Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ini Menunjukkan Fakta Pencemaran Udara di India akibat Plastik

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock
Ilustrasi sampah plastik mencemari pantai.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sampah plastik jadi musuh besar bagi pemerhati lingkungan hidup.

Sifatnya yang sulit menterurai, berpotensi mencemari tanah dan laut. Apalagi, jika sampah plastik tidak didaur ulang atau diolah menjadi barang yang lebih berguna.

Dilansir dari The Guardian, Jumat (26/2/2021), data terbaru menunjukkan bahwa plastik juga menambah polusi udara di kota-kota, terutama di India.

Dugaan awal

Selama beberapa tahun, para peneliti mencari tahu mengapa Delhi lebih rentan terhadap kabut asap tebal dibandingkan kota-kota dengan udara tercemar lainnya seperti Beijing.

Data dari penelitian tersebut mengaitkan partikel klorida kecil di udara yang membantu pembentukan tetesan air.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara umum, partikel klorida biasanya ditemukan di dekat pantai, karena semprotan laut.

Akan tetapi, udara di Delhi dan di pedalaman India mengandung lebih banyak partikel klorida dari yang diperkirakan.

Baca juga: Studi: 710 Juta Ton Sampah Plastik Akan Menumpuk di Bumi pada 2040

Awalnya, peneliti menduga pencemaran udara ini akibat pabrik ilegal di sekitar Delhi, yang mendaur ulang alat elektronik dan yang menggunakan asam klorida kuat untuk membersihkan dan memproses logam.

Pabrik ilegal itu tak dapat dipungkiri menjadi bagian dari masalah polusi udara, tetapi data terbaru telah mengungkapkan fakta lain.

Baru-baru ini, Nature.com merilis data partikel aerosol yang terkandung dalam emisi klorin di India.

Singkatnya, analisis ini memeriksa proses kimiawi dan fisik yang kompleks serta mekanisme yang mendasari berkurangnya visibilitas udara di Delhi, yang memiliki konsekuensi negatif besar pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Data polusi

Peneliti melihat polutan lain yang meningkat pada saat yang sama dengan partikel klorida.

Jejak kimiawi ini cocok dengan sampel pembakaran plastik atau pembakaran sampah rumah tangga yang mengandung plastik.

Jumlah klorida yang besar ini diperkirakan menjadi penyebab sekitar setengah dari kejadian kabut asap Delhi.

Baca juga: Deposit Botol, Cara Norwegia Atasi Sampah Plastik...

Berdasarkan data IQAir.com, indeks kualitas udara di Delhi pada Minggu (28/2/2021) pukul 17.30 sebesar 115. Artinya, udara di Delhi tidak sehat untuk kelompok rentan.

Sementara, pada Kamis (25/2/2021), indeks kualitas udaranya mencapai 186 yang berarti tidak sehat.

Pembakaran sampah plastik

Masih dari The Guardian, di negara-negara berpenghasilan rendah, sekitar 90 persen sampah berakhir di tempat pembuangan terbuka atau dibakar di udara terbuka.

Jika membakar plastik, produk berbasis minyak tersebut akan menghasilkan asap hitam dalam jumlah yang banyak.

Dengan menggunakan data kandungan sampah dari seluruh dunia, peneliti dari London's King's and Imperial Colleges memperkirakan, jelaga dari pembakaran sampah plastik terbuka, memiliki dampak pemanasan global yang setara dengan 2 persen sampai 10 persen emisi global karbondioksida.

Plastik yang dibakar juga menghasilkan dioksin dalam jumlah besar dan polutan beracun lainnya yang dapat bertahan dalam rantai makanan.

Baca juga: Selain Jadi Bahan Bakar Pabrik Tahu, 4 Cara Lain Kelola Sampah Plastik

Insinerator limbah modern di Inggris dan Eropa berusaha keras untuk mengurangi emisi beracun ini, tetapi tidak ada jaminan atau perlindungan untuk limbah plastik yang dibakar di rumah atau di tempat terbuka.

Insinerator merupakan alat pengelolaan limbah yang menyerupai tungku perapian.

Masalah pembakaran sampah di kota-kota India tidak berakhir di situ. Peneliti dari Universitas Manchester, James Allan, mencoba mengambil bagian dalam penelitian terbaru di India.

Ia meneliti klorida tambahan yang dapat mendorong reaksi kimia antara polutan udara yang berbeda.

Penelitian ini termasuk menelaah penambahan lapisan ozon di permukaan bumi di seluruh India. Ia juga menghitung, dampak polusi yang telah menurunkan hasil bumi di India sebesar 20 persen hingga 30 persen.

Pengelolaan limbah yang baik perlu menjadi prioritas, tetapi menghilangkan polusi plastik juga memerlukan pemikiran ulang tentang produksi dan penggunaan plastik global.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 4 Cara Kelola Sampah Plastik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi