Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Myanmar: Internet Dilumpuhkan, Kendaraan Lapis Baja Diterjunkan

Baca di App
Lihat Foto
DVB via AP
Tangkapan layar dari video yang direkam Democratic Voice of Burma (DVB), menunjukkan dua tentara bersenjata melintas dengan kendaraan lapis baja di jalan Yangon, Myanmar, pada Minggu (14/2/2021).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.COM - Sambungan internet di Myanmar telah aktif kembali Selasa (16/2) pukul 09.00 waktu setempat, setelah delapan jam dilumpuhkan selama aksi demonstrasi pengunjuk rasa melawan kudeta oleh Militer Myanmar.

Organisasi pemantau internet dari Inggris, NetBlocks, melaporkan, sambungan internet di Myanmar padam pada pukul 01.00 waktu lokal atau 18.30 GMT pada tanggal 15 Januari 2021 lalu.

Berdasarkan data dari NetBlocks, data jaringan secara real time di Myanmar, menunjukkan, dari yang semula konektivitas 100 persen, turun drastis dengan konektivitas hanya sebesar 14 persen.

Seluruh sambungan mati, termasuk surat elektronik maupun aplikasi perpesanan tidak dapat digunakan.

Gangguan ini datang setelah Militer Myanmar menerjunkan kendaraan lapis baja di jalanan kota untuk menakuti ribuan demonstran yang berunjuk rasa menentang kudeta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambungan internet baru hidup kembali delapan jam setelahnya, pada pukul 09.00 waktu lokal atau 2.30 GMT.

Dilansir dari theguardian.com, kendaraan lapis baja tersebut terlihat di jalanan Yangon, setelah itu koneksi internet dipadamkan saat aksi unjuk rasa bergulir.

Demonstran yang kebanyakan adalah pemuda memang menggunakan internet untuk mengorganisasi, mendokumentasikan protes mereka, termasuk aksi polisi yang menggunakan senjata peluru karet, bahkan amunisi.

Baca juga: Keempat Kalinya Akses Internet Myanmar Diblokir Junta Militer

Pernyataan Kedutaan

Perintah untuk membatasi sambungan internet ini telah diketahui dan sebelumnya Kedutaan Besar Amerika Serikat di Burma dan negara lain telah diperingatkan soal gerakan militer dan pemadaman internet tersebut.

Mereka pun bersama-sama memberikan pernyataan kepada militer Myanmar untuk menahan segala bentuk kekerasan.

Puluhan ribu demonstran sendiri turun ke jalan selama sembilan hari lebih dalam aksi unjuk rasa mereka melawan kudeta pada Minggu (14/2). Demonstran kembali berkumpul pada Senin (15/2) kemarin.

Banyak dari demonstran yang membawa gambar atau foto dari Aung Sun Suu Kyi dan meneriakkan 'berhenti menculik orang saat malam hari'.

Sementara pihak militer melakukan tindakan represif dengan menahan lebih dari 384 orang sejak kudeta.

"Saat ini, ketika masyarakat dunia sedang mengutuk kudeta ini, Min Aung Hlaing menggunakan seluruh alat untuk menyemai ketakutan," kata aktivitis Wai Hnin Pwint Thon.

Baca juga: Demo Myanmar Memanas, Militer Tembaki Massa, Kerahkan Kendaraan Lapis Baja

Suu Kyi Hadapi Pengadilan

Sementara itu, Aung San Suu Kyi akan menjalani pengadilan atas tuduhan yang diajukan terhadapnya terhadap junta militer yang baru dilansir dari Kompas.com, Senin (15/2).

Tuduhan dari militer yang menuduh adanya kecurangan pada pemilihan umum November lalu, yang memberikan kemenangan pada Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi.

Tak hanya Suu Kyi, Presiden Myanmar, Win Myint juga ditahan dan didakwa melanggar pembatasan virus corona karena keikutsertaannya pada acara kampanye bulan September lalu.

Suu Kyi dan Win Myint diperkirakan akan diinterogasi pada hari Selasa dan Rabu.

"Mereka dibawa ke pengadilan pada 16 dan 17 Februari 2021, dan akan diperiksa melalui video conference," tutur pengacara, Khun Maung Zaw.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi