KOMPAS.com - Saat pandemi corona berlangsung, sejumlah layanan pemeriksaan gigi menutup jam praktiknya guna mencegah penularan virus corona yang berpotensi menular melalui liur pasien.
Dilansir dari The Guardian (22/11/2020), British Dental Association (BDA) memperkirakan, layanan dokter gigi di Inggris mengalami penurunan sebanyak 19 juta tempat praktik sejak pandemi merebak pada Maret 2020.
Penasehat Ilmiah BDA, Profesor Damien Walmsley mengatakan, potensi risiko penularan virus corona dapat meningkat ketika dokter menggunakan alat tindakan seperti bor gigi atau pengukur ultrasonik yang menghasilkan butiran halus menyerupai kabut dari air liur.
Baca juga: Viral Foto Dokter Gigi Pakai APD Fashionable, Ini Ceritanya...
Lantas, apa yang dapat kita lakukan ketika tidak bisa ke dokter gigi?
Mengenai hal itu, Profesor Walmsley mengatakan, masyarakat sebaiknya menyikat gigi di pagi hari dan malam hari selama dua menit.
Tindakan ini jika dilakukan rutin dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi.
Hal ini diungkapkan lantaran orang-orang cenderung menyikat giginya selama 43 detik saja.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Plak, Karang Gigi, Penyebab dan Cara Mencegahnya...
Pembersihan interdental
Sebelum menyikat gigi secara menyeluruh, Anda dapat membersihkan gigi dengan menggunakan pembersihan interdental.
Pembersihan interdental sangat penting bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit gusi.
Jenis pasta gigi apa yang digunakan
Walmsley menganjurkan agar orang menggunakan jenis pasta gigi apa pun dengan kandungan floride.
Sebab, floride memiliki fungsi mencegah kerusakan gigi dan memperlambat laju perkembangan kerusakan yang ada.
Baca juga: Covid-19, Mungkinkah Jadi Penyebab Gigi Lepas?
Waktu untuk mengganti sikat gigi
Dokter gigi merekomendasikan untuk mengganti sikat gigi atau kepala sikat gigi seseorang setiap 3 bulan sekali.
Hal ini penting dilakukan karena dalam waktu tersebut bulu sikat gigi sudah tidak rapi.
Gusi berdarah
Ketika menyikat gigi dan Anda menemukan gusi Anda berdarah, hal ini bukanlah pertanda keburukan.
Kepala Eksekutif dari Oral Health Foundation, Dr Nigel Carter mengatakan, pendarahan yang terjadi bukan indikasi seseorang menyikat gigi terlalu keras.
Menurutnya, hal itu terjadi karena orang tersebut belum menyikat gigi dengan cukup baik.
"Pendarahan menunjuukan beberapa tingkat penyakit gusi, dan mungkin akan berhenti saat gusi Anda menjadi lebih sehat," ujar Carter.
Baca juga: Bagaimana Penyakit Gusi Bisa Picu Peradangan dan Penyakit Jantung?
Ada plak gigi
Jika ada plak atau karang gigi yang terlihat (plak kalsifikasi) di sekitar leher gigi Anda, konsultasikan dengan dokter gigi Anda tetang kemungkinan memesan jadwal pembersihan plak gigi.
Cara mengetahui apakah gigi butuh penanganan lebih
Selain itu, Walmsley mengatakan, jika seseorang mematahkan atau kehilangan tambalan, mahkota gigi atau veneer, mereka bisa mendapatkan seperangkat perbaikan gigi darurat dari apotek.
Seperangkat alat ini setidaknya dapat membantu Anda sampai Anda dapat berkonsultasi dengan dokter gigi.
Apabila terasa sakit atau nyeri gigi, dapat diredakan dengan konsumsi parasetamol atau ibuprofen.
Baca juga: Mengenal Triggerfish, Ikan dengan Gigi Mirip Manusia
Gigi yang lepas
Gigi dewasa yang lepas biasanya dapat ditanam kembali jika dokter gigi dapat melakukannya dengan cepat.
"Semakin lama gigi keluar dari mulut, maka semakin tinggi kemungkinan tubuh akan menolaknya," ujar Walmsley.
Jika seseorang mau melakukan penanganan pemasangan gigi secara mandiri dapat mengikuti instruksi berikut.
- Pegang gigi pada mahkota gigi, bukan pada akar gigi
- Cobalah untuk memasukkan kembali ke lubang di gusi
- Gigit kain bersih dengan lembut untuk menahannya di tempat
Baca juga: Marak Penjualan Kawat Gigi dan Karet Behel Murah, Pahami Risikonya
Jika gigi tidak mudah masuk, simpan ke dalam wadah berisi susu atau air liur, atau bisa dengan menahannya di pipi.
Walmsley menganjurkan untuk tidak mencuci gigi dengan air kran, apabila Anda ingin menyimpan semua sel kecil di gigi tersebut.
Namun, jika Anda tidak dapat menemukan gigi tersebut, tetap mencari perawatan darurat.
Baca juga: Kenali Bahaya Pasang Behel di Tukang Gigi
Batasi cemilan manis
Direktur klinis grup untuk dokter gigi penyedia perawatan gigi, Nyree Whitley mengatakan, banyak orang telah mengonsumsi lebih banyak gula dan alkohol selama pandemi.
Menurutnya, tindakan ini merusak kesehatan mulut dalam waktu lama.
Whitley menyarankan, orang-orang untuk membatasi cemilan dan mengonsumsi gula hanya sebagian dari bagian makanan saja.
Baca juga: Kurang Percaya Diri karena Gigi Kuning? Berikut 6 Tips Mengatasinya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.