Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Clara Zetkin, Pelopor Hari Perempuan Internasional

Baca di App
Lihat Foto
britannica.com
Clara Zetkin: Perempuan di balik Hari Perempuan Internasional
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Clara Zetkin. Sosoknya tak bisa dipisahkan dari momen perayaan Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD) yang diperingati setiap tahun pada tanggal 8 Maret.

Perayaan dan peringatan IWD bertujuan untuk mengampanyekan kesadaran tentang kesadaran gender, serta memberi apresiasi terhadap pencapaian-pencapaian perempuan di berbagai bidang.

Kelahiran perayaan Hari Perempuan Internasional bisa ditelusuri hingga ke tahun 1900-an, masa ketika dunia tengah menghadapi industrialisasi, ledakan populasi, dan kebangkitan ideologi radikal.

Bermula dari keresahan dan perdebatan kritis di kalangan perempuan, timbul suatu gerakan kolektif yang dimotori oleh perempuan di berbagai negara untuk mengampanyekan perubahan terutama menyangkut kesejahteraan mereka.

Pada tahun 1910, diadakan Konferensi Buruh Wanita Internasional jilid dua diadakan di Kopenhagen, Denmark.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konferensi yang dihadiri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, mewakili serikat pekerja dan partai sosialis itu, menyepakati peringatan Hari Perempuan Internasional setiap tanggal 8 Maret.

Pencetus ide tersebut adalah seorang perempuan bernama Clara Zetkin, pemimpin 'Kantor Perempuan' untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman.

Baca juga: Mengapa Ada Peringatan Hari Perempuan Internasional 8 Maret?

Seperti apa sosok Clara Zetkin?

Melansir The Guardian, 8 Maret 2012, Clara Zetkin telah terlibat dengan gerakan sosialisme di Jerman sejak tahun 1870-an.

Dia juga seorang juru kampanye yang gigih untuk hak-hak perempuan dan hak pilih universal.

Meski usulannya saat konferensi di Kopenhagen menjadi warisan besar bagi pergerakan kolektif perempuan di seluruh dunia, Zetkin justru berpandangan bahwa sosialisme adalah satu-satunya gerakan yang benar-benar dapat melayani kebutuhan perempuan kelas pekerja. 

Berkebalikan dengan perayaan Hari Perempuan Internasional yang menjadi momen penting bagi kaum feminis, Zetkin justru berpandangan bahwa feminisme adalah pelestarian kelas atas dan menengah.

Selain terlibat dalam gerakan sosialisme, Zetkin juga terkenal sepanjang kariernya karena keterampilan berpidatonya yang ulung.

Dia begabung dengan Partai Komunis Jerman, dan menjabat di Reichstag (dewan legislatif) dari 1920 hingga 1933, ketika partai itu dilarang oleh Adolf Hitler.

Ketika Zetkin kembali terpilih sebagai anggota Reichstag pada tahun 1932, hal itu menjadikannya sebagai anggota tertua saat itu.

Clara Zetkin meninggal dunia pada 20 Juni 933. Dalam obituari yang ditulis oleh Manchester Guardian, Zetkin disebut sebagai 'nenek buyut komunisme'.

Meski demikian, menurut obituari itu, warisan besar Zetkin, yakni Hari Perempuan Internasional, dan kontribusinya di berbagai bidang juga harus diakui, dan dirayakan.

Lebih jauh soal Clara Zetkin

Melansir Britannica, Clara Zetkin lahir pada 5 Juli 1857 di Sanken, Jerman Timur, dengan nama asli Clara Eissner.

Ayah Zetkin, Gottfried Eissner, adalah kepala sekolah yang disegani sekaligus pemeluk protestan yang taat.

Ibunya, Josephine Vitale Eissner, juga merupakan keturunan orang terpandang dan terdidik.

Setelah kematian ayahnya, keluarga Zetkin bangkrut. Di tengah-tengah kondisi ekonomi yang terpuruk, ibunya terus mendorong Zetkin untuk maju dan menyelesaikan pendidikan tinggi.

Semasa sekolah, Zetkin selalu menyaksikan buruh-buruh yang bekerja keras di bawah cerobong asap pabrik.

Dia melihat sendiri para buruh itu bekerja dalam kondisi tidak layak, tertekan majikan, dan dihinggapi berbagai masalah kesehatan.

Kondisi tersebut sangat membekas di ingatan Zetkin, yang mendorongnya menaruh perhatian lebih terhadap kesejahteraan buruh, ketimpangan kelas sosial, dan pemikiran Marxisme.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama, Zetkin melanjutkan pendidikan di sekolah guru di Kota Leipzig, kota asal ibunya.

Di kota tersebut, Clara Eissner bertemu dan menjalin hubungan dekat dengan Ossip Zetkin salah satu aktivis Marxis dari Rusia.

Mereka akhirnya menikah dan berkeluarga. Clara Eissner kemudian berganti nama menjadi Clara Zetkin, mengikuti nama marga suaminya.

Baca juga: 8 Penyanyi Wanita Akan Gelar Konser Virtual di Hari Perempuan Sedunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi