Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Virus Corona Bermutasi Tinggi Gabungan Dua Varian SARS-CoV-2

Baca di App
Lihat Foto
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris memiliki mutasi pada bagian receptor-binding domain, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel tubuh manusia
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Dua varian virus corona SARS-CoV-2diduga telah bergabung dan membentuk virus gabungan atau hybrid yang sangat mudah bermutasi.

Melansir NewScientist, Minggu (13/4/2021) virus tersebut hasil rekombinasi dari varian B.1.1.7 yang ditemukan di Inggris dan varian B.1.429 yang berasal dari California, Amerika Serikat.

Virus ini diduga menjadi penyebab atas gelombang kasus yang terjadi baru-baru ini di Los Angeles, karena virus ini membawa mutasi yang resisten terhadap antibodi.

Rekombinan ini ditemukan oleh Bette Korber di Los Alamos National Laboratory di New Mexico, dan dikemukakannya pada pertemuan yang digelar oleh New York Academy of Sciences pada 2 Februari.

Ia melihat bukti yang cukup jelas dari database genom virus Amerika Serikat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau terkonfirmasi, rekombinan ini menjadi yang pertama terdeteksi pada pandemi ini.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona B1525 Ditemukan di Inggris, Berpotensi Mengkhawatirkan

Banyak mutasi

Tak seperti mutasi biasa di mana perubahan terakumulasi satu per satu, seperti varian B.1.17 yang muncul, rekombinan ini dapat menyatukan banyak mutasi sekaligus.

Menurut Francois Balloux dari University College London, rekombinasi ini menjadi evolusi yang penting dan dianggap banyak orang sebagai awal mula SARS-CoV-2.

Rekombinasi ini bisa menyebabkan munculnya varian baru yang mungkin lebih berbahaya, meskipun belum jelas seberapa besar ancaman bahaya dari rekombinasi varian virus tersebut.

Belum jelas penularannya

Bette Korber dari Laboratorium Nasional Los Alamos mengatakan, ia hanya melihat satu genom rekombinan di antara ribuan urutan dan tak jelas apakah virus itu ditularkan orang ke orang atau hanya sekali ditularkan.

Rekombinasi umumnya terjadi pada virus corona karena enzim yang mereplikasi genom mereka cenderung terlepas dari untai RNA yang disalin dan kemudian bergabung kembali ke tempat yang ditinggalkannya.

Jika sela inang mengandung dua genom virus corona yang berbeda, enzim dapat berulang kali melompat dari satu ke yang lainnya, menggabungkan elemen yang berbeda dari setiap genom untuk membuat virus gabungan atau hybrid.

Baca juga: Studi Ungkap Mutasi Virus Corona Inggris Berlipat Ganda Setiap 10 Hari

Bisa lebih resisten

Sergei Pond dari University Temple Pensylvania, Amerika Serikat, mengawasi rekombinan dan membandingkan ribuan urutan genom yang diunggah ke dalam database.

Ia mengatakan masih belum ada bukti yang lebih luas soal rekombinasi ini.

"Peristiwa semacam ini dapat memungkinkan virus untuk menggabungkan virus yang lebih menular dengan virus yang lebih resisten," kata Korber dalam pertemuan di New York.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: NewScientist
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi