Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Angin Duduk, Gangguan Jantung yang Berbeda dengan Masuk Angin

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi serangan jantung, jantung berdebar
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Angin duduk dalam dunia medis dikenal dengan angina pectoris. Sebagian orang menganggap angin duduk merupakan kondisi masuk angin. 

Karena dinilai mirip dengan masuk angin, sebagian orang cenderung melakukan cara untuk mengeluarkan angin dalam tubuh, seperti menggosokan tangan sambil bersendawa, kerokan, dan mengonsumsi jamu.

"Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam dunia medis, gejala ini disebut angina pectoris. Jadi, angina pectoris bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung," ujar Pakar Jantung dari Perkumpulan Dokter Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), dr Santoso Karo Karo MPH, SpJP kepada Kompas.com, (18/10/2016).

Baca juga: Kerokan Bukan Penyebab Angin Duduk, Ini Penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala angin duduk

Gejala angin duduk umumnya muncul rasa nyeri di bagian dada. Rasa nyeri tersebut bisa menjalar ke leher lengan dan bahu.

Penderita angin duduk juga bisa merasa berat di bagian dada atau dada terasa seperti diremas-remas.

Melansir Mayo Clinic, penderita angin duduk juga biasanya merasakan gejala berikut ini:

Gejala angina pektoris dapat bervariasi antar individu. Dalam kebanyakan kasus, angina pektoris berlangsung sekitar lima menit.

Gejala-gejala tersebut bisa berlangsung secara tiba-tiba hingga menyebabkan serangan jantung.

"Karena dianggap masuk angin, lalu penanganannya dikerok, dioles minyak hangat, dan minum jamu tolak angin. Padahal masalah sebenarnya ada di pembuluh jantung," ungkap Santoso.

Baca juga: Angin Duduk: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

 

Penyebab angin duduk

Penyebab munculnya gejala angin duduk bisa bermacam-macam. Berikut ini sejumlah hal yang memicu angin duduk, di antaranya:

  • Terpapar suhu yang sangat panas atau dingin
  • Merokok
  • Kelebihan berat badan (obesitas)
  • Memiliki riwayat penyakit jantung
  • Kolesterol
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Kurang berolahraga
  • Mengonsumsi alkohol

Baca juga: 10 Penyebab Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai

Pengobatan

Dikutip Kompas.com, (28/2/2020), untuk mengurangi gejala angin duduk, ambil jeda waktu untuk beristirahat dan minumlah obat yang telah diresepkan dokter.

Umumnya, dokter memberikan pengobatan dengan nitrogliserin pada pasien. Obat ini berfunsi untuk mengurangi rasa nyeri pada dada dengan melebarkan pembuluh darah.

Selain nitrogliserin, berikut obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati gejala angin duduk:

  • Aspirin
  • Trombolitik, untuk melarutkan gumpalan darah
  • Antiplatelet, untuk mencegah penggumpalan keping darah
  • Pengencer darah, seperti heparin
  • Antinyeri, seperti morfin
  • Penghambat reseptor beta, membantu mengurangi kerja otot jantung
  • Penghambat ACE, mengurangi tekanan darah dan stres pada jantung
  • Statin, mengontrol kolesterol.

Baca juga: Angin Duduk, Gangguan Jantung yang Sering Diabaikan

Pencegahan

Mencegah memang selalu lebih baik daripada mengobati. Kita bisa melakukan tindakan pencegahan dengan perubahan gaya hidup seperti berikut ini:

  • Berhenti merokok
  • Memantau kondisi kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes
  • Mengonsumsi makanan sehat
  • Menjaga berat badan ideal
  • Aktif berolahraga
  • Mengurangi tingkat stres
  • Batasi konsumsi alkohol
  • Tidur yang cukup, yaitu 6-8 jam sehari.

Baca juga: Angin Duduk, Serangan Jantung yang Tak Disadari

(Sumber: Kompas.com/Irawan Sapto Adhi, Michael Metekohu | Editor: Bestari Kumala Dewi, Ariska Puspita Anggraini)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi