Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Deepfake, Teknologi Peniru Mimik Manusia di Aplikasi MyHeritage

Baca di App
Lihat Foto
The Guardian
Aplikasi MyHeritage.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

 KOMPAS.com – Belakangan ini ramai di dunia maya Aplikasi MyHeritage yang mampu mengedit foto diam menjadi gambar bergerak, seolah sang pemilik foto hidup.

MyHeritage menyediakan fitur Deep Nostalgia yang menggunakan teknologi AI atau kecerdasan buatan.

Deep Nostalgia sendiri termasuk deepfake yang memanfaatkan AI untuk meniru citra dan gerakan manusia sehingga dapat sedemikian persis.

Selain kecanggihan dari teknologi ini, deepfake ternyata memiliki sisi gelap yang mesti diwaspadai bersama.

Simak informasi selengkapnya tentang deepfake berikut ini:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral Aplikasi MyHeritage Ubah Foto Seolah Hidup, Begini Cara Pakainya

Apa itu Deepfake ?

Melansir dari The Guardian, deepfake adalah sebutan populer untuk penerapan teknologi yang memetakan wajah seseorang ke cuplikan orang lain.

Teknologi ini bisa dengan mulus menganimasikan fitur dan ekspresi manusia.

Deepfake sendiri termasuk salah satu bentuk AI yang memiliki algoritma deep learning atau pembelajaran mendalam.

Metode untuk membuat deepfakes yang umum adalah penggunaan jaringan deep neural yang melibatkan auto encoder untuk teknik pertukaran wajah.

Auto encoder adalah program deep learning AI yang bertugas mempelajari klip video untuk memahami seperti apa orang itu dari berbagai sudut dan kondisi lingkungan.

Dalam pembuatan deepfakes video yang diperlukan hanyalah kumpulan video atau gambar target dan video yang ingin dijadikan dasar deepfake.

Agar deepfake makin terlihat nyata, AI lainnya seperti Generative Adversarial Networks (GAN) ditambahkan.

Ia akan mendeteksi dan memperbaiki kekurangan apa pun di deepfake yang sulit membuat detektor deepfake mengungkapnya.

Baca juga: Hotel Luar Angkasa Pertama Akan Dibuka pada 2027, Berminat?

Penggunaan deepfake

Pemanfaatan deepfake secara positif di antaranya adalah penggunaannya untuk menggantikan tokoh nyata yang tidak bisa hadir dalam sebuah pembuatan film.

Contoh lain tenologi deepfake juga digunakan untuk membuat sejumlah aplikasi hiburan.

Sejumlah contoh aplikasi deepfake yang ramai selain MyHeritage, yakni Zao, DeepFace Lab, dan FaceApp.

Aplikasi-aplikasi deepfake yang dibuat untuk tujuan hiburan tersebut tidak dilarang.

Penyalahgunaan

Salah satu aplikasi deepfake di dunia nyata yang pertama adalah digunakan untuk membuat 'pornografi sintesis'.

Pada tahun 2017 seorang pengguna Reddit bernama “deepfakes” menciptakan sebuah forum porno untuk bertukar fitur.

Akibatnya saat itu banyak video porno palsu dibuat dengan tujuan balas dendam hingga merusak reputasi sejumlah selebriti dan tokoh.

Menurut laporan Deeptrace 2019, ada sebanyak 96 persen video pornografi yang menyebar secara online saat itu adalah deepfake.

Video deepfake juga telah digunakan dalam dunia politik.

Pada tahun 2018, sebuah partai politik Belgia merilis video Donald Trump memberi pidato menyerukan Belgia untuk menarik diri dari perjanjian iklim Paris.

Deepfake tidak terbatas pada video. Terdapat deepfake audio yang dibuat menggunakan algoritma deep learning .

Ia dapat merekam suara seseorang dan dikloning untuk membuat seseorang lain seolah mengatakan yang diinginkan pembuat.

Beberapa waktu lalu teknologi tersebut digunakan untuk melakukan penipuan setelah digunakan untuk menirukan suara seorang CEO Jerman dan membuat sebuah perusahaan asuransi membayar lebih dari 200.000 euro ke rekening bank Hongaria.

Baca juga: Kisah di Balik Google Doodle Hari Perempuan Internasional 2021

Cara deteksi deepfake

Ada beberapa indikator yang memberikan tanda bahwa sesuatu itu deepfake:

1. Amati gerakan mata

Deepfake saat ini mengalami masalah dalam menganimasikan wajah secara realistis sehingga hasilnya terkadang video tidak berkedip, berkedip tidak wajar atau berkedip terlalu sering.

2. Cari masalah kulit atau rambut atau wajah yang tampak buram daripada lingkungan tempat seseorang dalam video berada.

3. Amati apakah pencahayaan alami atau tidak.

Seringkali algoritma deepfake memertahankan pencahayaan klip yang dipakai sebagai model video palsu dan tidak cocok dengan pencahayaan video target

4. Audio mungkin tidak tampak cocok dengan orang dalam video

Perang melawan deepfake

Di tengah kekhawatiran deepfake akan semakin menjadi realistis, sejumlah perusahaan rintisan banyak yang mencoba mengembangkan metode deteksi deepfake.

Sensity di antaranya mengembangkan platform deteksi semacam antivirus deepfake yang akan mengirim email pemberitahuan saat seseorang menonton sesuatu yang terindikasi deepfake

Faebook pada tahun lalu juga telah menyerukan “Tantangan Deteksi Deepfake” yang menyerukan inisiatif kolaboratif terbuka .

Kolaborasi ini untuk mendorong terciptannya teknologi baru untuk mendeteksi deepfake dan jenis media lain yang dimanipulasi.

Baca juga: Cara Membuat Foto Jadul Hidup dengan Aplikasi Deepfake MyHeritage

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi