KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan pembuatan martabak manis dengan topping berlapis viral di media sosial, Jumat (12/2/2021).
Adapun topping yang ditaruh di atas adonan martabak manis yakni meses cokelat, keju parut, kacang bubuk, dan kental manis.
Alih-alih adonan diberi topping yang berlapis-lapis ini, maka martabak itu disebut Martabak Sultan.
Video berdurasi 59 detik ini diunggah oleh akun Twitter @txtdrkuliner.
"Abis makan amputasi kaki," tulis akun @txtdrkuliner dalam twitnya.
Baca juga: Viral Video Petugas SPBU Layani Pembelian BBM dengan Tandon Air
Hingga Sabtu (13/2/2021) sore, unggahan tersebut telah ditonton sebanyak lebih dari 540.100 kali dan telah disukai sebanyak 22.500 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Namun, sejumlah warganet merasa tidak nyaman dan cenderung ngeri melihat dosis gula yang ada dalam martabak manis tersebut.
"Investasikan masa tuamu dengan menghindari jajanan jajanan yang seperti ini. Regret won't recover your fault :)," tulis akun Twitter @Gerundelanku.
Baca juga: Viral, Video Banjir di Jalan Solo-Purwodadi, Ini Penjelasan BPBD Sragen
"Well gw team savory food jadi gak suka ama yg model ginian.. gak tau eneg, mual terlalu banyak gula sama lemak..apalagi itu keju dan butternya ampun kaga mau deh..meskipun gratis gw tolak.. klo martabak telor banyak dagingnsama mozarella berlebihan aja gw gak suka..yg standar aja," tulis akun @TuyulOnlinee dalam twitnya.
Baca juga: Viral, Video Fenomena Langit Berwarna-warni Disebut Pelangi Api, Apa Itu?
Baca juga: 10 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari Penderita Diabetes
Lantas, berapa banyak kebutuhan gula harian yang diperlukan oleh tubuh?
Dokter ahli gizi dr Tan Shot Yen tidak berkomentar banyak terkait viralnya pembuatan Martabak Sultan tersebut.
Ia mengingatkan bahwa menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) anjuran konsumsi gula per orang dalam sehari adalah 10 persen dari total energi atau 200 kkal saja.
"200 kkal ini setara dengan gula 4 sendok makan/orang/hari atau sekitar 50 gram/orang/hari," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/2/2021).
Baca juga: 6 Pemanis Pengganti Gula bagi Penderita Diabetes
Selain itu, Tan menjelaskan bahwa berdasarkan data penelitian Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2013, sebanyak 53,1 persen penduduk Indonesia yang berusia di atas 10 tahun, mempunyai kebiasaan mengonsumsi gula berlebih.
Sementara, menurut data United States Department of Agriculture (USDA), berdasarkan laporan penggunaan gula untuk penduduk Indonesia 2018, asupan gula penduduk Indonesia sebanyak 11,47 kg per orang per tahun, atau 32 gram per orang per hari.
Angka tersebut sangat tinggi dan melampaui dari anjuran harian yang disebutkan oleh Kemenkes.
Baca juga: Dari Gula hingga Keturunan, 11 Mitos Kanker yang Jangan Lagi Dipercaya
Tidak ada tanda kelebihan gula
Tan juga mengatakan bahwa tidak ada ciri-ciri khusus remaja atau orang dewasa muda yang telah kelebihan gula.
"Enggak ada. tidak semua orang kecanduan punya gejala kan? Tahu-tahu badannya menggemuk. Diabetes. Penyakit metabolik beberapa tahun lagi ke depan," kata dia.
Ia menjelaskan, metabolik sindorm adalah klaster atau kumpulan gejala yang meliputi hipertensi, gula darah tinggi, obesitas, kenaikan lemak darah (trigliserida dan kolesterol) yang merupakan faktor risiko terjadinya stroke dan serangan jantung.
"Dan di populasi, 50 persen penderita diabetes tidak sadar dan tidak tahu bahwa dirinya diabetes," lanjut dia.
Tan menambahkan, mereka yang telat sadar terkena diabetes biasanya baru akan ketahuan ketika melakukan check up dari kantor, terjadi gatal-gatal yang tidak kunjung sembuh, siklus haid berantakan, sering kesemutan, atau hendak operasi.
Baca juga: Viral Unggahan Penambahan Gula Pasir pada Sampo Bikin Kulit Kepala Bersih dan Sehat, Benarkah?
Gula tersembunyi
Perlu diketahui, ada gula tersembunyi yang terdapat pada sejumlah makanan dan bahan makanan.
"Kebayang gula yang juga ada di kecap, kue, roti, jajanan, pangan kemasan, yogurt, dan masih banyak lagi," katanya lagi.
Ia menjelaskan, contoh gula tersembunyi yakni pada kemasan diberi nama lain yang biasanya berakhiran dengan "-ol", seperti manitol, sorbitol, xylitol, dan lainnya.
Baca juga: Simak, Berikut Jenis Makanan yang Baik dan Buruk untuk Penderita Diabetes
Gula tersebunyi juga dapat diimbuhi dengan madu yang mengandung fruktosa, seperti gula aren, gula merah, dan lainnya.
"Istilah 'sirup jagung' atau high fructose corn syrup yang sebenarnya produk olahan pabrik," lanjut dia.
Lantaran penggunaan gula sudah hampir dilakukan di setiap pembuatan makanan, Tan mengimbau kepada masyarakat bahwa sudah seharusnya kita semua memulai segala sesuatu dengan aturan, seperti adanya kontrol, kepatuhan, dan sanksi.
Termasuk memberlakukan sugar tax seperti negara-negara lain.
Baca juga: Benarkah Penderita Diabetes Harus Hindari Makanan Manis dan Gula?
Godaan minuman pemanis
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah konsumsi minuman manis yang sedang booming di kalangan muda.
Dilansir dari Mount Alvernia Hospital, ada 7 minuman nge-hits yang digandrungi anak muda, namun dengan dosis gula yang sangat tinggi.
1. Milk Tea with Pearls, mengandung 8 sendok makan gula.
2. Brown Sugar Milk Tea with Pearls, mengandung 18.5 sendok makan gula.
3. Mango Green Tea, mengandung 8 sendok makan gula.
4. Passion-fruit Green Tea, mengandung 8.5 sendok makan gula.
5. Winter Melon Tea, mengandung 16 sendok makan gula.
6. Jasmine Green Tea with Fruits, mengandung 8.5 sendok makan gula.
7. Avocado Tea with Pearls, mengandung 7.5 sendok makan gula.
Adapun ukuran 1 sendok makan setara dengan 5 gram gula.
Ukuran ini berkaitan dengan pembanding dari 1 kaleng ukuran reguler cola yang mengandung 7 sendok makan gula di dalamnya.
Baca juga: 8 Makanan dan Minuman yang Dapat Meredakan Radang Tenggorokan