Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Vaksin AstraZeneca yang Bakal Masuk ke Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/rafapress
Ilustrasi vaksin Oxford-AstraZeneca yang dinamai AZD1222. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Oxford University dan AstraZeneca untuk melawan infeksi virus corona.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebanyak 4,6 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca diperkirakan akan tiba di Indonesia pada Maret 2021.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers secara virtual satu tahun pandemi Covid-19, Kamis (4/3/2021).

"Insya Allah juga pada Maret ini akan datang lagi vaksin dari AstraZeneca sebanyak 4,6 juta dosis vaksin jadi," kata Jokowi seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Kedatangan vaksin ini diharapkan Presiden Joko Widodo dapat mempercepat proses vaksinasi di Tanah Air, seiring program vaksinasi nasional yang masih terus berjalan.

Apa saja yang perlu diketahui mengenai vaksin AstraZeneca ini? Simak fakta-fakta berikut ini:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Menkes Terbitkan Aturan Vaksin Mandiri, Ini Bedanya dengan Vaksinasi Prioritas Pemerintah

1. Memakai adenovirus

Vaksin AstraZeneca atau juga dikenal Oxford-AstraZeneca, ChAdOx1 nCov-19, AZD1222, dibuat oleh AstraZeneca, perusahaan farmasi asal Inggris, bekerjasama dengan Oxford University.

Vaksin dibuat didasarkan pada adenovirus simpanse, yang dimodifikasi untuk menghasilkan protein di dalam sel manusia yang juga diproduksi oleh Covid-19.

Vaksin vektor virus ini dilemahkan dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse.

Virus flu simpanse tersebut kemudian diubah secara genetik untuk memasukkan urutan genetik dari protein spike yang digunakan virus corona untuk masuk ke sel manusia.

2. Disimpan di suhu 2-8 derajat

Penyimpanan vaksin AstraZeneca dinilai tak rumit, karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrem seperti beberapa jenis vaksin lainnya.

Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca tidak memerlukan pembekuan pada suhu minus 70 derajat.

Vaksin bisa disimpan di lemari es standar dengan suhu berkisar 2-8 derajat celcius, dan tetap bertahan selama enam bulan.

Hal ini akan memudahkan proses distribusi vaksin ke daerah-daerah sasaran penerima vaksin.

Baca juga: 241 Juta Dosis Vaksin Corona Telah Disuntikkan, Mana Negara Terbanyak?

3. Efektif untuk lansia

Melansir BBC, 29 Januari 2021, otoritas vaksinasi Jerman menegaskan suntikan vaksin AstraZeneca hanya boleh diberikan kepada orang berusia di bawah 65 tahun.

Kemudian, direkomendasikan kepada orang berusia 18-64 tahun di setiap tahap.

Melansir Kompas.com, Jumat (29/1/2021), para ilmuwan yang melakukan uji coba vaksin AstraZeneca di Inggris menemukan bahwa orang di atas 65 tahun mempunyai respons kekebalan yang kuat terhadap vaksin.

Setelah menerima suntikan, darah akan mempunyai banyak antibodi yang dibutuhkan untuk melawan virus corona.

4. Lawan varian baru

Diberitakan Kompas.com, Senin (28/12/2020), kepala perusahaan di balik vaksin Oxford-AstraZeneca menyampaikan bahwa para peneliti yakin vaksin yang dikembangkannya efektif melawan jenis varian virus baru B.1.17.

"Sejauh ini kami pikir vaksin harus tetap efektif. Tapi kami tidak bisa memastikan, jadi kami akan mengujinya," ujar Kepala Eksekutif Astra Zeneca Pascal Soriot.

Seperti diketahui, mutasi virus corona ini telah membuat peningkatan kasus di Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.

Mutasi virus B.1.1.7 disebut lebih mudah menular dibandingkan virus corona varian lainnya.

Baca juga: Update Corona Global 4 Maret: 5 Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi | Vaksin Pfizer Disebutkan Kurang Efektif pada Penderita Obesitas

5. Harga 3-4 dollar AS

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZenea dan Oxford dijual dengan harga berkisar antara 3-4 dollar AS per dosisnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Eksekutif Biopharmacuticals R&D di AstraZeneca Mene Pangalos menyampaikan perusahaan tengah bersiap untuk memproduksi 3 miliar dosis vaksin di tahun 2021.

6. Izin dari BPOM

Melansir Kompas.com, Rabu (17/2/2021), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin AstraZeneca asal Inggris.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerbitkan emergency use listing (EUL) dari vaksin AstraZeneca.

Menurut BPOM, data dari WHO akan menjadi bahan untuk melihat mutu, kualitas, dan khasiat dari vaksin AstraZeneca.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi