Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Myanmar, Sebab, dan Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO
Demonstran anti-kudeta Myanmar disemprot water cannon oleh polisi di ibu kota Naypyidaw pada Senin (8/2/2021). Para pedemo menentang kudeta Myanmar yang dilakukan oleh pihak militer.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Sejumlah orang turun ke jalan di seluruh Myanmar untuk memprotes kudeta yang dilakukan oleh angkatan bersenjata.

Polisi menanggapi aksi demonstrasi itu dengan menembakkan meriam air, peluru karet dan peluru tajam.

Dalam kudeta yang dilakukan pihak militer, pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi kini telah bersama dengan anggota partainya.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dituntut atas Kepemilikan Walkie Talkie, Apa Itu?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas apa yang sebenarnya terjadi di Myanmar?

Pihak militer Myanmar saat ini telah mengumumkan keadaan darurat di negara itu selama setahun.

Militer merebut kendali pada 1 Februari setelah Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi memenangkan pemilu.

Melansir dari BBC, pihak angkatan bersenjata yang mendukung oposisi, menuntut pemungutan suara ulang dan mengklaim kemenangan yang terjadi sebagai penipuan.

Baca juga: 6 Negara yang Pernah Alami Kudeta Militer, Mana Saja?

Sementara itu, Komisi Pemilihan mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.

Kudeta sendiri terjadi saat sesi baru parlemen akan dibuka.

Suu Kyi saat ini berada dalam tahanan rumah dan didakwa memiliki walkie-talkie yang diimpor secara ilegal.

Sejumlah pejabat NLD yang lain saat ini juga tengah ditahan.

Baca juga: Myanmar Alami Kudeta Militer, Adakah Dampaknya bagi Indonesia?

Siapa yang memimpin Myanmar sekarang?

Kekuasaan di Myanmar saat ini diserahkan kepada panglima tertinggi Min Aung Hlaing.

Ia adalah sosok yang selama ini memiliki pengaruh politik signifikan, berhasil mempertahankan kekuatan Tatmadaw (militer Myanmar) meskipun saat negara itu dalam transisi menuju demokrasi.

Sosok Min Aung Hlaing adalah sosok yang menerima kecaman dan sanksi internasional atas dugaan perannya dalam serangan militer terhadap etnis minoritas.

Usai kudeta, ia mengeluarkan komentar publik pertamanya yang berupaya membenarkan tindakannya dengan menyebut militer berada di pihak rakyat dan akan membentuk demokrasi yang benar dan adil.

Ia menyebut, militer akan mengadakan pemilihan yang bebas dan adil usai keadaan darurat selesai.

Baca juga: Kudeta Militer, Berikut Kondisi WNI dan Kontak Darurat KBRI di Myanmar

Aksi demonstrasi

Aksi demonstrasi masyarakat Myanmar terjadi menanggapi adanya kudeta ini.

Demonstrasi terbesar yang terjadi yakni peristiwa yang disebut dengan Saffron Revolution pada 2007 saat ribuan biksu bangkit memprotes rezim militer.

Aksi demonstrasi kali ini dilakukan termasuk oleh guru, pengacara, murid, pegawai bank dan pegawai pemerintahan.

Melansir Kompas.com (12/2/2021), Jenderal Min Aung Hlaing mengancam akan memberlakukan “tindakan efektif” kepada para demonstran jika mereka tidak berhenti melakukan aksinya dan kembali bekerja.

Pada kamis (11/2/2021) malam, Min Aung Hlaing telah menyerukan agar para pegawai negeri kembali bekerja usai melakukan pemogokan nasional.

Baca juga: Daftar Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2021, Indonesia Juara 1 di ASEAN, 20 Besar di Dunia

Siapakah Aung San Suu Kyi?

Sosok Aung San Suu Kyi terkenal sejak 1990 karena berkampanye memulihkan demokrasi.

Dirinya menghabiskan 15 tahun dipenjara yakni 1989-2010 setelah mengorganisir demonstrasi yang menyerukan reformasi demokrasi dan pemilu yang bebas.

Ia mendapat penghargaan nobel perdamaian saat menjadi tahanan rumah pada 1991.

Baca juga: Ramai Perbincangan soal Daendels, Berikut Sejarah Jalan Anyer-Panarukan

Pada 2015 dirinya memimpin NLD dan meraih kemenangan dalam pemilu Myanmar yang diperebutkan secara terbuka dalam 25 tahun.

Reputasi internasional Suu Kyi rusak akibat perlakuan Myanmar terhadap minoritas Rohingya.

Suu Kyi muncul di hadapan Mahkamah Internasional pada 2019 dan membantah tuduhan bahwa militer melakukan genosida.

Baca juga: Saat Militer Disebut Dibutuhkan untuk Menegakkan Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2021

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi