Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah?

Baca di App
Lihat Foto
AP/Mark Lennihan
Pelanggan melihat-lihat kantong makanan dan hadiah yang dihias untuk perayaan Tahun Baru Imlek, Senin, 8 Februari 2021, selama pandemi virus corona di New York, Amerika Serikat.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek menandai perpindahan zodiak dalam kultur Tionghoa, yang dilambangkan dengan binatang.

Tahun 2021 adalah tahun Kerbau, sedangkan tahun 2020 kemarin adalah tahun Tikus.

Melansir Chinesenewyear.net, tahun ini, perayaan Imlek jatuh pada Jumat (12/2/2021) dan sudah mulai dirayakan sejak Kamis (11/2/2021).

Perayaan puncaknya adalah Festival Lampion, yang diselengagrakan pada Jumat (26/2/2021). Perayaan ini sekaligus mengakhiri rangkaian perayaan Imlek.

Selama perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa akan menghias rumah mereka dengan pernak-pernik tradisional, seperti lampion, dan juga mengenakan busana tradisional.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi lain yang dikenal luas masyarakat saat Imlek adalah tradisi membagikan angpao (amplop kecil berisi uang) berwarna merah.

Selain angpao, pernak-pernik lain saat perayaan Imlek, seperti baju dan lampion, juga didominasi warna merah.

Baca juga: Rumah Baru Hadiah Imlek untuk Ce Mei Ly...

Mengapa Imlek identik dengan warna merah?

Ada beragam versi mengenai alasan Imlek identik dengan warna merah.

Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Dwi Susanto mengatakan, warna merah yang dominan dalam perayaan Imlek berhubungan dengan akar budaya penduduk Tiongkok pada saat itu, yang hidup bertani.

Dwi, yang telah beberapa kali melakukan riset tentang kebudayaan Tionghoa, mengatakan, warna merah melambangkan petir yang dilihat oleh para petani saat hujan, dan digunakan untuk menunjukkan rasa bahagia memasuki masa panen.

"Di zaman dulu itu kan masyarakat sana (Tiongkok) itu pertanian. Nah, merah itu asalnya dari petir. Kalau ada petir itu kan hujan, artinya hujan itu kan panen, jadi bahagia. Jadi warna merah itu warna kebahagiaan," kata Dwi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Dwi mengatakan, Imlek sebetulnya adalah perayaan pergantian musim. Namun, ada juga yang menyebut bahwa Imlek itu adalah perayaan agama Konghucu.

"Tapi sekarang dari perkembangan-perkembangannya, menjadi kebudayaan. Artinya seperti Idul Fitri itu, orang juga ikut merayakan, ikut beli baju, dan macam-macam lainnya," ujar Dwi.

Baca juga: ASN di Riau Dilarang Keluar Daerah Selama Libur Tahun Baru Imlek

Mitos makhluk buas

Salah satu versi lain mengenai warna merah yang dominan saat perayaan Imlek berkaitan dengan mitologi yang dipercayai oleh masyarakat Tionghoa.

Melansir Reader's Digest, 22 Januari 2019, legenda menyebutkan, warna merah pada saat Imlek bermula dari kepercayaan tentang Nian, seekor binatang buas yang akan meneror penduduk desa pada Tahun Baru, memakan tanaman, ternak, dan bahkan anak-anak.

Akan tetapi, penduduk desa mengetahui bahwa makhluk setengah banteng berkepala singa itu takut pada tiga hal, yaitu api, kebisingan, dan warna merah.

Akhirnya, Nian dapat dikalahkan oleh penduduk desa, dan sejak saat itu warna merah dianggap membawa keberuntungan dan rejeki bagi semua orang.

Oleh karena itu, warna merah dipakai saat Imlek, untuk melambangkan keberuntungan dan rasa suka cita karena telah mengalahkan Nian.

Baca juga: Puncak Kepadatan Lalin Jelang Libur Imlek Diprediksi Besok Sore

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi