Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Asma: Gejala dan Faktor Risikonya

Baca di App
Lihat Foto
catinsyrup
Ilustrasi asma
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Asma menjadi salah satu penyakit kronis yang akan dialami penderitanya seumur hidup dan bisa menyebabkan kondisi yang serius bahkan mengancam jiwa.

Melansir lung.org, tidak ada obat untuk asma. Akan tetapi, dengan manajemen yang tepat, penderita asma dapat hidup normal dan sehat.

Asma merupakan penyakit paru-paru kronis yang membuat sulitnya pemindahan udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. 

Penyakit ini bisa menyerang semua usia.  

Seseorang dengan asma, saluran udaranya membengkak sehingga menjadi sangat sensitif terhadap beberapa hal yang dipaparkan lingkungan atau yang disebut pemicu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat penderita menghirup pemicu tersebut, saluran udara membuat lendir lebih banyak dan membengkak. Hal ini menyebabkan sulit bernapas.

Saat asma terkontrol dengan baik, maka akan mengalami sedikit gejala sepanjang hari dan dapat melakukan aktivitas.

Beberapa orang mempunyai asma yang sulit diobati atau tidak merespons baik terhadap kortikosteroid inhalasi.

Baca juga: 4 Gejala Baru Covid-19, dari Menggigil, Sakit Kepala, hingga Nyeri Otot

Gejala asma

Sebagian besar penderita asma mengalami gejala umum berupa sesak di dada, sesak napas, batuk, atau mengi.

Meskipun penyakit yang mengancam jiwa, asma dapat dikelola untuk meminimalkan gejala.

Anda dapat menemukan apa saja yang bisa pemicu asma dan menghindarinya.

Kombinasi genetika dan terpapar unsur tertentu di lingkungan menempatkan orang pada risiko terbesar terkena asma untuk pertama kali.

Faktor risiko

Faktor risiko paling umum yang menyebabkan asma yaitu mempunyai orangtua dengan asma, mengalami infeksi pernapasan yang parah saat kanak-kanak, memiliki riwayat alergi, atau terkena iritasi kimia tertentu atau debu industri di tempat kerja.

Riwayat keluarga
Jika mempunyai orangtua dengan asma, maka ada kemungkinan tiga hingga enam kali lebih besar terserang asma daripada seseorang yang tidak memiliki orangtua dengan asma.

Infeksi saluran pernapasan karena virus
Masalah pernapasan saat masa bayi dan anak-anak dapat menyebabkan mengi. Beberapa anak yang mengalami infeksi saluran pernafasan di mana ini mengembangkan asma kronis.

Alergi
Memiliki kondisi alergi, seperti dermatitis atopik (eksim) atau rinitis alergi (demam), merupakan faktor risiko untuk terserang asma.

Baca juga: Apa Bedanya Rematik dan Arthritis? Simak Gejala dan Perawatannya

Pajanan akibat pekerjaan
Jika Anda menderita asma, pajanan terhadap elemen tertentu di tempat kerja dapat menyebabkan gejala asma.

Bagi sebagian orang, paparan debu tertentu seperti debu industri atau kayu, asap dan uap kimia, serta jamur dapat menyebabkan asma berkembang untuk pertama kalinya.

Merokok
Asap rokok mengiritasi saluran udara. Perokok memiliki risiko tinggi terkena asma.

Anak-anak yang ibunya merokok selama kehamilan atau yang terpapar asap rokok juga lebih berpotensi menderita asma.

Polusi udara
Paparan polusi udara meningkatkan risiko asma. Mereka yang tumbuh besar atau tinggal di daerah perkotaan memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita asma.

Obesitas
Anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih besar terkena asma .

Meskipun alasannya tidak jelas, beberapa ahli menunjukkan peradangan tingkat rendah di tubuh yang terjadi dengan berat ekstra.

Pasien obesitas sering menggunakan lebih banyak obat, menderita gejala yang lebih buruk, dan kurang mampu mengendalikan asma mereka dibandingkan pasien dalam kisaran berat badan yang sehat.

Baca juga: 3 Gejala Varian Baru Covid-19 Afrika Selatan dan Brasil yang Muncul di India

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi