Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 25 Februari 2021: 113 Juta Kasus, 2,5 Juta Orang Meninggal | Vaksin Johson & Johnson Diklaim Efektif untuk Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/PalSand
Ilustrasi vaksin Covid-19, uji vaksin Covid-19 pada varian virus corona Afrika Selatan. Novovax dan Johnson & Johnson ujikan vaksin virus corona pada varian baru virus corona Afrika Selatan, hasilnya efikasi vaksin kurang efektif.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pandemi virus corona belum berakhir. Beberapa negara bahkan melaporkan kasus baru infeksi virus corona jenis baru.

Melansir worldometers, Kamis (25/2/2021) pukul 06.00 WIB, virus corona SARS-CoV-2 telah menginfeksi sebanyak 113.053.765 orang di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 88.651.596 orang telah dinyatakan sembuh dan virus telah menewaskan 2.506.006 orang secara global.

Baca juga: Waspada, Gejala Kehilangan Bau dan Rasa pada Pasien Covid-19 Disebutkan Bisa Bertahan hingga 5 Bulan

Adapun lima negara yang melaporkan kasus infeksi terbanyak di dunia sebagai berikut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Amerika Serikat

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia.

Kasus terkonfirmasi positif virus Covid-19 di negara ini mencapai 28.963.427 kasus.

Jumlah kematian tertinggi secara global juga terjadi di AS, dengan 517.151 orang dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi virus.

Sementara itu, negara ini mencatat sebanyak 19.305.908 orang yang positif Covid-19 telah sembuh.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

2. India

Menyusul di posisi kedua, kasus positif Covid-19 di India juga terus merangkak naik, dengan dilaporkan terdapat 17.106 kasus baru dalam satu hari terakhir.

Sejauh ini, total kasus infeksi corona di India tercatat sebanyak 11.046.432 kasus.

Dari total tersebut, sebanyak 10.736.433 orang telah dinyatakan pulih dan virus menewaskan 156.742 orang di negara ini.

Baca juga: Bukan China, Berikut 3 Negara yang Disebut Jadi Tempat Asal Virus Corona

3. Brasil

Brasil berada di posisi ketiga. Virus corona SARS-CoV-2 di negara berkembang ini telah menginfeksi 10.324.463 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 9.281.018 orang telah sembuh.

Sementara itu, dilaporkan sebanyak 249.957 orang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

Baca juga: Saat Rusia Memulai Vaksinasi Sputnik V di Moskow...

4. Rusia

Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Rusia terus naik, membuat negara ini berada di urutan keempat dengan kasus infeksi terbanyak di seluruh dunia.

Tercatat adanya 11.749 kasus baru selama satu hari terakhir.

Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Rusia sebanyak 4.200.902 kasus.

Dari total kasus infeksi yang ada, sebanyak 3.751.562 orang telah dinyatakan pulih dan 84.430 orang meninggal dunia.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona B1525 Ditemukan di Inggris, Berpotensi Mengkhawatirkan

5. Inggris

Berada di urutan kelima, Inggris melaporkan 4.144.577 kasus positif infeksi virus corona, dengan 9.938 kasus baru dalam satu hari terakhir.

Dari total kasus terkonfirmasi positif, sebanyak 2.666.466 orang telah dinyatakan sembuh.

Adapun orang meninggal dunia akibat terinfeksi virus SARS-CoV-2 di Inggris dilaporkan sebanyak 121.747 orang.

Baca juga: Melihat Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Telah Diumumkan, dari Pfizer-BioNTech hingga Sinovac

Klaim vaksin corona Johnson & Johnson aman

Sebuah tinjauan oleh Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menemukan bahwa satu suntikan vaksin virus corona yang dikembangkan Johson & Johnson (J&J) aman dan efektif.

Hal ini membuka jalan bagi perusahaan Belgian Janssen, untuk menjadi vaksin Covid-19 ketiga yang disahkan di AS.

Melansir BBC, vaksin ini akan menjadi alternatif yang hemat biaya dan dapat disimpan di lemari es sebagai pengganti freezer.

Baca juga: Waspada Phising, Modus Cara Melihat Siapa Saja yang Intip Profil Facebook

Pihak perusahaan mengklaim produk sangat efektif melawan penyakit parah.

Sejalan dengan hal tersebut, dokumen yang diterbitkan FDA menyimpulkan bahwa vaksin J&J mampu mengurangi penyakit yang bergejala dan parah.

Hasil uji coba vaksin yang dilakukan di AS, Afrika Selatan, dan Brasil menemukan kemanjuran vaksin terhadap kondisi terburuk dari virus mempunyai tingkat yang sama, tapi perlindungan secara keseluruhan lebih rendah di Afsel dan Brasil.

Hal tersebut lantaran varian virus Covid-19 menjadi dominan di dua negara tersebut.

Baca juga: Melihat Perbedaan Vaksin Buatan AS dengan Vaksin Buatan China, Ini Rinciannya...

Dengan mempertimbangkan kasus setidaknya 28 hari setelah vaksinasi, data menunjukkan lebih dari 85 persen efektif dalam mencegah penyakit serius, namun 66 persen efektif secara keseluruhan.

Khususnya, tidak ada kematian pada peserta yang telah menerima vaksin dan tidak ada peserta yang masuk rumah sakit setelah 28 hari pasca-vaksin.

Adapun pemerintah AS akan mengantisipasi pendistribusian setidaknya tiga dosis vaksin J&J dimulai minggu depan, jika menerima otorisasi darurat dari FDA.

Sementara itu, pihak perusahaan rencananya memberikan total 20 juta dosis pada akhir Maret.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografis: Mengenal Vaksin Nusantara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi