Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hasil Uji Klinis, Studi Ini Klaim Vaksin Pfizer Manjur 94 Persen

Baca di App
Lihat Foto
AFP/STEPHANE DE SAKUTI via DW INDONESIA
Malaysia rencananya akan mendapatkan 12,2 juta dosis vaksin Pfizer.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Studi besar dunia nyata pertama tentang vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech yang ditinjau secara independen menunjukkan bahwa suntikan itu sangat efektif dalam mencegah Covid-19.

Hingga kini, sebagian besar data tentang kemanjuran vaksin Covid-19 berada dalam kondisi terkontrol di tahap uji klinis.

Oleh krena itu, kebanyakan vaksin diliputi ketidakpastian tentang bagaimana hasilnya saat digunakan secara nyara.

Diberitakan Reuters, Kamis (25/2/2021), penelitian yang dilakukan di Israel menunjukkan, dua dosis suntikan Pfizer mengurangi gejala Covid-19 sebesar 94 persen di semua kelompok usia dan penyakit parah hampir mencapai angka yang sama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian tersebut memakan waktu dua bulan, menjadikannya sebagai salah satu studi paling cepat dan menyajikan sumber data yang kaya.

Studi terhadap sekitar 1,2 juta orang juga menunjukkan, satu suntikan vaksin Covid-19 57 persen efektif melindungi infeksi gejala setelah dua minggu.

Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong Tak Pakai Sinovac, AstraZeneca, Novavax, dan Pfizer

Studi itu diterbitkan dan ditinjau oleh rekan sejawat di New England Journal of Medicine pada Rabu (24/2/2021).

"Kami terkejut karena kami berharap bahwa dalam setting dunia nyata, di mana rantai dingin tidak dijaga dengan sempurna dan populasinya lebih tua serta lebih sakit, Anda tidak akan mendapatkan hasil sebaik yang Anda dapatkan dalam uji klinis terkontrol," demikian kata peneliti senior dalam studi itu, Ran Balicer.

Dia mengatakan, vaksin Pfizer terbukti efektif dalam sub-kelompok yang sangat berbeda, yaitu tua maupun muda.

Selain itu, pada orang-orang yang tidak memiliki penyakit penyerta dan mereka yang memiliki sedikit penyakit penyerta.

"Kami berhasil dan vaksinnya bekerja dengan baik di dunia nyata,” kata dia.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh produsen obat AS Pfizer dan BioNTech Jerman itu efektif melawan varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Inggris atau yang dikenal sebagai B.1.1.7.

Para peneliti mengatakan mereka tidak dapat menyebutkan tingkat kemanjuran tertentu, tetapi varian virus tersebut merupakan yang dominan di Israel pada saat penelitian.

Baca juga: Pfizer-BioNTech Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Wanita Hamil

Meski demikian, penelitian itu tidak menjelaskan bagaimana suntikan Pfizer melawan varian lainnya, seperti yang sekarang dominan di Afrika Selatan.

Sementara itu, varian Afrika Selatan telah terbukti mengurangi kemanjuran vaksin lain.

Melansir Business Today, Kamis (25/2/2021), varian Afrika Selatan atau B.1.351 diperkirakan langka di Israel pada saat ekstraksi data.

Hal ini yang menyebabkan tidak ada data yang bisa dibuat tentang kemanjuran vaksin Pfizer terhadapnya.

Studi mengungkapkan estimasi efektivitas vaksin dalam mencegah kematian adalah 72 persen setelah dosis pertama, dan rawat inap berkurang 92 persen.

Vaksinasi Israel

Masih dari Reuters, dari 9 juta orang di Israel, hampir setengahnya telah menerima dosis pertama vaksin dan sepertiga penduduk telah menerima dosis kedua sejak peluncuran pertama pada 19 Desember 2020.

Hal itu menjadikan Israel sebagai lokasi utama untuk studi nyata tentang kemampuan vaksin membendung pandemi.

Studi tersebut meneliti sekitar 600.000 orang yang divaksinasi terhadap kelompok kontrol berukuran sama dari orang yang tidak divaksinasi.

Para peneliti di Harvard TH Chan School of Public Health, Harvard Medical School, dan Boston Children's Hospital juga berkolaborasi.

Sebelumnya, pada tahun lalu, studi Clalit Research Institute menemukan bahwa dua dosis efektif 95 persen.

Baca juga: Update Corona Global 11 Februari 2021: 107 Juta Positif, 2,3 Juta Orang Meninggal | Jepang Buang Jutaan Dosis Vaksin Pfizer karena Jarum Suntik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi