Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Ingatkan Covid-19 Bisa Jadi Endemik, Apa Bedanya dengan Pandemi?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi pandemi corona (Covid-19)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Michael Ryan, mengatakan, Covid-19 kemungkinan tidak akan pernah sepenuhnya hilang.

Hal itu disampaikannya saat konferensi pers virtual WHO, pada Rabu (24/2/2021).

"Penting untuk menjelaskan hal ini. Virus ini mungkin hanya menjadi virus endemik lain di komunitas kita, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," kata Ryan.

Apa maksud dari virus endemik? Apa perbedaannya dengan pandemi?

Beda jangkauan wilayah

Perbedaan pandemi dan endemik bukan ditetapkan berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, tetapi sejauh mana penyakit itu menyebar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Health.com, Minggu (28/2/2021), endemik merupakan kehadiran konstan atau prevalensi suatu penyakit atau infeksi yang biasa terjadi dalam suatu wilayah geografis.

Sementara, pandemi adalah epidemi yang telah menyebar di beberapa negara atau benua, serta menjangkiti banyak orang.

Adapun epidemi merupakan peningkatan mendadak jumlah kasus suatu penyakit, lebih dari yang diperkirakan untuk populasi di daerah itu.

Singkatnya, sebuah pandemi adalah epidemi yang telah melakukan perjalanan internasional. Dengan kata lain, pandemi hanyalah epidemi yang lebih besar dan lebih luas.

Hingga saat ini, Covid-19 masih ditetapkan seabgai pandemi. Virus, yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 ini telah menyebar ke 188 negara dan wilayah.

Worldomaters mencatat, per Senin (1/3/2021) pukul 7.16 WIB, kasus Covid-19 telah mencapai angka 114.670.438 kasus.

Baca juga: Menyebar hingga 118 Negara, Virus Corona Ditetapkan WHO sebagai Pandemi Global

Penetapan istilah pandemi

Melansir Healthline, pada Februari 2020, WHO bermaksud untuk berhenti menggunakan istilah pandemi, dan organisasi tersebut juga telah berhenti menggunakan pendekatan enam fase untuk mengklasifikasikan pandemi.

Akan tetapi, Direktur Jenderal WHO tetap memilih kembali istilah tersebut dengan alasan masalah kesehatan masyarakat seputar penyebaran virus corona dikategorikan baru secara global.

Pada 2017, Pusat Kontrol dan Pencegahan Wabah (CDC) merilis Kerangka Interval Pandemi, yang secara umum selaras dengan tahapan pandemi WHO.

Meskipun fase WHO dan kerangka CDC menggambarkan pandemi flu, tahapan tersebut berguna untuk memahami bagaimana otoritas kesehatan menanggapi keadaan darurat kesehatan global, termasuk Covid-19 saat ini.

Kerangka interval pandemi menurut CDC, meliputi:

  1. Investigasi: Pejabat memantau kasus flu baru pada manusia atau hewan dan menilai risiko virus menjadi pandemi.
  2. Pengakuan: Setelah jelas bahwa virus dapat menyebar secara luas, pejabat kesehatan masyarakat fokus pada perawatan pasien dan pengendalian penyebaran penyakit.
  3. Inisiasi: Virus menyebar dengan mudah dan untuk waktu yang lama.
  4. Akselerasi: Saat penyebaran semakin cepat, petugas kesehatan masyarakat menggunakan intervensi komunitas seperti membatasi jarak fisik dan penutupan sekolah.
  5. Deselerasi: Jumlah kasus baru terus menurun, dan petugas kesehatan masyarakat dapat mengurangi intervensi masyarakat.
  6. Persiapan: Saat gelombang pertama mereda, petugas kesehatan memantau aktivitas virus dan mengamati gelombang sekunder.

Baca juga: Apa Itu Pandemi Global seperti yang Dinyatakan WHO pada Covid-19?

Kemampuan prediksi

Dalam konferensi pers WHO, Ryan menyebutkan, Covid-19 bisa terus ada, baik di seluruh dunia atau di lokasi atau lokasi geografis tertentu.

Dalam istilah yang paling umum, perbedaan besar antara epidemi atau pandemi, dengan virus endemik adalah kemampuan memprediksi.

Melansir The Verge, Minggu (7/2/2021), Direktur Pusat Modeling Matematika Modeling Infeksi Virus di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Graham Medley menjelaskan bahwa ketakutan akan kebaruan dan ketidakpastian sering dipasangkan dengan epidemi atau pandemi, tetapi belum tentu virus endemik.

"Bagi kebanyakan orang, perbedaan antara penyakit epidemik dan penyakit endemik adalah tidak diketahuinya risiko suatu penyakit epidemik," ujar Ryan.

Ia mengatakan, jika virus baru yang menyebabkan Covid-19 tidak dapat dibendung atau dibasmi, kemungkinan virus tersebut akan berakhir sebagai virus endemik.

Meski demikian, jika Covid-19 benar-benar menjadi virus endemik, tidak ada cara untuk mengetahui saat ini di mana sebaran wilayahnya, serta tingkatan penyakitnya.

Baca juga: Pandemi Berakhir 17 Agustus, Yakin?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pandemi Covid-19. Arti Zona Merah, Oranye, Kuning, dan Hijau

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi