mengatakan, tidak ada indikasi bahwa virus itu beredar di Wuhan sebelum kasus resmi pertama tercatat pada Desember 2019.

Dilansir dari BBC, seorang ahli di Komisi Kesehatan China, Liang Wannian menyatakan, Covid-19 mungkin telah berada di wilayah lain sebelum terdeteksi di Wuhan.

Tim WHO meminta penyelidikan lebih lanjut tentang kemungkinan penularan "rantai dingin". Rantai dingin maksudnya pengangkutan dan perdagangan makanan beku.

Menyelidiki Asia Tenggara

Salah satu tim ilmuwan WHO, Dr Peter Daszak, mengatakan, fokus pada asal usul penyebab Covid-19 bisa dialihkan ke Asia Tenggara.

"Kami telah melakukan banyak pekerjaan di China dan jika Anda memetakannya kembali, itu mulai mengarah ke perbatasan dan kami tahu bahwa sangat sedikit pengawasan di sisi lain di seluruh wilayah Asia Tenggara," kata Peter, dilansir dari BBC, Selasa (9/2/2021).

Terkait rantai dingin, penyelidikan saat ini fokus pada pasokan rantai makanan, pengangkutan, dan perdagangan. Peter mengakui, penyelidikan ini menjadi lebih luas.

"China adalah tempat yang sangat besar dan Asia Tenggara adalah tempat yang sangat besar. Rantai pasokan ke pasar makanan laut Huanan sangat luas, mereka datang dari negara lain, mereka datang dari berbagai bagian China. Jadi untuk benar-benar menelusuri yang kembali itu akan membutuhkan beberapa pekerjaan," papar dia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi