Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Virus Corona di Indonesia dan "Kado" Masuknya Strain B.1.1.7

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Satu tahun yang lalu, tepatnya pada 2 Maret 2020, Indonesia pertama kali melaporkan kasus virus corona penyebab Covid-19.

Ketika itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan dua kasus pertama virus corona di Indonesia.

"Orang Jepang ke Indonesia bertemu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi kala itu di Istana Kepresidenan, Jakarta.

"Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," kata Jokowi lagi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itu merupakan awal perjalanan panjang Indonesia dalam perang melawan pandemi Covid-19.

Hingga saat ini, Indonesia telah melaporkan 1.347.026 kasus positif Covid-19 dengan 36.518 kematian dan 1.160.863 pasien sembuh.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Sudah Masuk Indonesia, Ini Informasi Lengkapnya...

Awal pandemi

Di awal masa pandemi, pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Meski demikian, warga diminta tetap produktif dari dalam rumah.

"Dengan kondisi ini saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah inilah saatnya bekerja bersama-sama saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong," kata Jokowi dikutip dari Antara, 15 Maret 2020.

Pada 31 Maret 2020, bertempat di Istana Bogor, Jokowi resmi mengumumkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020.

Baca juga: Satgas Covid-19 Tidak Sarankan Penggunaan Strap untuk Masker, Apa Solusinya?

Setiap daerah dapat mengajukan penerapan PSBB yang nantinya disetujui oleh Menteri Kesehatan RI.

Kemudian, dalam rapat terbatas pada 18 Juni 2020 di Istana Merdeka, Jokowi menegaskan jajarannya untuk bekerja lebih dari "biasa-biasa saja" mengacu kepada situasi darurat pandemi Covid-19.

Ia mengatakan belanja kementerian, salah satunya Kementerian Kesehatan tergolong rendah padahal anggaran sebesar Rp 75 triliun sudah disediakan.

Jokowi juga mengancam akan melakukan reshuffle kabinet.

Baca juga: Strain B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Ini Penjelasan Satgas Covid-19

Ramai kalung antivirus corona

Dilansir DW, pada awal Juli 2020, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) merilis produk kalung Eucalyptus yang diberi nama "Kalung Antivirus Corona''.

Kalung berisi Eucalyptus (kayu putih) ini diklaim dapat berpotensi membunuh virus corona penyebab Covid-19.

Kalung ini pun menuai tanggapan beragam dari berbagai pihak. Mentan Syahrul Yasin Limpo menyatakan siap memproduksi massal kalung tersebut.

Baca juga: Diklaim sebagai Antivirus Corona, Apa Manfaat Eucalyptus?

Kenaikan kasus Covid-19 pun dilaporkan di berbagai tempat. Pada 9 Juli 2020, Indonesia mencatat kasus harian 2.657 kasus positif.

Dari angka tersebut diketahui sebanyak 1.262 kasus dari Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito pada akhir Novermber 2020 mengatakan semakin marak timbul kluster baru Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.

Baca juga: INFOGRAFIK: Manfaat Eucalyptus yang Diklaim Bisa Jadi Antivirus Corona

Vaksin Sinovac

Pada 7 Desember 2020, Indonesia menerima 1,2 juta dosis vaksin Sinovac buatan China. Kemudian pada 31 Desember 2020 Indonesia kembali menerima 1,8 juta dosis vaksin Sinovac.

Pada 11 januari 2021 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya resmi memberikan izin darurat penggunaan vaksin tersebut.

Berdasarkan evaluasi BPOM menunjukkan efikasi (kemanjuran) vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen.

Baca juga: Melihat Perbedaan Vaksin Buatan AS dengan Vaksin Buatan China, Ini Rinciannya...

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin corona.

Bertempat di Istana Negara, Jokowi disuntik vaksin Sinovac pada Rabu (13/1/2021), pukul 09.42 WIB oleh Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan Prof. Abdul Muthalib.

Selain Jokowi, Panglima TNI, Kapolri, Ketua IDI, tokoh agama, dan juga influencer turut mengikuti vaksinasi ini.

Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac yang Telah Tiba di Indonesia

Rekor kasus harian

Kasus harian baru Covid-19 terus bertambah. Tercatat jumlah kasus terkonfirmasi virus corona bertambah 5.712 kasus pada 2 Maret 2021.

Sebelumnya, Indonesia sempat memecahkan rekor dengan 14.518 kasus dalam satu hari pada 30 Januari 2021.

Hingga kini, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus positif kumulatif Covid-19 terbanyak, sedikitnya 342.371 kasus. Disusul Jawa Barat dengan 214.528 kasus.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Hingga awal Maret 2021, Indonesia menjadi negara dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi ke-4 di Asia.

Selain itu, kasus kematian di Tanah Air juga menjadi yang tertinggi ke-3 di Asia, di bawah India dan Iran.

Sedikitnya tercatat 36 ribu kematian Covid-19 di negara berpenduduk 270 juta jiwa ini.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona B1525 Ditemukan di Inggris, Berpotensi Mengkhawatirkan

Ditemukan kasus mutasi virus corona B.1.1.7 dari Inggris

Tepat pada momen satu tahun virus corona, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengonfirmasi, mutasi virus corona dari Inggris atau B.1.1.7 sudah masuk ke Indonesia.

Dante mengatakan, sudah ditemukan dua kasus Covid-19 dengan mutasi virus corona tipe B.1.1.7 tersebut.

"Ada berita yang saya terima dari setahun refleksi ini. Kalau satu tahun lalu kita temukan pasien 01 dan 02 Covid-19, tadi malam tepat setahun ini kita menemukan mutasi B.1.1.7 UK di Indonesia," kata Dante dikutip dari Antara, Selasa (2/3/2021).

Baca juga: Strain B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Ini Penjelasan Satgas Covid-19

Situasi ini akan menjadi tantangan bagi para pelaku riset untuk mengembangkan studi epidemiologis secara analitis.

Kehadiran virus baru tersebut perlu disikapi secara cepat mengingat Indonesia hingga kini belum berhasil keluar dari pandemi Covid-19.

"Artinya kita akan hadapi pandemi ini dengan tingkat kesulitan yang semakin berat," katanya.

Baca juga: Gejala Terkait dengan Mutasi Virus Corona B.1.1.7 yang Sudah Masuk Indonesia

Dante menambahkan temuan virus baru B.1.1.7-UK merupakan hasil pengecekan pihaknya terhadap 462 kasus Covid-19 di Nusantara dalam beberapa bulan terakhir.

"Ini kita baru temukan dua kasus semalam," katanya.

Sebelumnya di Inggris telah lebih dulu mengumumkan penemuan strain baru SARS-CoV-2 yang bermutasi dengan nama B.1.1.7 pada akhir 2020.

Ahli epidemiologi dan ahli virologi menyebut bahwa virus B.1.1.7 lebih mudah menular jika dibandingkan dengan jenis lainnya.

Baca juga: Epidemiolog: Sudah Ada 40.000-an Mutasi SARS-CoV-2

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo infografik: Syarat Lansia Bisa Mendapatkan Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi