Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Joseph Bazalgette, Perancang Sistem Pembuangan Air Limbah

Baca di App
Lihat Foto
sciencemuseum.org.uk
Joseph William Bazalgette
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pandemi virus corona Covid-19 menjadi perhatian dunia dalam satu tahun belakangan ini. 

Bagaimana tidak, miliaran orang di hampir semua negara di dunia merasakan dampak adanya virus yang mulai menyebar dari China akhir 2019 lalu. 

Hingga Senin (22/2/2021) petang, dilaporkan sebanyak 112.027.570 orang terinfeksi virus corona dan 2.479.313 orang meninggal dunia, mengutip data Worldometers. 

Baca juga: Kolera: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah kolera

Sebelum pandemi virus corona, ratusan tahun sebelumnya, muncul wabah kolera yang menjangkiti dunia, termasuk di Inggris.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut kolera sebagai pandemi terlama di dunia dengan menginfeksi sekitar 2,9 juta orang setiap tahun, dan membunuh 95.000 jiwa. Penyakit ini menyerang di lebih dari 47 negara di seluruh dunia.

Kolera adalah penyakit infeksi dari usus yang dapat menyebabkan diare berat. Nama kolera berasal dari nama bakteri yang menjadi penyebab penyakit ini, yakni Vibrio cholerae.

Jika bakteri Vibrio cholera sampai masuk ke tubuh, akan mengeluarkan toksin atau sejenis racun yang dapat menyebabkan terperasnya cairan tubuh keluar dari badan lewat usus halus dan menimbulkan diare parah.

Baca juga: WHO Keluarkan Peringatan Regional Waspada Wabah Ebola di Kongo dan Guinea

Penyebab kolera

 

Dikutip dari Kompas.com (6/4/2020), Dr Ayustawati, PhD, dalam bukunya berjudul Mengenali Keluhan Anda (2013), menjelaskan, kolera biasa terjadi di daerah yang kesehatan lingkungannya tergolong tidak sehat.

Di antaranya tempat-tempat di mana orang tinggal berdesakan, situasi perang, bencana alam seperti banjir, dan saat banyak orang kelaparan. 

Selain itu, saluran limbah dan drainase di suatu wilayah juga berperan penting pada kesehatan warganya.

Baca juga: Antisipasi Kolera, Alasan Camat Hamparan Perak Tertibkan Peternak Babi

Seorang pria bernama Joseph Bazalgette menjadi orang yang paling berjasa dalam menangani pandemi kolera di tempat kelahirannya London, Inggris. Apa yang dia lakukan?

Dia merancang sistem pembuangan limbah, yang dinilai menjadi sumber maraknya penularan pandemi kolera di London. 

Awal kehidupan dan karir

Lahir dengan nama Joseph William Bazalgette, pada 28 Maret 1819, di sebuah rumah di Enfield, London.

Dilansir dari History.co.uk, ayahnya adalah pensiunan kapten Angkatan Laut Kerajaan Inggris.

Ibunya bernama Theresa Philo Pilton. Pasangan ini dikaruniai sembilan anak. Joseph satu-satunya anak laki-laki di antara delapan saudarinya.

Baca juga: Dilanda Perang, Wabah Kolera Serang Hampir 1 Juta Orang di Yaman

Pada usia 17 tahun, Joseph meninggalkan London untuk bekerja di Irlandia Utara.

Ia bekerja dan belajar pada insinyur sipil terkenal Irlandia, Sir John Benjamin MacNeill. Joseph pun memulai karirnya sebagai insinyur perkeretaapian. Dari pekerjaan itu, ia memperoleh banyak pengalaman dalam drainase lahan dan reklamasi.

Pada tahun 1842 ia mendirikan praktik konsultasi miliknya sendiri di Westminster, dekat pusat politik Inggris, yaitu Parliament Square. Wilayah yang ia pilih menguntungkan usahanya.

Pandemi kolera

Penyakit akibat virus kolera pertama kali terjadi di Inggris saat Joseph berusia 12 tahun.

Ketika Ratu Victoria naik takhta, hanya setengah dari bayi London yang hidup hingga ulang tahun kelima mereka. Harapan hidup bayi di perkotaan hanya 35 persen saat Joseph lahir. Angka ini turun menjadi 29 persen hanya dalam satu dekade.

Orang-orang mengira virus kolera menyebar melalui udara dan melalui bau. Ini merupakan kesalahpahaman yang fatal. Mereka belum sadar bahwa perantara utamanya adalah air.

Sistem pembuangan limbah kuno abad pertengahan tak dapat menampung kepadatan penduduk.

Akhirnya, limbah kotoran manusia mengalir melalui jalan-jalan dan mencemari sebagian besar pasokan air minum. Sanitasi buruk merupakan sumber dari penularan virus kolera yang membunuh 14.137 warga London.

Baca juga: 4 Salah Kaprah yang Bikin Wabah Virus Corona Kian Merebak

Proyek selokan terbesar

Dilansir dari BBC, pada 1856, dibentuk organisasi pertama yang mengawasi pekerjaan umum secara terpadu di seluruh kota, dan memilih Joseph Bazalgette sebagai kepala teknisi pertama dan satu-satunya.

Sistem pembuangan limbah yang dirancang oleh Joseph merupakan proyek teknik sipil terbesar di dunia pada saat itu.

Untuk menghindari penggalian setengah dari pusat kota London, Bazalgette mengusulkan tanggul besar di sepanjang Sungai Thames yang akan berisi pipa saluran pembuangan besar baru.

Saluran pembuangan tingkat yang lebih rendah ini akan menahan air kotor dari saluran pembuangan yang ada dan mengalihkannya ke pekerjaan pengolahan, dan pergi ke Sungai Thames yang pasang surut.

Tanggul yang dibangun diber nama Tanggul Albert dan Tanggul Victoria Pada 1870 tanggul ini telah dibuka.

Selama 16 tahun, Joseph membangun 82 mil (132 km) selokan intersep utama, 1100 mil selokan jalan raya, empat stasiun pompa, dan dua pekerjaan pengolahan.

Ia menghitung ukuran dan diameter terowongan yang dibutuhkan untuk membuang limbah setiap warga.

Baca juga: 3.000 Warga Zanzibar Terserang Kolera, 45 Tewas

Akhir proyeknya

Pada 1866, sebagian besar saluran pembuangan London terhubung ke jaringan yang dirancang oleh Joseph.

Tanggul Victoria, Albert dan Chelsea dibangun untuk menampung selokan besar yang mempersempit Sungai Thames sejauh 50 yard (45m) yang direklamasi lebih dari 52 hektar. Sistem rancangannya dapat menampung 1,8 miliar liter atau 420 juta galon air dan limbah.

Proyek Joseph telah menghabiskan 6,5 Juta Poundsterling untuk membangun atau memperbaiki saluran selokan sepanjang 1.300 mil di London. Pada 1885 bagian terakhir diselesaikan.

Joseph meninggal pada tanggal 15 Maret 1891. Ia meninggal di rumah Wimbledon-nya, pada usia 72 tahun.

Berkat sistem yang dirancang Joseph, Sungai Thames sekarang menjadi sungai metropolitan terbersih di dunia. Jasanya dapat dirasakan lebih dari seabad setelah proyek terakhir diselesaikan.

Karena dialah virus kolera, bersama dengan penyakit lain seperti tifus, sudah mereda dan sekarang menjadi bagian dari sejarah Inggris.

Baca juga: Jadi Ketua Dewas BPJS Ketenagakerjaan, Ini Kekayaan Achmad Yurianto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi