Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Sebut Kasus Covid-19 di Indonesia Turun akibat PPKM, Epidemiolog: Tak Berdasar!

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersiap menyampaikan keterangan terkait perekonomian nasional di masa pandemi COVID-19 di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Airlangga mengatakan setelah pada kuartal II tahun 2020 ekonomi Indonesia terkoreksi 5,32 persen, dibutuhkan belanja minimal Rp800 triliun perkuartal ke berbagai sektor untuk mempersempit ruang pertumbuhan negatif. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, kasus infeksi virus corona di Indonesia mengalami penurunan hingga 17,27 persen dalam sepekan.

"Secara nasional, jumlah kasus aktif mengalami penurunan signfikan, yaitu minus 17,27 persen selama sepekan," kata Airlangga dalam konferensi pers daring, Sabtu (20/2/2021).

Ia menuturkan, PPKM dan PPKM mikro selama lima minggu terbukti menurunkan jumlah kasus aktif Covid-19 secara signifikan.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahkan, tren kasus aktif di lima provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur mengalami penurunan.

Menanggapi hal itu, epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan, klaim tersebut tidak berdasar.

Sebab, angka kematian di Indonesia dalam sepekan terakhir masih tertinggi di Asia Tenggara.

"Jadi klaim itu tak berdasar. Angka kematian merupakan indikator valid untuk melihat tingkat keparahan pandemi satu negara," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (20/2/2021).

"Kalau ada angka kematian, jangankan tiga digit, satu digit saja menunjukkan negara tersebut kebobolan dalam sistem deteksi dini kasus infeksi," sambungnya.

Baca juga: Masih Pandemi, Sampai Kapan Pembelajaran Jarak Jauh Dilakukan? Ini Penjelasan Kemendikbud...

Jumlah testing berkurang

Ia menambahkan, ada banyak sekali kasus positif di balik satu kematian akibat virus corona.

Karena itu, masih sangat jauh untuk mengatakan bahwa Indonesia telah mengendalikan pandemi Covid-19.

Menurutnya, penurunan kasus di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir karena jumlah testing berkurang tajam.

Baca juga: Simak, Berikut Tingkat Efikasi 7 Vaksin Covid-19

Jumlah pemeriksaan spesimen yang dilaporkan pemerintah bahkan merosot hingga di bawah 30.000 spesimen dalam sehari.

Pemeriksaan ini mundur seperti ke Agustus 2020, saat Jokowi menargetkan pemerintah memeriksa 30.000 spesimen per hari pada Juli 2020.

Dicky memaparkan, penurunan kasus Covid-19 akibat berkurangnya testing juga terjadi dalam skala global.

Baca juga: Melihat Perbedaan Vaksin Buatan AS dengan Vaksin Buatan China, Ini Rinciannya...

Fenomena semu

Bedanya, penurunan testing di Eropa dan Amerika Serikat karena situasi pandemi yang sudah membaik.

"Pola atau tren penurunan secara global dan regional memang terjadi akibat testing yang menurun. Kalau kita lihat tren, kontributor kasus testing selama ini kan AS dan Eropa," kata dia.

"Nah saat ini kondisi mereka membaik situasi pandeminya. karena itu testing mereka menurun karena sudah terkendali," lanjutnya.

Karena itu, ia menyebut penurunan kasus, baik skala global maupun nasional ini merupakan fenomena semu yang diakibatkan oleh rendahnya kapasitas testing tracing.

Baca juga: Curhatan Seorang Guru di Tengah Pandemi Corona...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografis: Mengenal Vaksin Nusantara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi