Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklon Tropis Tak Sebabkan Hujan Ekstrem di Jakarta, Ini Penjelasan Lapan

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi siklon tropis
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS. com - Pada 23 Februari, terdeteksi adanya bibit siklon tropis yang berpotensi menjadi siklon tropis di Samudra Hindia, selatan Nusa Tenggara.

Bibit siklon ini bergerak ke barat, dan melalui sejumlah wilayah di Indonesia.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi bibit siklon ini dapat menjadi bibit siklon tropis dan menyebabkan intensitas hujan lebat disertai angin di hampir seluruh wilayah Pulau Jawa.

"Kami khawatir bibit siklon ini dapat berkembang dalam 24 jam dalam probabilitas menengah hingga tinggi menjadi siklon tropis yang bergerak ke arah Barat," kata dia, seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, ternyata siklon tropis yang diidentifikasikan sebagai 98S ini hanya menyebabkan hujan intensitas sedang di Jakarta, bukan hujan ekstrem yang menyebabkan banjir.

Pusat Sains dan Teknologi Antariksa (PSTA) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) menyampaikan analisis akan fenomena tersebut.

Baca juga: BMKG: Sebagian Besar Pulau Jawa Diguyur Hujan Deras 3 Hari ke Depan

Penjelasan Lapan

Peneliti PSTA Erma Yulihastin menjelaskan, faktor utama yang menyebabkan terjadinya hujan ekstrem di Jakarta adalah keberadaan Cross Equatorial Northerly Surge (CENS).

CENS ini bisa diperkuat atau juga dilemahkan oleh faktor lain, seperti siklon tropis, fluktuasi cuaca Madden Julian Oscalliation (MJO), dan lain sebagainya.

"CENS tunggal juga menimbulkan hujan ekstrem, seperti banjir tahun 2013," ujar Erma, Minggu (28/2/2021).

Sementara pada kasus yang terjadi kemarin, pada 24-25 Februari 2021, siklon tropis 98S sebenarnya sudah bergerak ke arah barat.

Akan tetapi, saat bersamaan, angin dari utara yang berasosiasi dengan CENS mulai terbentuk dan kekuatannya memuncak pada 26 Februari 2021.

Ketika itu, pada 26 Februari 2021 memang terjadi hujan pada dini hari di Jakarta.

Akan tetapi hujan yang dihasilkan hanyalah hujan ringan, bukan hujan ekstrem.

"Untuk kasus saat ini CENS diperkuat oleh TC (siklon tropis), tapi tidak lantas membuat makin ekstrem ke hujan, karena ternyata keberadaan TC ini membuat angin utara terlampau kuat sehingga bergerak cepat ke selatan," kata Erma. 

Baca juga: Mengapa Ada Hari Tanpa Bayangan? Ini Penjelasan BMKG

Angin kencang

Dampak dari fenomen tersebut, yakni angin kencang yang sempat dilaporkan terjadi di Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (26/2/2021) lalu.

"(Angin tersebut) membuat konvergensi di darat (pesisir utara) tidak terjadi secara persisten, karena anginnya lekas geser ke selatan lagi dan menimbulkan konvergensi di laut selatan Jawa," ujar dia.

Akhirnya, tidak ada hujan yang turun dalam kapasitas ekstrem di Jakarta pada 26 Februari lalu, meskipun siklon tropis tengah melanda wilayah tersebut.

Di akhir pemaparan, Erma menyebutkan hal pasti yang akan membuat CENS mengakibatkan hujan ekstrem.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi