Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Kontroversi Diet Tya Ariestya, Ini Tanggapan Ahli Gizi

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi diet, lingkar perut
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ramai di media sosial Twitter tentang kisah diet dari aktris, Tya Ariestya yang dijadikan sebuah buku.

Beberapa hal dalam buku tentang diet tersebut mendapatkan banyak tanggapan dari warganet. Seperti di salah satu utas yang ditulis akun @gizipedia_id di Twitter.

"Awalnya bingung, knp bbrp pasien mulai tanya "Mba, emang sayuran bikin gemuk ya?" respon pertama, terfikir paling tabu budaya biasa pada bbrp orang. Makin lama, tambah banyak pertanyaan serupa. Lalu ketemulah salah satu penyebabnya. Yaitu, sebuah buku diet viral," tulis akun @gizipedia_id.

Twit tersebut mendapat 23,8 ribu Likes dan 14,6 ribu Retweets.

Benarkah sayuran dapat menyebabkan kegemukan? Bagaimana tips diet yang benar? Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh ahli gizi sebagai berikut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 5 Sayuran Ini Cocok Dikonsumsi untuk Diet dan Menurunkan Berat Badan

Sayuran tak bikin gemuk

Dokter Ahli Gizi dr Tan Shot Yen menegaskan sayur sangat rendah kalori dan tidak dapat menyebabkan kegemukan.

"Mana bisa bikin gemuk. Jadi gemuk kalau dihajar dressing. (Makan) salad dibanjur saos," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/3/2021).

Tan menuturkan sayur merupakan serat yang mengatur metabolisme lemak dan penyerapan gula ke dalam darah.

"Serat tidak larut adalah prebiotik, menghidupkan jasad renik dalam usus besar (probiotik) yang justru berharga mengatur berat badan dan kekebalan tubuh," tegas dia.

Adapun makanan yang mempunyai serat tinggi, akan dicerna lambat oleh proses pencernaan sehingga tidak mudah lapar. "Rasa lapar tidak mudah muncul," ucap dia.

Tan menambahkan, sayur kaya akan polifenol, antioksidan, dan mineral. Tak hanya itu, sayur mudah didapat karena tumbuh di berbagai tempat dan negara.

"Kemopreventif sesungguhnya. Functional food. Mencegah penuaan dini, kanker dan penyakit degeneratif," kata Tan.

Diet yang benar

Menurut Tan, diet bukan berarti membatasi konsumsi makanan yang masuk dalam tubuh, melainkan menjaga pola makan yang benar.

"Diet itu arti benernya pola makan. Bukan pantangan atau membatasi makanan. Salah besar kalau mau sehat kudu diet," kata dia.

Menurutnya, penting untuk menjaga asupan gizi yang cukup dan baik bagi tubuh, karena manusia membutuhkan makronutrien dan mikronutrien.

"Karena dari sana tubuh ini didesain dan terkomposisi. Jika pilihan makronutrien itu baik dan diolah dengan benar, maka makronutrien sudah ada di dalamnya," jelas Tan.

Adapun makronutrien terdiri dari kabohidrat, protein, dan lemak.

Sementara karbohidrat yang baik mempunyai kriteria, di antaranya jika dicerna akan menjadi gula sebagai sumber tenaga.

"Jadi bukan makan gulanya. Makan karbohidrat kompleks. Biarkan tubuh yang memecah dan mencerna," ujarnya.

Baca juga: Penting, Perhatikan 5 Hal Ini jika Anda Sedang Diet!

Tips diet

Agar tubuh tetap bugar dan sesuai kebutuhan, seseorang perlu mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan, sayuran, dan minum air setidaknya 8 gelas sehari.

Berikut beberapa zat pada nutrisi yang penting untuk tubuh:

1. Karbohidrat

Karbohidrat terbaik memenuhi kriteria seperti:

  • Berpati (beras pecah kulit, umbi, jagung, sagu).

  • Tak berpati (sayur dan buah).

  • Kaya akan antioksidan.

  • Kaya mineral.

  • Kaya serat.

  • Cukup energi.

  • Bukan produk rafinasi.

2. Protein

Tan mengatakan, protein sehat yang diolah dengan benar dan sehat, hasilnya akan sangat bermanfaat bagi tubuh.

Adapun protein sehat dapat berasal dari makanan berikut:

  • Kacang-kacangan.

  • Telur.

  • Tempe.

  • Jamur.

  • Ayam.

  • Ikan atau sea food.

3. Lemak

Tan menegaskan, lemak tidak selalu identik dengan minyak goreng. "Itu perlu di-highlight," papar dia.

Lemak sehat dapat diperoleh dari beberapa makanan berikut:

  • Ikan laut dalam.

  • Telur.

  • Kelapa.

  • Kemiri dan kacang-kacangan.

  • Alpukat.

Baca juga: Studi: Diet Protein Mampu Turunkan Risiko Kematian dan Membuat Umur Panjang

Hidup sehat dan olahraga

Melansir Kompas.com, Selasa (5/1/2021), Tan menegaskan bahwa keinginan mempunyai berat badan ideal bukan berarti harus menahan lapar dan menyedikitkan makan.

"Nggak dosa makan banyak dan enak. Asal kualitasnya bener," tegasnya.

Menurutnya, kesalahan fatal yang kerap terjadi adalah penganjur-penganjur diet itu hanya berkutat di kuantitas kalori.

Padahal, lanjutnya, asupan zero calorie (nol kalori) seperti pemanis buatan justru membuat badan rusak, karena bukan kualitas gizi yang dibutuhkan tubuh.

Kendati begitu, untuk sehat tidak hanya mengatur pola makan saja, melainkan melihat kontibutor lainnya, termasuk hidup bersih dan olaharaga.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi