Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Masuk Indonesia, Masyarakat Diminta Lakukan Ini...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Mutasi Virus Corona B.1.1.7
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Tepat setahun setelah kasus Covid-19 pertama kali terdeteksi di Indonesia, kasus varian baru virus corona B.1.1.7, ditemukan di Tanah Air.

Informasi adanya 2 kasus Covid-19 dengan varian B.1.1.7 disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono dalam acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca-pandemi, yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenristek/Brin, Selasa (2/3/2021).

Ia mengonfirmasi bahwa mutasi virus corona B.1.1.7 sudah masuk ke Indonesia.  

"Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun hari ini kita menemukan mutasi B.1.1.7 UK di Indonesia, ini fresh from the oven baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Setahun Virus Corona di Indonesia dan Kado Masuknya Strain B.1.1.7

Dengan ditemukannya kasus varian baru B.1.1.7 di Indonesia, apa yang harus dilakukan?

Meningkatkan 5M

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman meminta masyarakat untuk meningkatkan 5M.

Lima M adalah memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Menurut Dicky, 5M tersebut harus ditingkatkan baik dari sisi kuantitas dan kualitasnya.

"Misalnya kalau sebelumnya pakai masker kain satu lapis, sekarang sebaiknya dua lapis, itu CDC AS juga sudah menyarankan itu," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Ia juga mengingatkan, agar melakukan pola hidup sehat dan rajin berolahraga. Olahraga bisa dilakukan di rumah.

Dicky mengatakan, strain baru virus corona B.1.1.7 ini lebih cepat menular daripada varian yang selama ini menyebar di Indonesia.

"Karena strain baru ini ya cepat banget penularannya, terutama lewat droplet itu,"kata Dicky.

"Jadi ini virusnya sama, SARS-CoV2, kemudian mekanisme penularannya juga sama, gejalanya relatif sama," kata dia.

Baca juga: 7 Gejala Terinfeksi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Strategi yang harus diterapkan oleh pemerintah juga sama yaitu testing, tracing dan treatment (3T), tetapi kuantitas dan kualitasnya harus ditingkatkan.

Dicky mengatakan, bukan tidak mungkin ditemukannya mutasi ini akan membuat peningkatan kasus dalam beberapa waktu ke depan.

"Kalau peningkatan kasus ya sudah bisa dipastikan ya. Tapi apakah di Indonesia akan terlihat, itu yang belum tentu. Karen ini akan terlihat dari testingnya," ucap Dicky.

Apabila terjadi peningkatan kasus, ujar Dicky, maka dampaknya hunian rumah sakit akan terisi penuh dan bertambahnya tingkat kematian.

Baca juga: Gejala Terkait dengan Mutasi Virus Corona B.1.1.7 yang Sudah Masuk Indonesia

Vaksin masih efektif

Diberitakan Kompas.com, 30 Desember 2020, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengatakan, tindakan vaksinasi hampir pasti, namun tetap efektif terhadap varian baru virus corona B.1.1.7.

Zubairi mengatakan bahwa varian baru ini juga tetap akan terdeteksi menggunakan uji PCR.

"Tetap mampu mendeteksi (dengan PCR). Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda," kata dia.

Di sisi lain, para ilmuwan sedang bekerja untuk mempelajari lebih lanjut tentang varian ini untuk lebih memahami betapa mudahnya ia dapat ditularkan dan apakah vaksin resmi saat ini akan melindungi orang terhadap varian baru tersebut.

Saat ini, tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian.

Baca juga: Strain B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Ini Penjelasan Satgas Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mutasi Virus Corona B.1.1.7

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi