Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penjara Guantanamo yang Akan Ditutup oleh Joe Biden

Baca di App
Lihat Foto
Penjara militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba. Gambar diambil pada 26 Januari 2017. (AFP via Yahoo)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana menutup penjara militer Guantanamo, yang dikaitkan dengan serangkaian tindak pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap tahanan di fasilitas itu.

Biden berupaya agar penjara yang terletak di Teluk Guantanamo, Kuba itu, bisa segera ditutup sebelum masa jabatannya berakhir.

Melansir Deutsche Welle, upaya penutupan penjara itu dimulai dengan penerbitan perintah peninjauan resmi oleh Gedung Putih pada Jumat (12/2/2021).

Sekretaris Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, pemerintah AS telah berniat menutup penjara itu setelah mantan Presiden Barack Obama menjanjikan hal tersebut pada Januari 2009.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi, niat Obama terhenti ketika Donald Trump terpilih sebagai Presiden pada 2017 silam.

Baca juga: Penjara Kontroversial Guantanamo Akan Ditutup, Biden Luncurkan Peninjauan

Sejarah Guantanamo

Melansir Britannica, kamp penahanan Teluk Guantanamo, disebut juga Gitmo, adalah penjara milik AS yang terletak di Pangkalan Angkatan Laut Teluk Guantanamo, yang terletak di pantai Teluk Guantanamo di Kuba tenggara.

Penjara itu dibangun secara bertahap mulai tahun 2002, dan digunakan untuk menahan anggota kelompok militan serta tersangka terorisme yang ditangkap oleh pasukan AS di Afghanistan, Irak, dan di tempat lain.

Keberadaan penjara Guantanamo mengundang kontroversi karena adanya dugaan pelanggaran hak hukum tahanan berdasarkan Konvensi Jenewa dan tudingan penyiksaan atau perlakuan kasar terhadap tahanan yang dilakukan oleh otoritas AS.

Sementara itu, meski pangkalan angkatan laut di Teluk Guantanamo berada di bawah kendali AS, tetapi secara teknis wilayah itu bukan wilayah Negeri Paman Sam.

Melansir Bridge Initiative dari Georgetown University, AS menyewa tanah tersebut dari pemerintah Kuba di bawah perjanjian paksa yang ditandatangani pada tahun 1903, setelah Perang Spanyol-Amerika tahun 1898.

Status hukum yang tidak pasti ini adalah salah satu alasan Teluk Guantanamo dipilih sebagai lokasi penahanan.

Hal itu memungkinkan Pemerintah AS untuk mengklaim bahwa individu yang ditahan di sana tidak berhak atas hak-hak tertentu yang dijamin berdasarkan hukum Amerika.

Bagian dalam penjara

Penjara Guantanamo terdiri dari beberapa kamp, yang semuanya berbeda dalam tingkat keamanan, transparansi, dan siapa yang dipenjara di sana.

Secara total, mereka yang dipenjara telah ditahan di 12 situs yang diakui publik, yang sebagian besar saat ini kosong.

Beberapa kamp yang paling terkenal dari penjara ini adalah Camp Iguana, Camp 7, Camp Echo, dan Camp X-Ray.

Camp Iguana awalnya dibuat untuk anak di bawah umur yang dipenjara di Guantanamo.

Camp 7 dibuat untuk menampung mantan narapidana situs gelap, dan keberadaannya tidak terungkap hingga akhir 2007. Hingga tahun 2020, tercatat ada lima belas pria yang masih dipenjara di Camp 7.

Camp Echo awalnya adalah "situs hitam" Central Intelligence Agency (CIA).

Sementara, Camp X-Ray adalah kamp pertama yang dibangun, dan sebagian besar terdiri dari sel yang terbuat dari pagar rantai.

Penjara termahal di Bumi

Melansir hasil riset Human Rights First, 10 Oktober 2018, tahanan pertama tiba di penjara Guantanamo pada 11 Januari 2002.

Sejak dibuka, 780 tahanan telah ditahan di sana. Pemerintahan Bush memindahkan lebih dari 500 tahanan keluar dari penjara, Pemerintahan Obama memindahkan 197, dan Pemerintahan Trump telah memindahkan 1 orang.

Hanya 40 tahanan yang tersisa, dengan lima orang dibebaskan untuk dipindahkan oleh semua badan keamanan nasional AS yang relevan.

Riset itu juga memperkirakan bawah penjara Guantanamo menghabiskan biaya sekitar 445 juta dollar per tahun untuk kegiatan operasionalnya.

Sementara itu, melanjutkan penggunaan penjara itu diprediksi akan menghabiskan biaya lebih dari 10 juta dollar per tahanan per tahun.

Angka tersebut jauh lebih besar ketimbang penjara federal atau penjara militer yang sebanding, yang "hanya" menghabiskan biaya sekitar 78.000 dollar per tahanan setiap tahun.

Oleh karena itu, Guantanamo telah disebut sebagai "penjara termahal di Bumi", dan karena infrastruktur yang memburuk, biaya kemungkinan akan meningkat jika penjara tetap dibuka.

Kejahatan kemanusiaan di Guantanamo

Pada 11 Januari 2021, Amnesti Internasional telah merilis laporan terbaru, yang menyoroti serangkaian kejahatan kemanusiaan yang telah dan masih berlangsung di penjara Guantanamo.

“Ini bukan hanya tentang 40 orang yang masih ditahan di Guantánamo, ini juga tentang kejahatan berdasarkan hukum internasional yang dilakukan selama 19 tahun terakhir dan terus menerus kurangnya akuntabilitas untuk mereka. Ini tentang masa depan juga, saat kita menuju peringatan 20 tahun serangan 9/11 dan berjuang untuk keadilan yang abadi,” kata Daphne Eviatar, Direktur Program Keamanan dengan Hak Asasi Manusia di Amnesti Internasional AS.

Laporan tersebut mendokumentasikan katalog pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap mereka yang ditahan di kamp.

Para korban penyiksaan ditahan dengan perawatan medis yang tidak memadai tanpa batas waktu dan tanpa proses hukum yang adil.

Transfer keluar dari fasilitas telah terhenti. Bahkan, mereka yang dibebaskan dari kamp itu masih tetap dipenjara selama bertahun-tahun.

Menurut Amnesti Internasional, penahanan di Guantanamo dimulai dari keputusan AS untuk membingkai respons terhadap serangan 9/11 sebagai "perang global melawan teror".

Dengan demikian, mereka mengabaikan perlindungan hak asasi manusia dalam mengejar pengumpulan intelijen.

Kejahatan di bawah hukum internasional, seperti penyiksaan dan penghilangan paksa, dilakukan terhadap tahanan, dan sengaja dilakukan di luar jangkauan pengawasan yudisial di fasilitas rahasia yang dioperasikan oleh CIA di negara lain atau di Guantanamo.

Salah satu tahanan Guantanamo

Berikut adalah kisah salah satu tahanan Guantanamo yang terdokumentasi dalam laporan yang dirilis oleh Amnesti Internasional:

Pada tahun 2002, di sebuah fasilitas penahanan di Thailand, Abu Zubaydah disimpan di sel yang diterangi cahaya halogen tanpa cahaya alami atau jendela.

Orang-orang yang menahannya mengenakan seragam hitam, sepatu bot, sarung tangan, balaclavas, dan kacamata. Pakaian itu tidak hanya untuk melindungi identitas mereka, tetapi juga untuk meningkatkan rasa isolasi yang dirasakan tahanan.

Tidak hanya itu, musik keras dan suara bising diputar sepanjang waktu untuk membuat Abu Zubaydah semakin merasa putus asa. Dia ditahan dalam keadaan telanjang dan dibiarkan kurang tidur.

Dari 18 Juni hingga 4 Agustus 2002, Abu Zubaydah menjalani 47 hari isolasi untuk mengacaukan keadaan mentalnya, sementara kasusnya dibahas di tingkat tinggi pemerintah.

“Lalu disusul jangka waktu sekitar satu bulan tanpa ada interogasi. Kemudian, sekitar dua setengah tahun atau tiga bulan setelah saya tiba di tempat ini, interogasi dimulai lagi, tetapi dengan lebih intens daripada sebelumnya,"

"Kemudian penyiksaan yang sesungguhnya dimulai. Dua kotak kayu hitam dibawa ke dalam ruangan di luar sel saya. Yang satu tinggi, sedikit lebih tinggi dari saya dan sempit. Ukurannya mungkin sekitar 1 m x 0,75 m dan tinggi 2 m. Kotak satunya lebih pendek, mungkin hanya setinggi 1 m,"

"Saya dipindahkan dari sel tahanan saya, dan salah satu interogator melilitkan handuk di leher saya. Mereka kemudian menggunakannya untuk mengayunkan saya berkeliling dan membenturkanku berulang kali ke dinding keras ruangan. Saya juga ditampar berulang kali
di muka. Karena kaki saya masih diborgol, semua tindakan itu menyebabkan belenggu di kaki saya ikut tertarik dan itu menyakitkan pergelangan kaki saya,"

Amnesti Internasional meyakini, Abu Zubaydah merupakan salah satu orang yang ditahan secara rahasia di Guantanamo pada tahun 2003 dan/atau 2004, ketika CIA mengoperasikan "situs hitam" di sana.

Laporan lengkap Amnesti Internasional tentang penjara Guantanamo, dapat diunduh pada tautan berikut:

USA: RIGHT THE WRONG: DECISION TIME ON GUANTÁNAMO

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi