Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Laporkan Kasus Pertama Infeksi Flu Burung H5N8 pada Manusia

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi flu burung, avian influenza (H5N1)
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Rusia melaporkan adanya kasus pertama dari strain virus flu burung bernama H5N8 yang ditularkan dari unggas ke manusia.

Layanan Federal untuk Pengawasan tentang Perlindungan Hak Konsumen dan Kesejahteraan Manusia di Rusia, Rospotrebnadzor, juga telah melaporkan kasus pertama infeksi H5N8 di dunia itu ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (20/2/2021).

Rosprotrebnadzor pun mengungkapkan ada tujuh pekerja di sebuah peternakan unggas di selatan Rusia yang dipastikan terinfeksi flu burung.

Baca juga: Flu Burung Mewabah di Beberapa Negara, Bagaimana Pencegahannya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Reuters (20/2/2021), Kepala Kesehatan Konsumen dari WHO, Anna Popova, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari Rusia terkait infeksi H5N8 yang menular dari unggas ke manusia.

"Beberapa hari yang lalu (Rusia melaporkan kasus infeksi H5N8 pada manusia ke WHO), tepat saat kami benar-benar yakin dengan hasil kami," kata Popova.

Ia menambahkan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa strain H5N8 menular antar manusia.

Baca juga: Muncul di Palembang, Berikut Awal Mula Kasus Flu Burung

7 pekerja terinfeksi H5N8

Di sisi lain, tujuh pekerja di sebuah pabrik unggas di selatan Rusia telah terinfeksi strain H5N8 pada Desember 2020.

Popova menyampaikan, mereka yang terinfeksi virus saat ini dalam keadaan baik-baik saja.

"Situasi ini tidak berkembang lebih jauh/semakin memburuk," katanya lagi.

Baca juga: Belum Selesai Virus Corona, Flu Burung Kembali Merebak di China...

Belum ada tanda penularan antar manusia

Sementara itu, WHO di Eropa mengatakan, mereka telah diberi tahu oleh Rusia mengenai kasus infeksi H5N8 pada manusia dan mengakui hal ini akan terjadi jika dikonfirmasi menjadi yang pertama kalinya strain itu menginfeksi orang.

"Informasi awal menunjukkan bahwa kasus yang dilaporkan adalah pekerja yang terpapar kawanan burung. Mereka tidak menunjukkan gejala dan tidak ada penularan dari manusia ke manusia," ujar WHO.

Selain itu, pihaknya juga sedang berdiskusi dengan otoritas nasional untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan menilai apa saja dampak pada kesehatan masyarakat dari adanya infeksi ini.

Baca juga: Mengenal Kolibri, Satu-satunya Burung yang Bisa Terbang Mundur

Dikutip dari ABC (20/2/2021), Popova menyampaikan, penemuan mutasi ini ditemukan ketika strain itu belum memiliki kemampuan untuk menularkan antar manusia.

"Oleh karena hal itu, kita semua dan seluruh dunia masih ada waktu untuk bersiap menghadapi kemungkinan mutasi dan bersiap," ujar Popova.

Lebih lanjut, mayoritas infeksi flu burung yang menginfeksi manusia dikaitkan dengan kontak langsung dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi.

Meskipun makanan yang dimasak dengan benar dianggap aman.

Baca juga: Merebak Wabah Flu Burung, India Musnahkan Puluhan Ribu Unggas

Menjangkit di banyak negara

Sejumlah negara telah melaporkan wabah strain H5N8, seperti di Eropa, China, Timur Tengah, dan Afrika Utara dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, sejauh ini infeksinya hanya antar unggas saja.

Diketahui, strain flu burung lain yang dapat menular dari unggah ke manusia yakni H5N1, H7N9, dan H9N2.

Baca juga: China, Wabah Brucellosis, dan Asal-usul Penyebarannya...

Adapun wabah flu burung seringkali membuat peternak unggas membunuh unggasnya untuk mencegah penyebaran virus, dan menghindari negara pengimpor harus memberlakukan pembatasan perdagangan.

Biasanya sebagian besar kasus infeksi disebarkan oleh burung liar yang bermigrasi.

Sehingga negara produsen cenderung menyimpan unggasnya di dalam ruangan atau terlindung dari kontak dengan satwa liar.

Untuk mengatasi wabah ini, Institut Vektor Siberia menyampaikan, mereka akan mulai mengembangkan tes manusia dan vaksin untuk melawan H5N8 pada Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: Apa Itu Norovirus, Penyebab Wabah Diare yang Menyerang Warga di China?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi