Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Setujui Penelitian yang Gunakan Relawan untuk Diinfeksi Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.(the new york times)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Para peneliti di Inggris berharap dapat mempelajari berbagai hal baru mengenai bagaimana sistem kekebalan tubuh merespons virus corona.

Melansir Aljazeera, Jumat (19/2/2021), Inggris akan menjadi negara pertama di dunia yang mengizinkan adanya penelitian menggunakan relawan yang secara sengaja dibuat terinfeksi virus corona.

Penelitian ini diharapkan bisa membantu pengembangan vaksin dan perawatan, serta melibatkan 90 sukarelawan berusia 18 hingga 30 tahun.

Departemen Strategi Bisnis, Energi, dan Industri (BEIS) menyatakan, para relawan ini akan terpapar virus pada masa uji coba yang akan dilakukan selama satu bulan.

"Badan Etika Uji Klinis Inggris telah menyetujui penelitian tersebut yang akan menggunakan jumlah virus terendah yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi," demikian pernyataan BEIS.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuan awal penelitian tersebut adalah untuk memahami bagaimana virus menular di antara populasi.

Baca juga: Update Corona Global: Studi Temukan Vaksin Pfizer dan Moderna Dapat Lindungi dari Varian Baru Covid-19

Proses penelitian

Para relawan nantinya akan diberi paparan strain virus corona yang menyebar pertama kali di Inggris sejak Maret 2020.

Virus tersebut terbukti berisiko rendah pada orang dewasa yang muda dan sehat.

Sebelum uji coba dimulai, relawan akan menjalani screening untuk mengetahui potensi risiko kesehatan.

Mereka juga akan dikarantina dan dipantau selama 14 hari di Rumah Sakit Royal Free, London.

Sementara itu, mengutip NY Times,  pemberian paparan virus dilakukan dengan memberikan tetesan kecil virus melalui lubang hidung para relawan.

"Kami akan belajar banyak hal tentang imunologi virus," kata Peter Openhaw, seorang Profesor Imperial College London yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Dia mengatakan, studi tersebut akan dapat mempercepat, tidak hanya pemahaman tentang penyakit yang disebabkan oleh infeksi, tetapi juga mempercepat penemuan pengobatan baru dan vaksin.

Kepala ilmuwan di hVIVO, Andrew Catchpole, mengatakan, seperti halnya membuat vaksin baru yang membutuhkan waktu, demikian pula pembuatan partikel virus baru untuk menginfeksi manusia dalam penelitian ini.

Menurut dia, para peneliti membutuhkan tiga atau empat bulan untuk membuat varian virus corona di laboratorium sebelum mereka dapat mulai memasukkan tetesannya ke dalam hidung para sukarelawan.

Relawan dibayar 88 Euro per hari

Para relawan yang terlibat dalam studi ini nantinya akan dibayar sebanyak 88 euro atau sekitar Rp 1,4 juta per harinya selama masa penelitian berlangsung.

Mereka juga akan dipantau selama setahun.

Pemerintah telah menginvestasikan 33,6 juta euro atau sekitar Rp 571 miliar dalam penelitian yang bekerja sama antara Satgas Vaksin Inggris, Imperial College London, Royal Free London NHS Foundation Trust, dan hVIVO.

“Kami berharap studi ini menawarkan wawasan unik tentang bagaimana virus bekerja dan membantu kami memahami vaksin mana yang menjanjikan yang menawarkan kesempatan terbaik untuk mencegah infeksi,” kata Clive Dix, dari Satgas Vaksin.

Penelitian semacam ini sebelumnya telah digunakan untuk pengembangan pengobatan penyakit lain yakni malaria, kolera, dan flu.

Baca juga: Studi: Varian Baru Virus Corona Kemungkinan 30-70 Persen Lebih Mematikan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi