Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Es di Jogja Berpotensi Terjadi hingga April, Ini Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
Istimewa
ilustrasi hujan es
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Fenomena hujan es di Yogyakarta dan Sleman ramai dibicarakan warganet sejak Rabu (3/3/2021) siang.

Di media sosial Twitter, hujan es dilaporkan terjadi di beberapa daerah antara lain Turi, Kotabaru, Jetis, Lempuyangan, dan beberapa daerah lainnya di Yogyakarta.

Warganet membagikan video hujan es di Twitter. Beberapa menunjukkan es sebesar kelereng di tangan mereka.

Berikut beberapa di antaranya:

Seperti apa penjelasan soal fenomena hujan es di Yogyakarta?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG

Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, Reny Kraningtyas menjelaskan, hujan es masih berpotensi terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Hampir sebagian besar wilayah DIY dapat terjadi hujan es jika kondisi dinamika atmosfer memenuhi syarat," ujar Reny, kepada Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Hujan es yang terjadi pada Rabu kemarin merupakan dampak pertumbuhan awan Cumulonimbus lebih dari 10 kilometer.

Dia menjelaskan, hujan es tersebut bersifat sangat lokal dengan radius sekitar 2 km.

Reny mengatakan, hujan es adalah fenomena alam biasa yang terjadi bersamaan dengan hujan lebat.

Baca juga: Hujan Es Disertai Angin Lebat di Yogyakarta, Ini Daerah yang Terdampak

Saat udara hangat, lembab, dan labil terjadi di permukaan bumi, maka pengaruh pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atas/atmosfer dan mengalami pendinginan.

Reny menyebutkan, setelah terjadi kondensasi akan terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb).

"Karena kuatnya energi dorongan ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi hingga sampai freezing level," kata dia.

Freezing level tersebut terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar.

Kemudian, saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, terjadi hujan lebat disertai es.

Es yang turun itu bergesekan dengan udara sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil.

Potensi hujan es di Yogyakarta, menurut Reni, masih akan terjadi hingga sekitar bulan April.

"Ke depan potensi hujan es masih akan terjadi hingga berakhirnya masa pancaroba (April)," kata dia.

Baca juga: Fenomena Hujan Es Sebesar Kelereng Landa 2 Kecamatan di Yogyakarta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi