Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Lebih dari 130 Negara Belum Mendapatkan Vaksin Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Vaksin Covid-19 saat vaksinasi tahap kedua untuk pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Vaksinasi Covid-19 hari ini menyasar kurang lebih 1.500 orang pedagang pasar Tanah Abang dari total 10.000 dosis.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, mengkritik distribusi vaksin Covid-19 dalam pertemuan tingkat tinggi PBB, Rabu (17/2/2021).

Ia menyatakan bahwa distribusi vaksin dinilai sangat tidak merata dan tidak adil. PBB mencatat terdapat 130 negara yang belum menerima satu dosis pun vaksin Covid-19.

"Pada saat kritis ini, keadialn vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan komunitas global," kata Guterres, dilansir dari The Guardian, Kamis (18/2/2021).

Baca juga: Jokowi: Vaksin yang Ada di Dunia Ini Menjadi Rebutan 215 Negara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksinasi global

Guterres menyerukan rencana vaksinasi global untuk menyatukan kekuatan demi memastikan distribusi vaksin yang adil.

Masih dari The Guardian, Ia meminta negara dengan kekuatan ekonomi utama dunia yang tergabung dalam G20, membentuk gugus tugas darurat untuk membuat rencana dan mengoordinasikan pelaksanaan dan pembiayaannya.

Satuan tugas ini harus memiliki kapasitas untuk memobilisasi perusahaan farmasi dan pelaku industri dan logistik utama.

Dalam pertemuan PBB, Jumat (19/2/2021), Guterres meminta 7 negara industri utama untuk memobilisasi sumber daya keuangan yang diperlukan. Ketujuh negara tersebut di antaranya Amerika Serikat (AS), Jerman, Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, dan Italia.

Baca juga: Update Covid-19 di Dunia 20 Februari: 111 Juta Orang Positif | Italia Selidiki Dugaan Vaksin Palsu

Distribusi

Guterres menyatakan, 10 negara yang telah mencapai 75 persen dari pasokan vaksin Covid-19 yang tersedia di dunia. Sementara negara lainnya sama sekali belum mendapat vaksin dosis pertama.

Sekitar 188 juta dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia, menurut database digital Our World in Data. Puluhan juta dari dosis tersebut telah diberikan ke Amerika Serikat, Cina, Inggris, dan Israel.

Untuk menanggulangi kesenjangan distribusi vaksin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat program Covax, sebuah proyek untuk membeli dan mengirimkan vaksin virus corona untuk negara termiskin di dunia, telah gagal mencapai tujuannya.

Dilansir dari CNN, program Covax sedang dijalankan untuk mengirimkan 2 miliar dosis vaksin ke negara-negara di bagian selatan dunia. WHO mengatakan Covax membutuhkan dana mencapai 5 miliar dollar AS pada 2021.

Baca juga: Pfizer-BioNTech Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Wanita Hamil

Kontribusi berbagai negara

Menaggapi permasalahan distribusi dan pendanaan vaksin, beberapa negara memberikan kontribusi dan sumbangsihnya. Seperti yang dilakukan oleh negara berikut:

1. Amerika Serikat

Setelah pengangkatannya, Presiden Joe Biden memutuskan bahwa AS kembali bergabung dengan WHO.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan bahwa pemerintahan Biden akan bekerja dengan mitranya di seluruh dunia untuk memperluas kapasitas produksi dan distribusi serta untuk meningkatkan akses vaksinasi Covid-19, termasuk untuk populasi yang terpinggirkan.

Ia mengumumkan bahwa pada akhir Februari AS akan membayar lebih dari $ 200 juta dalam kewajiban sebelumnya dan obligasi saat ini kepada badan PBB.

2. China

China akan menyumbangkan 10 juta dosis vaksin untuk di awal program Covax.

Baca juga: China Akan Sumbangkan 10 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Covax

China telah menyumbangkan vaksin kepada 53 negara berkembang termasuk Somalia, Irak, Sudan Selatan dan Palestina yang merupakan negara yang disoroti PBB.

Selebihnya, China juga telah mengekspor vaksin ke 22 negara lain. Pemerintah Beijing telah meluncurkan kerja sama penelitian dan pengembangan Covid-19 di lebih dari 10 negara.

3. India

Menteri urusan luar negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, juga mendorongan produksi vaksin skala internasional.

Dua jenis vaksin, salah satunya yang dikembangkan di India, telah mendapat otorisasi darurat dan sebanyak 30 calon vaksin sedang dalam tahap pengembangan.

Jaishankar mengumumkan pemberian 200.000 dosis vaksin untuk sekitar 90.000 penjaga perdamaian PBB yang bertugas di lusinan titik konflik di seluruh dunia.

Adapun Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, menyerukan gencatan senjata lokal di zona konflik untuk memperlancar distribusi vaksin Covid-19.

Baca juga: Negara Kaya Diperkirakan Akan Miliki Kelebihan 1 Miliar Vaksin Covid-19

Ia mengatakan lebih dari 160 juta orang berisiko tidak mendapat vaksinasi Covid-19, karena tinggal di negara-negara yang dilanda konflik dan ketidakstabilan, seperti Yaman, Suriah, Sudan Selatan, Somalia, dan Ethiopia.

Akan tetapi, ada juga perwakilan negara yang keberatan dengan upaya PBB membantu keadilan distribsi vaksin.

Salah satunya disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia.

Ia keberatan dengan alasan, kampanye ini melampaui mandat PBB untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi