Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trainer bisnis
Bergabung sejak: 19 Feb 2018

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Inovasi di Masa Pandemi, Kisah Airbnb

Baca di App
Lihat Foto
THINKSTOCKS
Ilustrasi inovasi teknologi
Editor: Heru Margianto

SELALU ada anomali pada saat pandemi. Salah satu anomali itu adalah Airbnb, perusahaan rintisan yang bergerak pada penyewaan properti.

Pandemi mengluluh-lantahkan industri pariwisata. Produk turunan paling dekat dengan pariwisata adalah usaha penginapan. Mulai dari penginapan yang hanya sekadar untuk merebahkan badan, hingga hotel super mewah, semua tiarap.

Wisatawan tiada datang, pebisnis tiada bepergian. Tempat penginapan kosong nir penghuni.

Airbnb perusahaan yang didirikan oleh Brian Chesky bersama dua kawannya di California USA tahun 2008, jatuh terjerembab. Sampai kuartal kedua 2020, kinerja Airbnb anjlok tujuh puluh dua persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjlok sangat dalam ini tentu berimbas pada banyak hal. Airbnb perlu suntikan dana segar hingga mencapai 2 miliar dolar AS (dalam rupiah tersua angka Rp 28 triliun).

Tak terhindarkan, perusahaan ini memecat pekerja sampai 25 persen dari keseluruhan karyawan. Sisa karyawan yang masih bekerja, ikut prihatin karena terjadi pemotongan gaji.

Manusia itu mahkluk sosial. Karantina wilayah total (lockdown) hanya bisa dilakukan maksimal tiga bulan. Selanjutnya manusia harus bergerak untuk menjemput rejeki dan bersosialisasi untuk menunjukkan takdirnya sebagai mahkluk sosial.

Mengunjungi kerabat atau sahabat dilakukan, karena sudah beberapa bulan terkurung dalam rumah. Pun, berdarmawisata untuk mengusir kejenuhan dan mencari keseimbangan hidup, dijalankan. Hanya saja berbeda dalam pelaksanaan antara sebelum dan selama pandemi.

Jarak untuk mengunjungi kerabat atau berdarmawisata bisa dijangkau dalam kenyamanan berkendara. Muncul data, bepergian maksimal 500 kilometer dari rumahnya.

Dalam konteks menunggangi pandemi, Airbnb layak disebut jenius. Jika sebelum pandemi layanan platform Airbnb menembus batas negara, bahkan batas benua, selama pandemi diubah.

Manajemen Airbnb mengubah algoritma website dan platform untuk fokus pada jarak pendek. Alhasil jika Anda tinggal di Yogya, maka website atau platform Airbnb akan memberikan aneka pilihan untuk bepergian hingga Bandung ke arah barat atau Surabaya-Malang ke arah timur.

Aneka penginapan termasuk berbagai tempat wisata, tersedia lengkap pada website atau platform Airbnb.

Inovasi sederhana dengan hanya mengubah algoritma dan fokus ini membawa dampak signifikan pada Airbnb. Sejak Agustus 2020, lalu-lintas pemakai jasa Airbnb naik pesat.

Ujungnya ketika Airbnb menutup tahun 2020 dengan menjual saham ke umum (IPO) pada 10 Desember 2020. Penawaran perdana saham Airbnb dipatok pada angka 68 dolar AS langsung melejit mencapai 144 dolar AS.

Jika pada awal tahun 2020 hingga kuartal kedua isi dompet Brian Chesky terkuras tanpa sisa, menutup tahun 2020 dompet Chesky menggelembung hingga Rp 156 triliun.

Inovasi akhirnya menjadi mantra utama bagi Brian Chesky dengan Airbnb-nya dalam menunggangi hantaman pandemi. Inovasi yang sederhana, mengubah algoritma dan platform untuk menyesuaikan dengan kondisi akibat pandemi.

Dari berjelajah antar negara hingga benua, diubah memakai terminologi yang digunakan bis jarak jauh di Indonesia: antar kota antar propinsi (AKAP). Inovasi model AKAP ini mendongkrak kinerja Airbnb. Dari babak belur menjadi cantik wangi.

Ada banyak cara untuk melakukan inovasi. Bahkan selaras dengan inovasi sendiri yang tiada batasnya, cara melakukan inovasi bisa disebut tanpa batas.

Tiga cara inovasi

 

Selama dan sesudah pandemi, saya akan membahas tiga cara inovasi yang selaras dengan kondisi. Cara pertama adalah mengubah paradigma. Cerita tentang Airbnb ini tak lain mewakili strategi inovasi dengan mengubah paradigma.

Cara kedua, adaptasi. Contoh berikut memang terjadi sebelum pandemi, namun bisa dijadikan referensi.

Dua jaringan kedai makan siap saja terbesar di dunia, McDonald dan KFC sukses besar dalam menjalankan strategi adaptasi.

McDonald dan KFC beradaptasi dengan kebiasaan masyarakat Indonesia. Pada jam sarapan, McDonald menjual nasi uduk dan KFC menjajakan bubur ayam. Nasi uduk model McDonald dan bubur ayam cita rasa KFC ini ternyata menjadi produk unggulan mereka pada jam sarapan.

Selama pandemi, tampak bahwa organisasi banyak melakukan inovasi dengan menggunakan strategi adaptasi. Baik itu beradaptasi terhadap teknologi, model bisnis, produk (jasa) hingga kompetensi karyawannya.

Adaptasi ini yang menjadikan perusahaan bersangkutan tetap bertumbuh walaupun industrinya meluncur turun. Samudera Indonesia, Pegadaian, Pan Brothers dan Bank Mega contoh perusahaan yang mewakili.

Cara ketiga, kolaborasi - sinergi. Sebelum pandemi, perusahaan-perusahaan farmasi saling bersaing untuk memenangkan pertarungan. Konsep menang-kalah berjalan dengan sempurna.

Ada perubahan strategi ketika pandemi ini. Muncul pendekatan baru, yang justru berkebalikan dari persaingan menang-kalah, yaitu kolaborasi.

Untuk mencegah penularan covid, mengatasi serangan bagi orang yang sudah terdampak virus hingga berbagai percobaan guna menciptakan penangkal virus (vaksin), ramai-ramai perusahaan farmasi berkolaborasi.

Inovasi-inovasi produk baru bermunculan karena strategi kolaborasi ini.

Dalam dekade terakhir, kolaborasi-sinergi ini ditunjukkan dengan bagus antara lembaga keuangan konvensional - baik bank maupun non bank - dalam menghadapai fenomena maraknya fintech (perusahaan rintisan keuangan).

Pada awal mula lembaga keuangan konvensional dengan fintek berperang dengan sengit. Pada satu titik karena peperangan tidak membawa manfaat, dua lembaga ini berkolaborasi.

Lembaga keuangan konvensional mendukung keberadaan fintek, fintech sendiri memprovokasi lembaga keuangan untuk berinovasi dalam teknologi terbarukan.

Pandemi dan sesudahnya memang membuka berbagai peluang bagi organisasi dan individu untuk bertumbuh. Dengan cara inovasi. Selamat berinovasi bagi Anda maupun organisasi Anda untuk kehidupan yang lebih baik, selama dan sesudah pandemi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi