Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global: Studi Temukan Vaksin Pfizer dan Moderna Dapat Lindungi dari Varian Baru Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Vaksin Covid-19 saat vaksinasi tahap kedua untuk pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Vaksinasi Covid-19 hari ini menyasar kurang lebih 1.500 orang pedagang pasar Tanah Abang dari total 10.000 dosis.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejumlah negara di dunia masih melaporkan kasus baru infeksi Covid-19 di wilayahnya.

Melansir worldometers, Kamis (18/2/2021) pukul 05.30 WIB, virus corona SARS-CoV-2 telah menginfeksi 110.392.879 orang di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 85.286.047 orang telah dinyatakan sembuh dari infeksi dan virus telah menewaskan 2.438.851 orang di seluruh dunia.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap 2 Dimulai Hari Ini, Berikut Sasaran Penerima hingga Mekanisme Pendaftarannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun lima negara yang melaporkan kasus infeksi terbanyak di dunia adalah sebagai berikut:

1. Amerika Serikat

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia.

Kasus terkonfirmasi positif virus Covid-19 di negara ini mencapai 28.444.865 kasus, dengan 63.346 kasus baru harian.

Jumlah kematian tertinggi secara global juga terjadi di AS, dengan 502.023 orang dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi virus.

Sementara itu, negara ini mencatat sebanyak 18.576.601 orang yang positif Covid-19 telah sembuh.

Baca juga: FDA Amerika Serikat Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Corona Pfizer

2. India

Menyusul di posisi kedua, kasus positif Covid-19 di India juga terus merangkak naik, dengan dilaporkan terdapat 12.440 kasus baru dalam satu hari terakhir.

Sejauh ini, secara total kasus infeksi corona di India tercatat sebanyak 10.949.546 kasus.

Dari total tersebut, sebanyak 10.654.706 orang telah dinyatakan pulih dan virus SARS-CoV-2 telah menewaskan 156.038 orang di negara ini.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

3. Brasil

Brasil berada di posisi ketiga, di mana virus SARS-CoV-2 telah menginfeksi 9.978.747 orang di negara ini.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 8.950.450 orang telah sembuh dan 242.090 orang meninggal dunia akibat infeksi Covid-19.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

4. Rusia

Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Rusia terus naik, membuat negara ini berada di urutan keempat dengan kasus infeksi terbanyak di seluruh dunia.

Tercatat ada 12.828 kasus baru harian, sehingga total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Rusia sebanyak 4.112.151 kasus.

Dari total kasus infeksi yang ada, sebanyak 3.642.582 orang telah dinyatakan pulih dan 81.446 orang meninggal dunia.

Baca juga: Saat Rusia Memulai Vaksinasi Sputnik V di Moskow...

5. Inggris

Berada di urutan kelima, Inggris melaporkan 4.071.185 kasus positif infeksi virus corona, dengan 12.718 kasus baru dalam satu hari terakhir.

Dari total kasus terkonfirmasi positif, sebanyak 2.282.703 orang telah dinyatakan sembuh.

Adapun orang meninggal dunia akibat terinfeksi virus SARS-CoV-2 di Inggris dilaporkan sebanyak 118.933 orang.

Baca juga: Melihat Perbedaan Vaksin Buatan AS dengan Vaksin Buatan China, Ini Rinciannya...

Pfizer dan Moderna lindungi dari varian virus corona

Studi baru yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada Rabu (17/2/2021) mengungkapkan, vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dapat melindungi orang-orang dari varian virus corona baru, termasuk yang pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan, B.1.351.

Untuk penelitian ini, para peneliti di Pfizer dan University of Texas Medical Branch merekayasa versi virus secara genetis untuk membawa beberapa mutasi yang ditemukan di B.1.351.

Peneliti mengujinya terhadap sampel darah yang diambil dari 15 orang yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech sebagai bagian dari uji klinis.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona B1525 Ditemukan di Inggris, Berpotensi Mengkhawatirkan

Sampel serum darah menghasilkan aktivitas antibodi yang kurang menetralkan, ini masih cukup untuk menetralkan virus.

"Meskipun kami belum tahu persis tingkat netralisasi apa yang diperlukan untuk perlindungan terhadap penyakit atau infeksi Covid-19, pengalaman kami dengan vaksin lain memperlihatkan kemungkinan vaksin Pfizer menawarkan perlindungan yang relatif baik terhadap varian baru ini," kata Scott Weaver, Direktur Institute for Human Infections and Immunity di University of Texas Medical Branch dan penulis studi tersebut seperti dilansir dari CNN, 18 Februari 2021.

"Penurunan tingkat netralisasi terhadap varian Afrika Selatan sekitar dua pertiga. (ini) cukup kecil dibandingkan dengan variasi tingkat netralisasi yang dihasilkan oleh vaksin terhadap virus lain yang bahkan memiliki lebih banyak variabilitas dalam urutan proteinnya daripada SARS-CoV-2," lanjut dia.

Baca juga: Sama-sama Gunakan mRNA, Bagaimana Cara Kerja Vaksin Corona Pfizer dan Moderna?

Pfizer menyampaikan tidak ada bukti bahwa varian tersebut lolos dari perlindungan yang ditawarkan oleh vaksinnya.

"Namun demikian, Pfizer dan BioNTech mengambil langkah yang diperlukan, melakukan investasi yang tepat, dan terlibat dalam percakapan yang sesuai dengan regulator agar berada dalam posisi untuk mengembangkan dan mencari otorisasi untuk vaksin atau penguat mRNA yang diperbarui setelah strain yang secara signifikan mengurangi perlindungan dari vaksin diidentifikasi," ujar Pfizer dalam sebuah pernyataan.

Secara terpisah, tim di National Institutes of Health dan Moderna menerbitkan surat di jurnal yang sama, menguraikan temuan dari percobaan yang dilaporkan bulan lalu.

Peneliti juga melaporkan penurunan respons antibodi terhadap virus yang direkayasa secara genetik agar terlihat seperti varian B.1.351, tapi penurunan ini tidak cukup untuk membuat kerja vaksin menjadi kurang efektif.

"Meskipun ada penurunan (respons antibodi) ini, tingkat penetral dengan (varian yang ditemukan di Afrika Selatan) tetap di atas tingkat yang diharapkan dapat melindungi," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Peneliti tidak menemukan penurunan efikasi terhadap varian yang pertama kali terlihat di Inggris, dikenal sebagai B.1.1.7.

Baca juga: Menilik Varian B117, Mutasi Virus Corona yang Diyakini Lebih Mudah Menular

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Vaksinasi Covid-19 Tahap 2

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi