Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Komentar Tak Layak Anak-anak di TikTok, Ini Tanggapan KPAI

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/KATERINA HOLMES
Ilustrasi anak bermain gawai.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Di media sosial Twitter, ramai perbincangan yang menyoroti komentar di platform TikTok oleh pengguna yang disebut masih di bawah umur. 

Mereka berkomunikasi di kolom komentar TikTok menggunakan kalimat-kalimat tidak senonoh, kemudian ada yang membagikan tangkapan layarnya di Twitter.

Salah satu yang membagikannya adalah akun @tubirfess.

Pada Jumat (5/3/2021), dia menulis, seharusnya media sosial tidak bisa diakses oleh anak-anak di bawah 17 tahun karena mereka menggunakan bahasa yang tidak sopan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia mendesak agar ada aturan larangan bermain media sosial untuk anak di bawah umur sembari mengunggah tangkapan layar komentar anak-anak tersebut.

Percakapan pengguna di komentar itu membicarakan tentang pelecehan. Banyak yang mengaku ingin dilecehkan orang yang disukai bahkan dengan artis Korea idola mereka.

Kolom komentar dipenuhi dengan dukungan untuk menutup media sosial bagi anak-anak di bawah umur. Banyak yang membagikan cerita anak-anak di sekitarnya yang menggunakan media sosial dengan tidak sehat.

Hingga Sabtu (6/3/2021), twit tersebut telah disukai lebih dari 27.400 kali dan dibagikan ulang lebih dari 13.900 kali. Terdapat setidaknya 3.800 komentar untuk Twit tersebut. 

Tanggapan KPAI

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati mengatakan, anak-anak perlu diajarkan tentang literasi digital.

"Kalau menurut saya, anak-anak harus diajari literasi digital yang baik. Bagaimana menggunakan sosial media," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (6/3/2021).

Rina menyebutkan, anak-anak perlu diberitahu bahwa jejak digital di media sosial tidak hilang, bisa di-capture orang lain, bahkan disalahgunakan.

Dengan tingginya interaksi dengan gadget karena pembelajaran online, menurut dia, anak-anak perlu mendapatkan edukasi bagaimana bermedia sosial yang baik.

Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting saat ini. 

"Orangtua, guru, harus masuk, Kemendikbud itu harus masuk untuk memberikan literasi digital karena anak-anak online. Inisiatif-inisiatif sekolah penting," ujar Rina.

Selain itu, kata dia, anak-anak juga harus diingatkan untuk waspada terhadap kekerasan seksual berbasis dunia maya. 

Perlukah anak dilarang di media sosial?

Apakah anak bisa dilarang menggunakan media sosial? Rina berpandangan di era saat ini, hal itu tidak bisa dilakukan.  

"Kalau dibatasi susah juga. Kalau dilarang full, ini anak-anak millenial. Maka yang paling penting justru diedukasi," kata Rita.

Dalam mengedukasi, orangtua bisa menjadi teman bagi anak.

Sebelumnya, diberitakan Kompas.com, 15 Januari 2021, TikTok memiliki aturan baru untuk pengguna di bawah 18 tahun.

Untuk akun milik pengguna usia 13-15 tahun, pengaturan privasinya secara default akan diubah menjadi "Private".

Dengan demikian, video yang dibuat oleh pengguna berusia 13-15 tahun hanya bisa dilihat oleh pengguna lain yang disetujui sebagai follower.

Untuk pengguna usia 13-15 tahun, TikTok juga memperketat opsi komentar.

Pengguna hanya bisa memilih opsi "Friends" atau "No One" untuk mengatur siapa saja yang boleh mengomentari unggahan mereka.

TikTok menghapus opsi "Everyone" yang mengizinkan semua orang (termasuk bukan teman) mengomentari unggahan pengguna tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi