Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengelola Uang jika Dapat Miliaran Rupiah seperti Warga di Tuban

Baca di App
Lihat Foto
Tribunnews/Istimewa
Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil beramai-ramai.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sepekan terakhir, kisah mengenai satu desa yang mendadak tajir ramai dibicarakan publik.

Mereka adalah penduduk warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, yang baru saja mendapat miliaran rupiah setelah menjual tanah untuk lahan proyek kilang minyak Pertamina.

Dalam video yang banyak beredar di media sosial, terlihat deretan mobil baru yang datang secara bersamaan.

Tak tanggung-tanggung, jumlah mobil itu mencapai 176 unit.

Bahkan, tak sedikit warga langsung memborong dua hingga tiga mobil baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena saking banyaknya, mobil-mobil tersebut dibawa dengan truk trowing dan dikawal oleh polisi.

Baca juga: Proyek Pertamina Ini Bikin Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil

Jika kaya mendadak seperti warga di Tuban ini, bagaimana cara mengatur dan mengelola keuangan?

Finansial Planner Eko Endarto mengingatkan, mendapatkan kekayaan lebih mudah dibandingkan mempertahankan.

"Yang sering terjadi, orang tiba-tiba dapat uang gusuran, jual tanah, berarti kan mudah mendapatkannya, tapi untuk mempertahankannya dalam jangka waktu tertentu agak sulit," kata Eko kepada Kompas.com, Jumat (19/2/2021).

"Sehingga di sinilah pentingnya perencanaan dalam hal pengelolaan aset," lanjut dia.

Menurut dia, apa yang dialami warga di Tuban sebenarnya mengganti aset dari tetap menjadi cash.

Untuk itu, diperlukan rencana agar bisa mengubah aset cash menjadi tetap lagi, bahkan aset produktif.

Dengan demikian, aset tersebut tidak hanya digunakan untuk konsumtif.

"Misalnya, kan ada yang beli mobil, tetapi tidak bisa menyetir. Karena itu, harus dipikir dalam-dalam, karena kendaraan ini kan harganya terus turun," kata Eko.

"Jadi mau tidak mau mereka harus berpikir cari aset yang bisa meningkat harganya, bukan menurun," lanjut dia.

Baca juga: Cerita di Balik Warga Desa di Tuban yang Ramai-ramai Beli Mobil Baru, Dapat Uang dari Mana?

Ia mencontohkan, warga bisa menggunakan aset cash tersebut untuk membeli tanah lagi, membuat kontrakan, membangun ruko, atau mendirikan warung makan.

Sebab, jika daerah itu berpotensi maju, semua aset tersebut akan menguntungkan.

Prioritas

Eko juga menjelaskan, ada tiga prioritas utama saat mendapatkan 'rejeki nomplok'. Pertama, menyelesaikan utang bagi yang memiliki.

Kedua, menentukan gaya hidup.

"Kenapa? Dengan uang banyak itu tadi yang ditakutkan gaya hidup mereka meningkat. Masalahnya, kalau udah meningkat, biasanya turunnya susah," ujar Eko.

"Misalnya, sekarang sudah punya mobil, pasti besok-besok akan bicara beli mobil terus. Karenanya penting mengetahui seperti apa gaya hidup yang mereka putuskan," kata dia.

Ketiga, masa depan atau pengembangan aset mereka, seperti membeli tanah, membuka usaha, atau minimal membeli emas.

Baca juga: Video Viral Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil, Kades: Ada yang Beli 2 hingga 4

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi