Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Gerd, Bagaimana Pola dan Menu Makan yang Dianjurkan Medis?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar trending topik soal GERD yang muncul di media sosial Twitter pada Minggu, (21/2/2021).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Media sosial tengah diramaikan mengenai kondisi Gerd yang disebut menimbulkan rasa dada panas, batuk, kembung, dan dapat kambuh jika penderita mengalami stres.

Salah satu yang mengunggah soal Gerd di Twitter yakni akun @dr_koko28.

"Sebagian pasienku yang GERD, gejalanya bertambah kalau mereka lagi mumet.

Kadang saran terapinya (selain obat dan mengatur pola makan) adalah kurangin jumlah jam pegang gadget. Juga kurangi interaksi dengan orang2 yang ruwet," tulisnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral Info Ashraf Sinclair Meninggal karena GERD, Ini Penjelasan Dokter

"Gastroesophageal Reflux Disesae ( GERD ) *
- Dada Panas
- Batuk
- Sering Sendawa
- kembung
.
Beli Omeprazole atau Lanzoprazole diminum Selama Sebulan insya Allah sembuh .. kalau ga konsul ke dokter Penyakit dalam yak .. saya penyitas GERD," tulis akun Twitter @GALONMUSK.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Benarkah GERD Jadi Penyebab Serangan Jantung?

Sejauh ini, topik Gerd telah dituliskan hingga lebih dari 10.500 sebutan oleh pengguna Twitter.

Tak hanya itu, Gerd dapat disembuhkan dengan mengatur makanan yang dikonsumsi dan pola makan bagi mereka yang sering kambuh.

Baca juga: Jangan Asal Makan, Kandungan Makanan Ini Dapat Picu GERD

Lantas, bagaimana mengatur pola makan dan menu makanan yang tepat bagi penderita GERD?

Apa itu Gerd?

Menanggapi hal itu, dokter ahli gizi, dr Tan Shot Yen menyampaikan, untuk mengetahui seperti apa pola makan yang tepat dan apa saja makanan yang sebaiknya dikonsumsi penderita Gerd, masyarakat harus memahami apa itu Gerd.

"Prinsipnya harus paham apa itu Gerd," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/2/2021).

Ia menjelaskan, dalam sistem pencernaan yang normal, makanan akan turun dari kerongkongan menuju ke perut.

Sedangkan manusia memiliki klep yang mencegah arus terbalik terjadi (dari lambung ke kerongkongan) yang disebut lower esophageal sphincter atau klep bagian bawah kerongkongan.

"Gerd bisa terjadi jika klep ini kendor atau tidak berfungsi sempurna," kata dia.

Baca juga: Viral Usus Besar yang Dipenuhi Gas, Ini Penjelasan Dokter

Tan mengungkapkan, ketidakberfungsian klep ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:

  • Kelebihan berat badan,
  • Kebanyakan makan,
  • Sekali makan dalam porsi sangat banyak
  • Membuat lambung kelewat penuh dan mendorong klep

Sehingga, dalam kurun waktu panjang, orang tersebut meski tidak makan pun, asam lambung dapat mendorong katup dan naik ke kerongkongan.

Ditambahkan dari Kompas.com (21/2/2021), penyebab lain yang memicu Gerd yakni makan makanan yang pedas-gorengan-produk susu, makan terlalu dekat dengan waktu tidur, efek samping obat tertentu, hernia hiatus, stres, dan terlambat makan.

Baca juga: 15 Makanan Ini Dipercaya Dapat Meningkatkan Kekebalan Tubuh, Apa Saja?

Upaya untuk membenahi Gerd

Karena banyaknya faktor penyebab dan dampak yang terjadi, Tan menjelaskan, ada beberapa tips untuk membenahi Gerd secara permanen.

Pertama, penderita sebaiknya tidak hanya simptomatik klasik (kurangi makanan berlemak, hindari makanan pedas, asam, dan lainnya), tetapi pahami dari penyebabnya.

Kedua, yakni dengan menurunkan berat badan.

Baca juga: Obesitas, Covid-19, dan Meningkatnya Risiko Kematian...

Ketiga, seorang penderita Gerd sebaiknya membiasakan setelah makan tidak rebahan atau tiduran, dan menatap ponsel terlalu lama.

Keempat, penderita sebaiknya memahami apa yang dibutuhkan oleh badannya untuk mempertahankan kesehatan, bukan sekadar ingin makan enak saja atau memanjakan lidah.

Kelima, terapkan konsep "Isi Piringku" yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setiap makan.

"Biasakan lauk ada yang berkuah dan hangat. Macamnya boleh soto atau sop. Dengan demikian lambung lebih nyaman, pencernaan lebih mudah dan asam lambung tidak begitu reaktif," katanya lagi.

Ia menambahkan, konsep "Isi Piringku" bagus sekali, namun harus diimbangi dengan cara olah yang betul.

Baca juga: 6 Gejala Asam Lambung dan Cara Meredakannya

Gerd sudah terasa menyakitkan

Hal yang perlu diperhatikan yakni ketika kondisi Gerd kambuh dan menimbulkan rasa sakit yang teramat sangat.

Tan mengimbau kepada masyarakat, terutama penderita Gerd, untuk betul-betul berhenti makan makanan penyebab Gerd dan faktor lainnya.

"Kalau memang sudah sakit banget, bahasanya bukan lagi mengurangi, tapi berhenti. Mengurangi itu berlaku buat orang yang tidak mau sakit dan belum punya gejala Gerd. Ibarat sudah diberi lampu kuning oleh tubuh," terang Tan.

Apabila seseorang sudah muncul tanda-tanda dan gejala atau lampu merah, seharusnya diperhatikan kondisi tubuhnya.

Baca juga: Selain Membuat Kulit Lebih Cantik, Ini Manfaat Tempe bagi Kesehatan

Jadwal makan untuk penderita Gerd

Selain itu, pengguna Twitter bernama Vania F Hutagaol, @vaniaflorensia, menuliskan jam makan untuk penderita Gerd.

"JAM MAKAN

Waktu itu jam makan diatur agar dia makan sering tapi porsinya ga terlalu banyak supaya ga mual.
06.00 - 07.00: sarapan (semakin pagi semakin baik)
09.30: ngemil
12.00: makan siang
15.30: ngemil
19.00: makan malam
21.00: ngemil (min sejam sebelum tidur)," tulis Vania dalam twitnya.

Terkait rincian jam makan itu, Tan menyampaikan bahwa jadwal makan seperti itu bisa direkomendasikan.

"Bisa (direkomendasikan). Tinggal apa yang dimakan, sarapan maksimal sudah selesai satu jam setelah bangun pagi," kata Tan.

Untuk jam ngemil, Tan menyarankan penderita Gerd untuk mencoba ubi rebus, otak-otak bikinan sendiri, siomay, dan lumpia basah kulit dadar, di mana cara mengolahnya dengan direbus.

Selain itu, penderita Gerd diimbau untuk menghindari makanan yang termasuk produk ultraproses.

Baca juga: Kenali Linea Nigra, Garis Samar yang Ada di Perut Perempuan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Makanan untuk Jaga Kesehatan Usus Besar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi