Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Penjual Bakso Beranak di Jepang Fasih Berbahasa Jawa, Ternyata Ini Ceritanya

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar unggahan penjual bakso beranak di Jepang fasih berbahasa Jawa
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dua buah video yang menampilkan adanya penjual bakso keliling di Jepang yang fasih berbahasa Jawa viral di media sosial TikTok. 

Video itu dibuat oleh akun TikTok @akulibra02 pada 24 dan 30 Januari 2021.

Dalam video terlihat banyak orang yang mengantre untuk membeli makanan yang diracik seorang perempuan dari dalam mobil.

Baca juga: Viral Video Tanggul Sungai Citarum Jebol, Bagaimana Kondisinya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekilas, perempuan yang mengenakan masker dan topi putih tersebut memang tampak seperti orang Jepang, karena kulitnya yang kuning bentuk mata yang sedikit sipit.

Namun ia bisa berbicara dalam bahasa Jawa ketika melayani pembeli yang ada di hadapannya.

Pengunggah pun berbicara dalam bahasa Jawa.

Video yang diunggah tanpa menggunakan musik, atau video asli bahkan sudah ditonton sebanyak 1,5 juta kali hingga hari ini.

Baca juga: Video Viral Driver Ojek Online Terobos Banjir, Ini Tanggapan Gojek dan Grab

Cerita pengunggahnya

Pengunggah diketahui merupakan seorang WNI asal Madiun, Jawa Timur, yang bekerja di Jepang dan tinggal di mes atau asrama di Prefektur Ehime.

Saat dihubungi Rabu (24/2/2021), pengunggah yang bernama Kukuh Setyawan menyebut ia tidak tahu ternyata video yang ia buat menjadi viral di TikTok.

"Sebelumnya saya juga enggak tahu sampai seviral ini, tahu pun baru 2 minggu kemarin. Ternyata sudah banyak yang repost," kata dia.

Kukuh mengaku itu adalah kali pertamanya membeli bakso pada Ibu Yani, perempuan yang meracik makanan dari di dalam mobil.

Bu Yani ternyata memang benar fasih berbahasa Jawa, karena ia berasal dari Jawa Timur.

"Tetapi sudah menetap di Jepang, karena suaminya (Pak Rusli) punya visa permanen di Jepang. Bu Yuni juga punya visa permanen, anak-anaknya juga. Jadi kalau dikata orang Jepang, iya, orang Indonesia pun juga iya," jelas Kukuh.

Baca juga: Viral Unggahan Modus Penipuan Nomor Telepon +1500888 Atas Nama BCA

Keuntungan untuk pembangunan masjid

Dari hasil obrolan dengan Pak Rusli, Kukuh menyebut pasangan suami-isteri ini hanya berdagang di akhir pekan, itu pun mereka tidak menetap di satu lokasi, melainkan keliling.

"Jadi sebulan sekali datang ke tempat (mes) saya, kalau beliau libur Sabtu-Minggu itu ke tempat-tempat lain yang ada anak magangnya di daerah Ehime sini. Dan biasanya juga dipanggil untuk acara Pormas di Universitas Ehime sama kalau ada acara Matsuri," ujar Kukuh.

Meski semua menu yang dijual merupakan menu makanan Indonesia, namun ada juga orang Jepang yang membelinya, apalagi ketika mereka sedang diundang di acara-acara tertentu.

Mengapa hanya berjualan di Sabtu dan Minggu, Kukuh menyebut keduanya memiliki pekerjaan lain, yakni sebagai karyawan di sebuah perusahaan di Jepang.

Sehingga bisa dibilang usahanya untuk berjualan makanan Indonesia ini bukan pekerjaan utamanya.

"Kata Pak Rusli kemarin, 30 persen dari penjualan itu disumbangkan untuk pembangunan masjid di Kota Matsuyama, jadi kita bisa sambil beramal di situ," aku Kukuh.

Baca juga: Viral, Kisah Pria Indonesia Dibayar Rp 90 Juta karena Editan Fotonya

Susah jumpai kuliner Indonesia

Kukuh pun mengaku begitu bersyukur dengan adanya Pak Rusli dan Bu Yuni yang berjualan makanan Indonesia di dekat tempat tinggalnya.

Hal itu karena sulit baginya untuk bisa menemukan makanan Indonesia di wilayah Prefektur Ehime.

"Susah sekali dijumpai (penjual makanan Indonesia di Ehime), ada pun jauh harus ke Osaka atau Tokyo misal, di sana ada restoran Indonesia. Nah, enaknya di sini kita yang didatengin, tinggal makan sepuasnya. Jadi enggak harus jauh-jauh ke luar kota, ongkosnya pun juga enggak murah," ungkap dia.

Baca juga: Resep Udon Kuah Topping Sukiyaki, Sarapan ala Restoran Jepang

Harga menu dalam rupiah

Di papan menu yang dipajang, terlihat Bu Yuni dan Pak Rusli menjajakan beragam menu makanan Indonesia, di antaranya:

  • Bakso beranak (840 Yen sekitar Rp 113.000),
  • Bakso bertelur (740 Yen sekitar Rp 98.000),
  • Ayam bakar (690 Yen sekitar Rp 92.000),
  • Tempe mendoan (160 Yen sekitar Rp 21.000),
  • Martabak telur (160 Yen sekitar Rp 21.000),
  • Lumpia (160 Yen sekitar Rp 21.000),
  • Kerupuk jengkol (450 Yen sekitar Rp 60.000).

Kukuh menyebut harga ini tergolong murah.

Sementara untuk urusan rasa, meski dibuat jauh dari tempat asalnya, menu-menu yang diracik oleh Bu Yuni sama saja dengan menu serupa yang ada di Tanah Air.

"Untuk rasanya sih sama. Tempe ya rasa tempe, bakso ya bakso seperti bakso rumahan biasanya," ujarnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Foto Ikonik Pengibaran Bendera AS di Iwo Jima Jepang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi