Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Pertamina Ini Bikin Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO / GERALD HERBERT
Ilustrasi kilang minyak
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan video di media sosial yang memperlihatkan warga desa di Tuban, Jawa Timur ramai-ramai membeli mobil.

Diketahui kejadian tersebut berada di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Kades Sumurgeneng, Gihanto, membenarkan bahwa sejumlah warganya baru saja membeli mobil-mobil baru, hingga video pengiriman mobil tersebut viral di media sosial.

Baca juga: Video Viral Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil, Kades: Ada yang Beli 2 hingga 4

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia menuturkan, warga membeli mobil baru seusai mendapat uang ganti rugi lahan untuk proyek pembangunan Kilang Minyak Tuban atau New Grass Root Refinery (NGRR) di wilayah Kecamatan Jenu.

"Mereka membelinya dengan uang hasil penjualan atau ganti rugi tanah miliknya sendiri dari Pertamina dengan harga Rp 600.000-800.000 per meter," terang Gihanto.

Gihanto menambahkan, tercatat ada 180-an mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga sampai saat ini.

Tentang proyek Pertamina

Mengutip Kompas.com, Rabu (17/2/2021) total ada 821 hektar tanah di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang dibeli oleh PT Pertamina.

Rinciannya lahan warga sebanyak 384 hektar di Desa Wadung, Kaliuntu dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, lahan KLHK 328 hektar, dan lahan Perhutani 109 hektar.

Di atas lahan yang telah dibeli tersebut akan dibangun kilang minyak NGRR yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026. Pembangunan kilang minyak tersebut melibatkan Pertamina dan Rosneft asal Rusia.

Penandatanganan kontrak perjanjian antara dua perusahaan itu telah dilakukan lebih dari setahun yang lalu, tepatnya pada 28 Oktober 2019, di Moskow, Rusia.

Baca juga: Cerita di Balik Warga Desa di Tuban yang Ramai-ramai Beli Mobil Baru, Dapat Uang dari Mana?

Kapasitas produksi minyak

Proyek NGRR Tuban akan memproduksi bahan bakar minyak nasional yang berkualitas Euro V yang diklaim untuk meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional.

Kilang minyak di Tuban itu diperkirakan akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barrel per hari.

Dalam pertemuan dengan Delegasi Pertamia di Wisma Duta KBRI Moskow pada 29 Oktober 2019, Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M Wahid Supriyadi, menyampaikan apresiasi atas penandatanganan kontrak perjanjian terebut.

“Proyek ini adalah realiasi dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sochi, Rusia pada Mei 2016 dan Alhamdulillah setelah semua permasalahan dapat diselesaikan kedua pihak," kata Dubes Wahid.

Baca juga: Warga Desa di Tuban Jadi Miliarder Dadakan, Sedikit yang Buka Usaha hingga Sulit Ditemukan Warung Makan

Proyek sempat mangkrak

Mengutip laporan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mei 2020, proyek investasi di Tuban itu sempat termasuk dalam daftar Rp 708 triliun investasi mangkrak yang dicatat oleh BKPM.

Proyek Kilang Minyak Tuban dimiliki oleh PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yang merupakan usaha patungan antara Pertamina (55 persen) dan Rosneft PJSC (Rusia) (45 persen).

Menurut BKPM, sejak kerja sama antara Pertamina dan Rosneft terbentuk di tahun 2017, proyek pembangunan tertunda lama, salah satunya disebabkan kendala pembebasan lahan.

Padahal nilai proyek yang mangkrak itu tidak tanggung-tanggung, yaitu sebesar Rp 211,9 triliun.

Untuk mengatasi kendala tersebut, BKPM kemudian membentuk tim internal khusus untuk mempercepat penyelesaian masalah di Tuban.

Pada awal bulan Februari 2020, Kepala BKPM mengunjungi lokasi proyek tersebut untuk menyelesaikan negosiasi dengan masyarakat sekitar.

Baca juga: Soal Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil Baru, Kades: Saya Khawatir, Sedikit yang Buat Usaha

Warga menerima ganti rugi

Kisah warga yang sempat menolak menjual tanahnya juga disampaikan oleh Kades Sumurgeneng Gihanto, ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (16/2/2021).

"Dulu warga sempat menolak tanahnya dijual, sampai sekarang akhirnya bisa menerima, itu ceritanya panjang memang. Dulu sempat ada demo-demo juga," ungkap Gihanto.

"Tanggapan saya ya alhamdulillah, terkait pembelian mobil-mobil itu berarti dia kan mensyukuri yang dulunya menolak, sekarang sudah menikmati," katanya.

Dia mengungkapkan, rata-rata warga Desa Sumurgeneng mendapatkan uang ganti rugi lahan untuk proyek pembangunan kilang minyak sebesar Rp 8 miliar.

"Jadi warga itu ada yang terima sampai Rp 26 miliar. Paling banyak itu Rp 28 miliar," kata Gihanto.

Baca juga: 225 Kepala Keluarga Jual Tanah ke Pertamina, 176 Mobil Baru Tiba di Desa Sumurgeneng Tuban

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi