KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 763 bencana yang terjadi sepanjang 1 Januari hingga 9 Maret 2021.
Data ini mencakup jumlah kejadian, peta sebaran, dampak bencana, dan kerusakan yang ditimbulkan dari bencana yang terjadi di seluruh Indonesia.
Baca juga: Catatan BNPB: Ada 263 Bencana Sepanjang Januari 2021
Bencana dominan
Pada awal tahun 2021 bencana yang terjadi karena faktor hidrometeorologi menjadi yang paling dominan.
Kepala Sub-bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala, menjelaskan, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya.
Beberapa paramater di antaranya adalah peningkatan curah hujan, penurunan curah hujan, suhu ekstrem, cuaca esktrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir, dan lain sebagainya.
Agie mengatakan, secara umum, bencana hidrometeorologi tidak hanya terjadi saat musim hujan saja, melainkan juga bisa terjadi di musim kemarau.
"Kalau terminologi bencana hidrometeorologi itu, kekeringan juga masuk (kategori bencana hidrometeorologi. Sehingga, tidak hanya pada kasus kelebihan curah hujan (hujan deras saja)," kata Agie dikutip dari Kompas.com, Kamis (3/12/2020).
BNPB mencatat, sepanjang 2021, bencana alam berupa banjir terjadi sebanyak 337 kejadian, puting beliung 186 kejadian, dan tanah longsor 144 kejadian.
Kemudian, disusul karhutla sebanyak 70 kejadian, gempa bumi 13 kejadian, gelombang pasang dan abrasi 12 kejadian, dan kekeringan sebanyak 1 kejadian.
Baca juga: 5 Langkah Aman Membersihkan Rumah Pasca Banjir
Korban bencana
Tidak hanya berdampak pada kerusakan bangunan dan harta benda, bencana sepanjang 2021 juga menelan korban jiwa. Ini rinciannya:
- Korban meninggal dunia 272 orang
- Korban hilang 12 orang
- Korban luka-luka sebanyak 12.412 orang
- Korban mengungsi 3.814.586 orang.
Baca juga: Anak-anak Jangan Main Air Saat Banjir, Ini 6 Penyakit yang Bisa Muncul
Kerusakan akibat bencana
Dari rangkaian bencana yang terjadi, BNPB juga mencatat dampak kerusakannya.
Adapun total rumah yang rusak sebanyak 53.847 rumah. Kerusakannya beragam, mulai dari ringan sampai rusak berat.
Data kerusakan lain, tercatat 1.700 fasilitas umum rusak. Fasilitas umum tersebut meliputi:
- 858 fasilitas pendidikan
- 658 tempat ibadah
- 184 fasilitas kesehatan
- 289 kantor
- 102 jembatan
Peta sebaran
Sebaran bencana terbanyak terjadi di wilayah Jawa Barat, dengan kejadian bencana sebanyak 188 titik.
Salah satu bencana yang berdampak cukup besar adalah banjir di sejumlah wilayah DKI Jakarta pada 19 Februari 2021 lalu.
Kemudian, disusul Jawa Tengah 123 titik dan Jawa Timur 106 titik. Terdapat wilayah lain di luar pulau Jawa yang memiliki jumlah bencana cukup tinggi, yaitu di Aceh sebanyak 58 titik.
Sebelumnya, banjir juga terjadi di sejumlah wilayah di Kota Semarang pada 7 Februari 2021.
Selain bencana yang terjadi karena faktor hidrometeorologi, sejak 13 April 2020 pemerintah telah menetapkan bencana nasional non alam, yaitu pandemi Covid-19.
Baca juga: 5 Cara Memantau Kondisi Banjir di Jakarta
Adapun untuk informasi update data bencana Indonesia, dapat diakses di melalui Telegram BNPB. Masyarakat dapat mendapat informasi terbaru, pada tautan Telegram berikut: https://t.me/DataBencanaIndonesia.
Masyarakat juga dapat mengakses pantauan bencana melalui laman gis.bnpb.go.id dan gis.bnpb.go.id/dibi.
Pilihan lain, masyarakat juga dapat menghubungi melalui telepon call center bencana 117 (bebas pulsa) jika ada informasi yang dibutuhkan soal bencana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.