Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Video Viral Pembongkaran Chip KTP | Budayawan Prie GS Meninggal Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar TikTok
Aksi bongkar KTP elektronik yang viral di medsos

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar video viral di media sosial TikTok yang merekam pembongkaran chip yang ada pada KTP elektronik.

Disebutkan bahwa data dalam chip KTP bisa digunakan untuk melacak keberadaan atau lokasi seseorang. Ditjen Dukcapil menyatakan, hal ini tidak benar.

Berita tentang video pembongkaran chip KTP ini menjadi salah satu berita yang banyak dibaca di laman Tren sepanjang Jumat (12/2/2021) hingga Sabtu (13/2/2021) pagi.

Berita lainnya yang juga banyak dibaca mengenai kabar duka berpulangnya budayawan Supriyanto GS atau lebih dikenal Prie Gs berpulang pada Jumat (12/2/2021) pukul 06.30 WIB.

Asisten Prie GS, Tista Pratista, mengatakan, Prie GS meninggal dunia karena serangan jantung. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selengkapnya, berikut sejumlah berita populer Tren:

1. Video viral pembongkaran chip KTP

Disebutkan dalam video viral itu, melalui chip ini akan diketahui lokasi ketika polisi melacak keberadaan seseorang.

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh menegaskan, chip KTP tersebut hanya berfungsi menyimpan data KTP elektronik saja dan tidak berisikan chip yang dapat dipergunakan untuk melacak lokasi seseorang.

Simak penjelasan selengkapnya dalam berita ini:

Viral, Video Pembongkaran Chip KTP Elektronik yang Disebutkan Dapat Melacak Seseorang, Ini Penjelasan Dukcapil

2. Budayawan Prie GS meninggal dunia

Berpulangnya Prie GS menjadi duka bagi dunia seni budaya. Ungkapan duka cita mengalir.

Pada Selasa (9/2/2021), Prie GS masih sempat mengisi sebuah acara bertema "Wolak Walike Zaman" secara daring yang diselenggarakan oleh Santri Ndelik.

Pada hari yang sama, ia juga mengunggah video di kanal YouTube-nya berjudul "Zaman Edan" yang berisi penjelasan mengenai sejumlah bait Serat Kalatidha karya Rangga Warsita.

Simak informasinya dalam beberapa berita ini:

Budayawan Prie GS Meninggal Dunia akibat Serangan Jantung

Profil Prie GS, Budayawan Kelahiran Kendal yang Meninggal karena Serangan Jantung

3. Tanaman pengusir nyamuk

Gigitan nyamuk yang menyebabkan rasa gatal di kulit, seringkali membuat tidak nyaman.

Orang-orang pun berusaha mengusir nyamuk dan menjaga agar lingkungannya terbebas dari serangga ini. 

Ada yang menggunakan obat nyamuk bakar atau semprot. Ada pula yang mencari cara alami dengan menanam sejumlah tanaman yang diyakini bisa mengusir nyamuk.

Apa saja tanaman pengusir nyamuk? Baca selengkapnya di sini:

5 Tanaman yang Dapat Mengusir Nyamuk

4. Plus minus strap masker

Aksesoris masker yang saat ini tengah tren adalah penggunaan strap masker. Strap masker berupa tali yang menyangkut di bagian kanan kiri masker, sehingga masker tetap tergantung di leher saat dibuka.

Namun, perlu diketahui, ada plus dan minus penggunaan strap masker. Apa saja?

Baca penjelasan dokter di sini:

Banyak Dipakai, Ini Plus Minus Strap Masker yang Perlu Diketahui

5. Mengapa penderita hipertensi tak bisa dapat vaksin Covid-19?

Hipertensi merupakan salah satu kondisi yang membuat seseorang tak boleh menerima vaksin Covid-19.

Hipertensi alias darah tinggi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan terkadang kematian.

Ketentuan soal hipertensi tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

Mereka yang memiliki tekanan darah 140/90 atau lebih tidak bisa mendapatkan vaksin Covid-19.

Apa alasannya? Simak penjelasan ahli di sini:

Mengapa Penderita Hipertensi Tak Bisa Mendapatkan Vaksinasi Covid-19? Ini Penjelasannya 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Kontrol Hipertensi Selain dengan Obat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi