Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menangani Ular yang Sering Masuk Permukiman Saat Banjir

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Ari Himawam
Ular Sanca Kembang sepanjang 3,5 meter yang diamankan petugas BPBD Kota Pekalongan Jawa Tengah.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, menyebabkan meningkatnya kejadian konflik manusia dengan binatang melata seperti ular yang sarangnya terendam air.

Dalam setiap peristiwa banjir, selalu ada laporan temuan ular di kawasan perumahan yang dilanda banjir.

Salah satunya diunggah oleh akun Facebook Tanto N di grup Yayasan Peduli Reptile & Fauna Indonesia pada Jumat (19/2/2021).

Ia menemukan ular dengan motif lorek di rumahnya saat banjir melanda, kemudian memasukkannya ke dalam sebuah botol air mineral.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana cara menangani ular saat menemukannya di rumah ketika banjir?

Penanganan ular

Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat, menjelaskan, ada sejumlah cara yang harus diperhatikan dalam penanganan ular liar yang masuk ke permukiman warga.

Jika ular belum tertangkap dan warga tidak yakin untuk mengamankannya, sebaiknya menghubungi tenaga terlatih seperti petugas pemadam kebakaran setempat atau kelompok penyelamat reptil.

Yang bisa dilakukan adalah menghubungi call center Indonesia Snake Rescue di nomor 0817-6800-446.

Akan tetapi, jika memang menanganinya sendiri, ketahui spesies ular tersebut, apakah berbisa atau tidak. Hal ini penting untuk mengetahui langkah pengamanan yang harus dilakukan.

Ketika sudah mengetahui spesies ular itu, pastikan ular dimasukkan dalam wadah sementara yang aman baginya dan bagi warga sekitar.

"Sebaiknya menggunakan botol galon air mineral atau botol besar air mineral yg diberi lubang," kata Aji saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: [HOAKS] Cara Penanganan Gigitan Ular Berbisa dengan Bawang Merah

Jangan simpan di tempat penyimpanan berupa plastik biasa. Selain mudah melar dan sobek, plastik biasa juga tidak memungkinkan masuknya udara untuk ular bernapas.

"Jangan dipapar panas matahari, (jika ular berbisa seperti kobra) jangan didekatkan mata anak-anak atau dewasa, karena semburan kobra bisa melalui lubang-lubang kecil," tambah Aji.

Untuk ular jenis phyton yang berukuran besar, Aji menyebutkan, tidak perlu menangkapnya dalam kondisi mulut terikat kain atau lakban.

"Mulutnya tidak perlu di lakban, masukkan saja langsung ke kantong atau sarung tanpa lakban di mulut," kata dia.

Jangan jadikan tontonan

Warga juga tidak disarankan menjadikan ular yang berhasil ditangkap itu sebagai mainan atau tontonan.

Hal ini akan membuat ular stress dan marah.

Jika sudah berhasil diamankan, maka warga bisa menghubungi tim penyelamat ular atau komunitas reptil terdekat untuk melepasliarkannya di alam.

Jika akan melepasnya sendiri, perhatikan lokasi pelepasan. Jangan lepaskan ular di tengah kerumunan warga, cari tempat yang jauh dari keberadaan warga.

"Lepas ular di sungai atau kali. Daerah aliran sungai adalah habitat satwa liar, makanan ular banyak di sekitar sungai," sebut Aji.

Akan tetapi, upayakan agar memilih sungai atau kali yang tidak berdekatan dengan rumah penduduk. 

"Jika di dalam kantong, buka ikatannya. Jika di botol, buka tutupnya," ujar Aji.

Sebelum dilepaskan, jika Anda menemukan ular dalam kondisi terluka atau tidak sehat, maka bisa untuk diobati terlebih dahulu.  

Perhatikan waktu pelepasan. Waktu pelepasan yang paling tepat, menurut Aji, saat sore atau senja. 

"Ular diurnal (aktif pada siang hari) akan cenderung langsung sembunyi, ular nokturnal (aktif di malam hari) akan bersiap bergerak cari mangsa," papar Aji.

Jika mendokumentasikan proses pelepasan, sebaiknya tidak perlu menyebutkan lokasinya, untuk menghindari praktik perburuan liar yang akan mengancam keberadaan ular itu sendiri. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi