Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil dan Perjalanan Karier Aprilia Manganang....

Baca di App
Lihat Foto
ANTHONY WALLACE / AFP
Pemain timnas Indonesia, Aprilia Manganang, melakukan smash di pertandingan cabang voli putri melawan Hongkong di Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Selasa (21/8/2018) malam WIIB.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Mantan pemain voli putri Tim Nasional (Timnas) Indonesia Aprilia Manganang dipastikan adalah seorang pria.

Hal ini seperti diutarakan langsung Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dilansir dari Kompas TV, Selasa (9/3/2021).

Menurut Andika, Aprilia Manganang yang juga merupakan prajurit TNI aktif dengan pangkat Sersan Dua (Serda) itu telah menjalani pemeriksaan medis sejak 3 Februari 2021.

Baca juga: Mengenang Lukman Niode, Legenda Renang Indonesia yang Meninggal karena Covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal bintang empat itu menegaskan bahwa Aprilia Manganang lahir sebagai laki-laki dengan memiliki kelainan yang disebut hipospadia.

"Sersan Manganang ini bukan transgender, bukan juga interseks. Tidak masuk dalam kategori itu semua. Saya tahu definisinya dan tim dokter pun tahu semua definisinya. Karena memang kelainan yang dialami adalah hipospadia. Jadi selalu kembalikan ke situ," kata Andika Perkasa di Mabes AD dalam konferensi pers, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: Profil Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia yang Dijadikan Google Doodle Hari Ini

Berikut profil perjalanan karier Aprilia Manganang...

Masa kecil

Aprilia Manganang lahir di Tahuna, Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara pada 27 Maret 1992 silam.

Dari Kota Manado, perjalanan ke Sangihe bisa ditempuh dengan kapal laut selama satu malam atau 8 jam.

Harian Kompas, 28 Maret 2016 mewartakan, Aprilia Manganang terlahir dari pasangan Akip Zamrud Manganang dan Suryati Bori Lano.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Legenda Bulu Tangkis Liem Swie King, Bagaimana Perjalanan Kariernya?

Ayahnya hanya berjualan minyak dengan penghasilan Rp 400.000 per bulan.

Sedangkan ibunya, adalah ibu rumah tangga yang terkadang berjualan pisang goreng untuk menyambung hidup keluarga.

Keterbatasan ekonomi itu membuat Aprilia Manganang tidak bisa bermalas-malasan sewaktu kecil.

Aprilia Manganang kecil terbiasa membantu ibunya menjajakan pisang goreng dengan berjalan kaki bersama dengan sang kakak, Amasya.

Baca juga: Meninggal Dunia, Berikut Perjalanan Legenda Bulu Tangkis Tati Sumirah

Apabila tak membantu ibunya, Aprilia membantu ayahnya. Tak jarang, ia membantu mencangkul di ladang, memanjat pohon kelapa, dan mengupas buah kelapa itu.

Sejatinya, dua kakak beradik yang pada akhirnya sama-sama berkiprah di dunia voli nasional ini memiliki kebiasaan olahraga yang berbeda.

Mulanya, Aprilia bermain bulu tangkis. Pada usia SMP, ia mengenal bola voli, tetapi beralih ke bola basket saat SMA, sedangkan Amasya aktif sebagai pelari 100 meter.

Baca juga: Mengenang Legenda Bulu Tangkis Indonesia Johan Wahyudi...

Mulai tertarik dunia bola voli

Karena sering diminta ikut pertandingan voli antar kampung, Amasya mulai menekuni olahraga itu. Dia bergabung dengan organisasi ibu-ibu untuk bermain voli.

Setiap tampil, Amasya mendapat uang Rp 20.000.

Pada 2011, Amasya tergabung di tim voli LNG Badak dan bekerja sebagai tenaga administrasi di PT Badak LNG.

Melihat kakaknya bermain voli dan menerima penghasilan lumayan, Aprilia tertarik menekuni voli dan bergabung bersama tim profesional.

Baca juga: Mengenang Musikalitas Chrisye, Sang Legenda Musik Indonesia

Tepatnya pada 2011, Aprilia Manganang direkrut tim voli bernama Alko Bandung.

Sejak saat itu, karier Aprilia Manganang terus menanjak hingga membuatnya dilirik oleh sejumlah tim voli papan atas Indonesia.

Pada 2015, Aprilia Manganang direkrut oleh salah satu tim voli kenamaan, yakni Jakarta Elektrik PLN dan tergabng dalam tim putri.

Semusim berjuang bersama, Aprilia Manganang berhasil mengantarkan Jakarta Elektrik PLN menjadi juara Proliga dengan mengalahkan Jakarta PGN Popsivo, 3-1 (23-25, 25-16, 27-25, 25-16).

Baca juga: Berkaca dari Kasus Dwayne Johnson dan Atlet Lainnya, Mengapa Olahragawan Bisa Terkena Covid-19?

Pemain terbaik

Tak berhenti di situ, Aprilia Manganang juga dinobatkan sebagai pemain terbaik putri.

Pada tahun keduanya bersama tim asal ibu kota tersebut, Aprilia Manganang kembali berhasil mempersembahkan gelar juara Proliga. Saat itu dengan menyudahi perlawanan Jakarta Pertamina Energi 3-2 (25-20, 25-18, 17-25, 19-25, 15-8).

Kemudian, pada 2017, Aprilia Manganang kembali sukses meraih gelar juara Proliga bersama Jakarta Elektrik PLN dan juga menjadi pemain terbaik.

Jakarta Elektrik PLN yang saat itu diasuh oleh Tian Mei berhasil memenangi grand final melawan Jakarta Pertamina Energi. Pada laga yang harus diselesaikan lima set, Elektrik PLN menang 3-2 (25-20, 24-26, 25-22, 18-25, 15-11).

Baca juga: Apakah Olahraga di Malam Hari Baik bagi Tubuh?

Diberitakan harian Kompas, 10 Februari 2019, atlet bertinggi 170 sentimeter itu digembleng keras oleh pelatih Tian Mei. Mei, sapaan pelatih asal China itu, melihat bakat Aprilia, terutama untuk melakukan smes.

Ia mengatakan, Mei banyak memberinya program khusus meningkatkan kecepatan, kekuatan, dan daya tahan. Latihan itu sangat keras, tetapi membuat ia jadi lebih baik.

"Mei orang paling berjasa dalam karier saya. Ia percaya kepada saya dan mau membuat saya jadi lebih baik," kata Aprilia.

Aprilia juga menerapkan semua masukan Mei, antara lain tidur cukup minimal 8 jam sehari, tidur paling lambat pukul 22.00, dan makan teratur 3 kali sehari.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Olahraga Kardio dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Salah satu spiker terbaik di Indonesia

Aprilia juga menambah latihan untuk menjaga kebugaran fisik, antara lain latihan beban dan kebugaran minimal 2 kali seminggu dengan durasi minimal 1 jam per latihan.

"Yang utama adalah melatih otot tangan, perut, dan kaki. Itu semua modal untuk melakukan lompatan tinggi dan smes keras," ujar peraih gelar pemain terbaik Proliga 2016 dan 2017 itu.

Dengan bakat, latihan, dan pola hidup yang baik, Aprilia Manganang konsisten menjadi salah satu spiker terbaik Indonesia.

Pada 2018, Aprilia Manganang bergabung dengan di bagian putri tim asal Bandung, Bank BJB Pakuan.

Sayangnya, pada tahun tersebut Bank BJB Pakuan gagal menjadi juara Proliga setelah kalah di final melawan Jakarta Pertamina Energi dengan kedudukan 3-0 (25-20, 25-18, 25-17).

Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

Saat itu, Aprilia Manganang tidak tampil optimal lantaran belum 100 persen pulih dari cedera.

Pada musim Proliga 2019, Aprilia Manganang memutuskan untuk pindah ke tim Jakarta PGN Popsivo Polwan.

Taktik permainan cepat Jakarta PGN Popsivo Polwan akhirnya mengantarkan Aprilia Manganang dan kawan-kawan meraih gelar juara Proliga 2019.

Tim yang saat itu dibesut pelatih Chamnan Dokmai mengakhiri enam tahun puasa gelar sejak terakhir kali tim itu menjadi juara pada 2012 dan 2013.

Kemenangan Popsivo atas juara bertahan Jakarta Pertamina Energi, 3-2 (15-25, 25-22, 21-25, 25-23, 15-12), pada Grand Final Proliga 2019 di GOR Among Raga, Yogyakarta, Sabtu (22/2/2019).

Kembali mengulang sukses, Aprilia Manganang dinobatkan sebagai pemain terbaik pada Proliga musim 2019.

Baca juga: Selain Dwayne Johnson, Siapa Saja Atlet Dunia yang Terinfeksi Covid-19?

Pensiun dari dunia voli

Pada 2020, Aprilia tidak lagi memperkuat Jakarta Popsivo Polwan. Dia pun bergabung dengan tim Bandung BJB Tandamata.

Di level timnas putri Indonesia, Aprilia Manganang pernah meraih medali perak SEA Games 2017 dan dua perunggu SEA Games (2013 dan 2015).

Diberitakan Antara, 11 September 2020, Aprilia Manganang mengumumkan pensiun dari karier profesionalnya sebagai atlet bola voli Indonesia.

"Saya mengumumkan kepada pencinta bola voli Indonesia. Saya Aprilia Manganang resmi mengundurkan diri dari dunia voli," kata Aprilia yang saat itu memperkuat Bandung Bjb Tandamata di Proliga 2020.

Baca juga: Mengenang Ciputra, dari Atlet Lari, Begawan Properti hingga Kelola Institusi Pendidikan

"Mengapa saya mengambil keputusan ini, karena saya ingin hidup lebih baik, ingin meraih kebenaran dalam hati saya, kedamaian. Karena itu, ini keputusan terbaik bagi saya," ujarnya menambahkan.

Aprilia Manganang mulai aktif sebagai prajurit TNI sejak 2016. Aprilia Manganang saat itu masuk ke TNI dari jalur prestasi sebagai atlet voli.

Sebelum memutuskan pensiun, pemain berusia 27 tahun itu telah menepi cukup lama dari lapangan. Dia harus istirahat total selama enam bulan karena cedera lutut kiri yang dideritanya.

Akibatnya, ia tidak bisa turun membela Indonesia di SEA Games 2019 Filipina.

Baca juga: Dari Hobi Karyawan hingga Menelurkan Atlet Berprestasi, Ini Sejarah PB Djarum

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi