KOMPAS.com - Nissa Sabyan belum lama ini diisukan jadi orang ketiga dalam rumah tangga keyboardis Sabyan Gambus, Ahmad Fairus atau Ayus dengan istrinya, Ririe Fairus.
Akibat adanya rumor perselingkuhan tersebut, Ayus Sabyan digugat cerai oleh sang istri di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Utara.
Dugaan perselingkuhan Ayus dengan Nissa Sabyan juga dibenarkan oleh adik kandung Ayus sendiri, Fadhila Nova.
Baca juga: Viral Unggahan soal Pacar yang Posesif, Apa Penyebab dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
Lantas, apa pemicu orang bisa selingkuh? Bagaimana tips menghindari perselingkuhan?
Pemicu berselingkuh
Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Rose Mini Adi Prianto mengatakan, pemicu orang berselingkuh dapat bermacam-macam.
Namun demikian, dalam kasus ini, salah satu penyebabnya bisa karena pekerjaan yang dilakukan bersama dan dalam waktu yang intens.
"Sehingga lebih sering ketemu dengan teman se-profesinya dibandingkan dengan pasangannya sendiri," ujar Rose saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/2/2021).
Baca juga: Anggota Polri di Jawa Timur Disebut Terkenal Banyak yang Selingkuh, Apa yang Terjadi dan Mengapa?
Hal ini, lanjut Rose, layaknya pepatah Jawa yang berbunyi "Witing tresno jalaran soko kulino", yang berarti sering bertemu akhirnya memunculkan benih-benih cinta.
"Nah benih cinta yang muncul di sini terlarang menurut saya, karena si pria sudah punya pasangan, kecuali semuanya sudah free," imbuhnya.
Dikatakan Rose, saat keduanya melakukan kedekatan, mereka tidak menyadari bahwa hal itu bisa menimbulkan efek yang tidak baik.
Sebetulnya, manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
"Dengan akhlaknya itu bisa direm. Tetapi kadang-kadang hal itu tidak bisa terjadi karena remnya tidak kuat," pungkas dia.
Baca juga: Tagar #selingkuh Ramai, Apa Saja Penyebab Seseorang Bisa Berselingkuh?
Faktor internal
Sementara itu, psikolog klinis dari Personal Growth, Emanuel Radityo menjelaskan, terdapat faktor internal dan eksternal yang memicu perselingkuhan.
Pria yang akrab disapa Didit ini mengungkapkan bahwa faktor internal tadi berasal dari dalam hubungan pasangan tersebut.
"Mengenai bagaimana pola komunikasi mereka satu sama lain, hubungan secara emosional di dalam pasangan, keintinman dengan pasangan, sampai dengan komitmen antar pasangan," ucap Didit saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/2/2021).
Baca juga: Cerita Layangan Putus, Mungkinkah Pasangan Selingkuh Meski Seks Memuaskan?
Sehingga, ketika kualitas dari aspek-aspek di atas kurang terjaga, maka dapat menimbulkan ketidakpuasan di dalam kehidupan berpasangan.
Walhasil, kondisi tersebut membuat pasangan menjadi rentan.
"Karena tentunya sebagai seorang manusia, ketika tidak puas pasti memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhan diri kita agar merasa puas," imbuh Didit.
Baca juga: Ramai Galang Dana untuk Nikah dan Cicilan Motor, Ini Tanggapan Kitabisa
Faktor ekstrenal
Berikutnya, pemicu terjadinya perselingkuhan yakni berasal dari faktor eksternal.
Dalam hal ini, ruang lingkup pekerjaan, hubungan pertemanan, dan lainnya di luar pasangan, terkadang memberi ruang antar dua orang untuk menjalin atau membuat interaksi lebih intens.
"Dorongan dari dalam diri manusia (yang dipengaruhi oleh hormon-homon tubuh juga) terprogram untuk mengulangi hal-hal yang dapat membuat kita merasa senang, karena pasti kita menginginkan kenyamanan," kata Didit.
Baca juga: INFOGRAFIK: Apa Alasan Orang Selingkuh?
Sehingga, hal-hal seperti itu yang sering membuat seseorang sulit untuk berpikir logis atau mengendalikan diri.
Walaupun sejatinya, sudah tahu mana yang benar dan salah.
"Judgement seseorang terhadap situasi menjadi tidak optimal," papar dia.
Baca juga: Benarkah Impian yang Diceritakan Tidak Akan Terwujud? Ini Kata Psikolog
Tips menghindari perselingkuhan
Didit juga memberikan sejumlah tips agar hubungan rumah tangga bisa berjalan harmonis dan terhindar dari perselingkuhan.
Pertama, dengan membangun pola komunikasi yang terbuka.
"Misalnya dengan membahas hal yang bersifat emosional atau bahkan secara seksualitas," ujar Didit.
Kedua, yakni dengan membuat pola interaksi lebih berkualitas.
Hal tersebut dapat dilakukan misalnya membuat rutinitas untuk melakukan aktivitas yang intim secara emosional, seperti dating.
"Jangan lupa pentingnya kebutuhan secara biologis di dalam rumah tangga. Hubungan seksual yang berkualitas juga penting bagi masing-masing pasangan," katanya lagi.
Baca juga: Menurut Psikolog, Ini yang Akan Terjadi jika Seseorang Kecanduan Nonton Film Porno
Terakhir, Didit juga menyarankan sebisa mungkin menghindari interaksi yang mengarah pada pembicaraan personal atau intim dengan lawan jenis.
Selain itu, juga tidak memberikan kesempatan untuk berduaan.
"Seandainya ada dorongan-dorongan baik secara emosional atau seksual yang terpicu, bisa dibawa atau dialihkan ke rumah atau pasangan kita," pungkasnya.
Baca juga: Kenapa Tawuran Masih Kerap Terjadi? Ini Penjelasan Psikolog
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.