KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, media sosial ramai dengan perbincangan soal Warna dan bentuk kotoran atau tinja menunjukkan kondisi kesehatan tubuh.
Keramaian itu pertama muncul dari unggahan Meita Ucche melalui akun Twitternya @meitaucche.
Bagaimana hubungan warna feses/tinja dengan kondisi? Simak penjelasan dokter berikut ini!
Kondisi ideal
Dokter umum, Wahyu Tri Kusprasetyo, menjelaskan, benar bahwa kondisi kesehatan tubuh dapat diketahui melalui warna dan bentuk kotoran atau feses.
"Ya betul, kondisi serta fungsi suatu organ atau sistem organ bisa dilihat melalui bentuk dan warna feses. Terutama untuk sistem pencernaan," kata Wahyu, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/2/2021).
Baca juga: Kondisi Kesehatan yang Dapat Meningkatkan Risiko Terkena Covid-19
Ia menyebutkan, jika kondisi kesehatan baik, feses akan berwarna kecoklatan berbentuk lonjong, dengan teksturnya lembut sekaligus padat.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa ada kondisi-kondisi tubuh tertentu yang tidak dapat diidentifikasi melalui bentuk dan warna feses.
Untuk mengetahuinya, perlu diuji di laboratorium menggunakan alat bantu yang disebut bristol scale untuk membantu identifikasi feces.
"Secara kasat mata, kondisi feces yang sehat berwarna kecoklatan, berbentuk lonjong, dan memiliki tekstur yang lembut/padat. Akan tetapi untuk karakteristik lebih detail feces juga dapat diperiksa di laboratorium secara teliti," jelas Wahyu.
Oleh karena itu, ia mengingatkan, untuk melakukan pengecekan jika warna feses berwarna selain coklat.
"Penting, pengecekan secara kasat mata cenderung mudah dan dianjurkan terutama ketika sedang memiliki masalah kondisi kesehatan jangka lama," terang Wahyu.
Macam-macam bentuk kotoran
Dilansir dari Healthline, setiap orang memiliki keunikan dalam ukuran, bentuk, dan bau kotorannya, tetapi beberapa hal yang mengindikasikan kotoran yang sehat atau tidak sehat.
Rata-rata, orang dengan pencernaan sehat akan buang air besar antara dua hari sekali sampai tiga kali sehari. Kurang dari itu bisa menunjukkan kemungkinan sembelit.
Adapun macam-macam bentuk tinja dirangkum dari Healthline, meliputi:
Tipe kelereng
Bentuknya berupa gumpalan kecil yang keras dan terpisah yang terlihat seperti kacang. Feses ini sulit untuk dilewati anus. Biasanya menandakan sedang sembelit. Ini seharusnya tidak sering terjadi.
Wahyu menambahkan bahwa bila terjadi kondisi feses tipe kelereng selama lebih dari 2 minggu, maka harus segera periksa ke dokter.
"Apabila feses berbentuk seperti kotoran kambing yaitu bulat kecil-kecil dan muncul dalam waktu lebih dari 2 minggu, segera periksakan ke dokter," kata Wahyu.
Tipe ulat
Berbentuk lonjong dan menggumpal. Menunjukkan kecenderungan gejala sembelit atau sembelit ringan yang, sekali lagi, tidak boleh sering terjadi.
Tipe hot dog
Berbentuk lonjong dengan beberapa retakan di permukaan, agak lunak dan mudah dikeluarkan. Ini adalah merupakan bentuk kotoran normal.
Tipe ular
Bentuknya halus dan mudah keluar, seperti ular. Bentuk semacam ini dikategorikan sebagai kotoran normal yang perlu terjadi setiap satu hingga tiga hari.
Tipe Ameba
Bentuknya gumpalan kecil-kecil, tetapi lembut dan mudah untuk dilewati. Gumpalan ini memiliki tepi yang jelas. Feses dengan bentuk ini menunjukkan tubuh kekurangan serat, seperti sereal atau sayuran.
Tipe lembek
Berbentuk halus dan lembek dengan ujung tidak rata. Feses ini menandakan diare ringan. Upaya untuk mengembalikan bentuk feses kembali normal, dapat dilakukan dengan minum lebih banyak air dan jus buah
Tipe cair
Bentuknya sangat berair tanpa potongan padat. Feses ini menandakan tubuh sedang mengalami diare. Kotoran akan keluar dengan sangat cepat dan jadi penanda kotoran yang tidak sehat.
Warna kotoran
Masih dari Healthline, terdapat 5 warna utama feses yang menjadi penanda utama adanya gangguan kesehatan pada tubuh, yaitu:
Hitam
Jika sebelumnya mengonsumsi licorice, suplemen zat besi, atau obat bismut (seperti Pepto-Bismol), dapat menjadi penyebab tinja berwarna hitam.
Akan tetapi, bila belum pernah mengalaminya, kotoran hitam bisa menjadi tanda pendarahan di saluran pencernaan bagian atas. Warnanya sebenarnya ialah merah, tetapi karena butuh beberapa saat untuk turun melalui anus, warnanya jadi lebih tua dan lebih gelap.
Hijau
Warna hijau dinilai cukup normal, tetapi ketika warnanya berubah dari coklat menjadi hijau penuh, berarti ada beberapa kemungkinan.
Pertama, konsumsi makanan hijau seperti bayam. Atau kedua, tubuh tidak mengambil banyak bilirubin berwarna kecoklatan, karena memiliki lebih banyak garam empedu yang mengubahnya menjadi hijau.
Pucat, putih, atau seperti tanah liat
Jika kotoran berwarna terang seperti kapur, menjadi indikasi adanya kekurangan empedu.
Empedu merupakan cairan pencernaan yang berasal dari hati dan kantong empedu. Jika kotoran berwarna putih atau pucat, kemungkinan ada saluran yangtersumbat.
Akan tetapi, bisa juga karena efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat anti diare. Sebaiknya segera konsultasi dengan dokter bila mendapati kondisi semacam ini.
Merah
Kotoran berwarna merah biasanya dikaitkan dengan pendarahan, baik karena wasir atau pendarahan di saluran usus bagian bawah. Wahyu menjelaskan, pendarahan mungkin terjadi akibat wasir atau hemoroid yang pecah.
"Selain itu feses yang bercampur darah segar juga bisa terjadi akibat hemoroid pecah atau perdarahan saluran cerna bawah sehingg perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter," tambah Wahyu.
Akan tetapi, tidak perlu langsung khawatir. Ada beberapa faktor yang tidak terlalu serius untuk perubahan warna merah. Misalnya mengkonsumsi makanan berwarna pekat, seperti buah bit, cranberry, gelatin merah, buah naga, atau jus tomat.
Kuning
Feses berwarna kuning, berminyak, dan bau biasanya merupakan tanda terlalu banyak konsumsi lemak. Ada juga kemungkinan gangguan malabsorpsi seperti penyakit celiac, di mana tubuh tidak menyerap cukup nutrisi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.