Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Geisha dan Dandanan Khasnya, Mengapa Wajah Dirias Putih?

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/Vinsky2002
Ìlustrasi geisha Jepang
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Dalam rangka merayakan ulang tahun pernikahan yang kedua dengan Reino Barack, Syahrini mengunggah foto dengan riasan ala Geisha pada Minggu (28/2/2021).

Selebriti Indonesia ini bersanding dengan pasangannya mengenakan pakaian khas Jepang. 

Geisha merupakan ikon budaya Jepang. Sosok Geisha menampilkan gambaran perempuan yang pandai dalam seni rupa, menari, menyanyi, memainkan alat musik shamisen, memiliki tata krama makan, dan tutur kata yang lembut.

Foto Syahrini mendapat berbagai komentar dari warganet, terutama soal riasan ala Geisha.

Baca juga: Dandan Ala Geisha, Wajah Syahrini Buat Salah Fokus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Geisha menjadi ikon budaya Jepang? Mengapa riasannya identik dengan cat putih yang menutupi seluruh wajah?

Sejarah Geisha

Dilansir dari Jpninfo.com, Geisha telah ada sejak awal 600 M. Mereka tampil sebagai penghibur dan teman minum.

Akan tetapi, tampilan ikonik yang kita lihat saat ini mulai populer pada abad ke-17.

Secara tradisional, mereka Geisha tampil untuk dan menjamu bangsawan Jepang yang kaya, dan mencapai status mereka setelah proses pelatihan yang melelahkan yang memakan waktu bertahun-tahun.

Terdapat hierarki dalam dunia Geisha. Geisha dengan kasta tertinggi biasanya tinggal di Gion Kobu, Pontocho, distrik Kamishichiken di Kyoto.

Sebelum menjadi Geisha, semua perempuan harus menjadi Maiko selama bertahun-tahun sebelum mencapai pangkat yang lebih tinggi dari seorang Geisha.

Pada masa itu, jadi hal yang umum bagi perempuan untuk mulai berlatih menjadi Maiko pada usia 15 tahun.

Mereka diajari cara menari, bernyanyi, memainkan alat musik, dan cara berbicara dan menghibur pelanggan.

Pada masa terkelamnya, kelompok Geisha pernah dianiaya, dipenjara, atau dipekerjakan sebagai selir. Di masa kini, komunitas Geisha profesional tradisional telah melewati semua itu.

Kini, mereka lebih menawarkan pertunjukan seni dan tradisi khas Jepang.

Cat putih seluruh wajah

Bedak putih yang melapisi seluruh wajah dan leher, jadi karakteristik riasan Geisha. Lapisan putih ini membuat warna merah pada bibir dan warna hitam pada rambut lebih mencolok.

Asal muasal riasan unik ini bermula pada Periode Heian (794 hingga 1185 M), di mana budaya China masih sangat berpengaruh di Jepang.

Salah satunya di bidang kecantikan. Pekerja seks di China memakai riasan putih tebal agar terlihat lebih baik dalam cahaya, terutama jika mereka tampil atau menghibur bangsawan.

Sebagian besar kerja mereka dilakukan pada malam hari. Pencahayaan zaman dahulu tidak sebagus sekarang. Hanya ada api dan cahaya dari lilin.

Pekerja seks China dan Geisha memakai riasan putih untuk menciptakan tampilan porselen, agar ekspresi wajah lebih menonjol yang bisa terlihat jelas. Sangat penting bagi wajah mereka untuk terlihat dan dikenali.

Praktik ini dapat dikatakan tidak lagi relevan untuk zaman sekarang, di mana sumber cahaya melimpah dari lampu dan kecanggihan teknologi lainnya.

Akan tetapi, Geisha modern masih melanjutkan tradisi ini, disertai dengan aspek tradisional penampilan Geisha, seperti kimono dan aksesoris lainnya.

Berdandan ala Geisha

Ada langkah atau tata cara dalam menggunakan riasan Geisha.

Mai-ko.com, situs yang menyoroti budaya dan seni di Jepang, merangkum cara berdandan ala Geisha, meliputi:

  • Mengoleskan lapisan lilin yang tebal pada kulit telanjang. Lapisan ini akan meleleh oleh kehangatan tangan dan ditekan ke wajah dan leher. Ini berfungsi untuk menghaluskan pori-pori dan mencegah keringat.
  • Alis dibuat dengan pasta khusus yang disebut tsubushi. Nantinya alis dicat dengan pigmen merah dan hitam. Beberapa Geisha bahkan mencukur alisnya, agar lebih mudah merias wajah.
  • Oleskan bedak putih. Bedak tersebut berbentuk bubuk putih atau merah muda yang dapat dicampur dengan air untuk mendapatkan bentuk pasta kental.
  • Olesankan riasan putih dengan kuas datar lebar dan kemudian ratakan dengan spons riasan berukuran besar.
  • Gunakan pewarna merah muda untuk pembentukan wajah, khususnya area hidung dan mata.
  • Buat garis lusus, dari kantung mata ke pipi. Untuk tampilan sehari-hari, Geisha menggunakan dua garis yang disebut eriashi. Sedangkan untuk acara-acara khusus, mereka membentuk tiga garis yang disebut sanbonashi, yang dicat dengan stensil khusus.
  • Gunakan eyeliner hitam dan maskara, yang ditempatkan di atas riasan merah di sekitar mata. Terkadang lipstik merah juga digunakan di sekitar mata. Akan tetapi, Maiko tahun pertama kemungkinan tidak diizinkan menggunakan maskara.
  • Terakhir, pakai lipstik merah atau di Jepang disebut beni.

Khusus Maiko tahun pertama (kecuali distrik Pontocho), warna merah hanya dapat diaplikasikan pada bibir bawah.

Untuk Maiko dan Geiko lainnya, kedua lapisan bibir dicat. Bibir dicat lebih kecil dari yang sebenarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi