Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Sarang Walet yang Harganya Tembus Jutaan Rupiah Per Kg

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/SUKOCO
hasil panen sarang walet
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ramai di media sosial TikTok seorang pria tengah memanen sarang burung walet.

Postingan tersebut diunggah oleh akun @dickygyu telah disukai lebih dari 892,4 ribu pengguna, dibagikan lebih dari 2,471 kali dan mendapat komentar 7.036 kali.

"Kerjaan lo apasih kok sebulan sekali tapi banyak duitnyaa? Bukan apa-apa kok cuman ngambilin ginian doang. Gak seberapa juga sih tapi mayan buat jajan," tulisnya dalam video yang memperlihatkan dirinya tengah mengambil sarang burung walet.

Beragam komentar pun muncul menanggapi unggahan tersebut, termasuk menyangkut harga sarang walet yang bisa mencapai belasan juta per kilogram.

"Kalok yg belum tau itu air liur dari burung walet Pas waktu panen, harga perkilo kualitas bagus dari air liur burung walet 12/15 juta sekilo," tulis akun Fahriza Nurhidayat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu sarang burung walet? Mengapa harganya sangat mahal? Berikut ulasannya:

Baca juga: Mengenal Ambergris, Muntahan Paus yang Harganya hingga Miliaran Rupiah

Apa itu sarang burung walet

Melansir dari The New York Times, sarang burung walet bukanlah sarang sebagaimana burung pada umumnya yang membuat sarang menggunakan daun dan ranting pohon.

Sarang burung walet adalah sarang yang dibuat menggunakan air liur burung itu sendiri.

Air liur yang kemudian membentuk gumpalan itulah yang kemudian banyak dicari dan menjadi salah satu hidangan paling mahal di dunia

Di alam, burung walet membangun sarangnya di celah-celah tebing batu kapur.

Selama berabad-abad sarang burung walet telah banyak diperdagangkan ke China di antaranya sarang yang berasal dari Pulau Palawan Filipina.

Sarang burung walet saat dipanen kering, namun saat diolah ia berubah menjadi seperti agar-agar dalam sup yang biasanya ditaburi gula batu.

Baca juga: Mengenal Ambergris dan Mengapa Harganya Bisa Selangit?

Khasiat obat

Sarang burung walet dinilai memiliki khasiat yang banyak sehingga dicari untuk dijadikan bahan obat.

Melansir dari Hindustan Times, sejumlah data ilmiah peer-review menunjukkan bahwa sarang memiliki khasiat obat yang terbukti.

Studi nutrisi menunjukkan air liur walet terdiri dari protein dan karbohidrat.

Di China sarang burung walet banyak dijadikan olahan makanan.

Proses yang lama

Melansir dari Kompas.com, Selasa (5/11/2019), proses pengolahan sarang memerlukan waktu hampir enam jam mulai dari pembersihan sarang, pencucian hingga perebusan.

Proses pengolahan tersebut rumit dan panjang sehingga sarang walet termasuk komoditas produk hewani yang dijual dengan harga tinggi.

Burung walet juga dipercaya memiliki fungsi penting untuk wanita termasuk menghaluskan kulit dan membuatnya terlihat lebih muda.

Di Shanghai, terdapat spa yang dianggap kelas atas yang memanfaatkan sarang burung walet untuk bahan tonik rambut.

"Di China, sarang burung telah menjadi tonik tradisional yang sangat terkenal dan sangat disukai sejak zaman kuno," kata Zhang Yi, pemilik restoran sarang burung walet dilansir dari AFP.

“Rasanya lembut dan sedikit manis. Ini baik untuk wanita, orang tua, anak-anak dan pria," tambah dia.

Baca juga: Dibanderol Harga Tinggi, Apa Keunggulan Sepeda Lipat?

Harga yang mahal

Sarang burung walet merupakan salah satu barang yang bernilai jual tinggi. Harganya bisa mencapai belasan juta rupiah per kilogram.

Melansir Kompas.com, Kamis (6/2/2020), harga sarang walet jenis mangkok bisa djual Rp 13 juta per kilogram.

Sementara, harga sarang burung walet jenis sudut bisa mencapai Rp 9 juta per kilogram.

Sarang burung walet jenis patahan mencapai Rp 8 juta per kilogram.

Harga ini bervariasi di tiap daerah. Namun, keuntungan besar yang didapatkan dari sarang burung walet ini membuat banyak orang tertarik.

Ekspor ke luar negeri

Selama pandemi ini Indonesia juga mengalami peningkatan ekspor sarang burung walet.

Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan) selama pandemi, jumlah ekspor Indonesia mencapai 1.155 ton dengan nilai Rp 28,9 triliun.

"Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara dan pendapatan bagi petani," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Minggu (17/1/2021).

Adapun negara yang dijadikan sasaran ekspor utama para pengusaha walet adalah China karena ekspor ke negara tersebut memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding negara lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi