Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Termasuk B.1.1.7, Ini 3 Mutasi Baru Virus Corona yang Teridentifikasi

Baca di App
Lihat Foto
JNG DIPAKE
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.(the new york times)
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com- Varian baru virus corona B.1.1.7 terdeteksi telah masuk ke wilayah Indonesia.

 

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, mutasi virus tersebut terdeteksi setelah dilaksanakan pengecekan terhadap 462 kasus beberapa bulan terakhir.

Ia mengatakan mutasi virus corona tersebut akan membuat masyarakat kesulitan sehingga dibutuhkan model penanganan yang lebih baik.

"(Kembangkan) riset dan model penanganan lebih baik dan studi-studi epidimiologis secara analitik karena proses mutasi ini sudah ada di sekitar kita," ujar Dante seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (3/3/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain B.1.1.7, terdapat juga varian baru virus corona lainnya yang saat ini tengah menyebar di Inggris, Afrika Selatan dan Brasil.

Apa saja varian baru virus corona tersebut dan bagaimana karakteristiknya?

Baca juga: Jejak Mutasi Virus Corona B.1.1.7. di Tiga Daerah di Indonesia

1. B.1.1.7

Melansir CDC, salah satu bentuk mutasi virus corona muncul di Inggris pada September 2020. Varian ini kemudian diidentifikasi sebagai B. 1.1.7.

Meski berasal dari Inggris, namun kasus infeksi dari virus mutasi ini telah ditemukan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.

Pada Januari 2021, ilmuwan Inggris menunjukkan bukti bahwa strain ini memiliki karakter yang lebih cepat menular dan dinilai berkaitan dengan penigkatan kematian yang tercatat di negara itu.

Sejauh ini belum ditemukan bukti bahwa B.1.1.7 dapat meningkatkan keparahan penyakit maupun melemahkan kemanjuran vaksin.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri mengatakan telah terdeteksi dua kasus mutasi B.1.1.7 berasal dari WNI yang kembali dari Arab Saudi.

"Ini dari pelaku perjalanan yang kembali dari Arab Saudi ya," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Baca juga: 6 Negara di Asia yang Laporkan Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

2. B.1.351

Strain baru kedua dari virus corona yang telah diketahui adalah B.1.351.

Mutasi baru ini pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada awal Oktober 2020 lalu.

Sejak saat itu, virus menyebar dan kini telah di temukan di luar negara asalnya, misalnya di Zambia dan AS.

Kasus B.1.351 dilaporkan di Amerika Serikat pada akhir Januari 2021 lalu.

Meski berbeda dari B.1.1.7, B.1351 disebut berbagi mutasi dengan virus yang ditemukan di Inggris itu.

Mutasi virus ini dicurigai dapat mempengaruhi netralisasi beberapa antibodi, akan tetapi tidak terdeteksi meningkatkan risiko keparahan penyakit.

Baca juga: Studi Mengungkap Antibodi Covid-19 Terbentuk dalam ASI Ibu Menyusui

3. P.1

Varian ketiga adalah mutasi virus corona yang dilaporkan ditemukan pada 4 pelancong yang berasal dari Brasil saat berada di Bandara Haneda, Jepang.

Varian ini kemudan disebut sebagai P.1 yang terdiri dari protein spike pengikat K417T, E484K, dan N501Y.

Dia memiliki 17 mutasi unik, termasuk tiga di domain pengikat reseptor protein spike.

Sama seperti varian baru yang lain, infeksi dari virus varian baru ini juga sudah ditemukan di negara lain.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan beberapa mutasi pada varian P.1 dapat mempengaruhi kemampuan antibodi dalam mengenali dan menetralkan virus.

Oleh karena itu, varian ini dikhawatirkan dapat menginfeksi orang yang sebelumnya pernah terpapar Covid-19 atau mereka yang sudah menerima vaksin.

Varian P. 1 juga dicurigai dapat menyebar dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan dengan virus alaminya.

Identifikasi dan penelitian lebih lanjut terhadap strain-strain baru ini diperlukan untuk mengetahui seperti apa karakter dari varian P.1.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi