Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disetujui WHO, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui dari Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Petugas mendata peserta vaksin COVID-19 saat saat vaksinasi COVID-19 massal Aparatur Sipin Negara (ASN) di Sleman City Hall, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (9/3/2021). Pemda Sleman menargetkan vaksinasi COVID-19 massal untuk sekitar 3.000 ASN kana selesai pada Rabu (10/3/2021). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Johnson & Johnson (J&J) pada Jumat (12/3/2021).

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (13/3/2021) vaksin J&J merupakan vaksin Covid-19 ketiga yang mendapat dukungan secara resmi dari WHO.

Sebelumnya, dukungan serupa juga diberikan kepada vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech dan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford-AstraZeneca.

Baca juga: Mengenal Apa Itu N439K, Varian Baru Virus Corona yang Disebut Kebal terhadap Vaksin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin J&J juga menjadi vaksin Covid-19 pertama yang hanya membutuhkan satu kali suntikan.

Sedangkan vaksin yang saat ini beredar, seperti Pfizer-BioNTech, Sinovac, Oxford-AstraZeneca, dan Moderna, memerlukan dua kali suntikan.

"Setiap alat baru, aman dan efektif melawan Covid-19 adalah satu langkah lebih dekat untuk mengendalikan pandemi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca juga: Saat Johnson & Johnson dan Eli Lilly Hentikan Uji Coba Obat Antibodi dan Vaksin Covid-19...

Mengenal vaksin J&J

Sebelum disetujui oleh WHO, vaksin Covid-19 J&J telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Otoritas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat pada 27 Februari 2021.

Vaksin J&J menjadi vaksin Covid-19 ketiga yang disetujui penggunaannya di Amerika Serikat oleh FDA. Dua vaksin lainnya adalah buatan Moderna dan Pfizer-BioNTech.

Melansir CNBC, Senin (1/3/2021) berdasarkan data dari FDA, vaksin J&J memiliki efektivitas sebesar 72 persen dalam hal mencegah terjadinya infeksi virus corona.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Vaksin tersebut juga tercatat 86 persen efektif mencegah timbulnya sakit parah dan kematian akibat Covid-19.

Untuk diketahui, vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech, tercatat 95 persen efektif dalam hal mencegah infeksi virus corona, setelah dua kali penyuntikan vaksin.

Menurut Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Anthony Fauci, meski efektivitas vaksin J&J lebih rendah dibandingkan Moderna dan Pfizer-BioNTech, namun bukan berarti vaksin tersebut lebih lemah atau lebih buruk.

"Ketiganya adalah vaksin yang baik," kata Fauci.

Baca juga: Simak, Berikut Tingkat Efikasi 7 Vaksin Covid-19

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui terkait vaksin J&J:

1. Hanya butuh satu kali suntikan

Vaksin J&J merupakan tipe vaksin Covid-19 yang berbeda dari vaksin buatan Moderna dan Pfizer-BioNTech.

Vaksin itu menggunakan adenovirus, yaitu sebuah tipe virus yang menyebabkan flu biasa, sebagai wahana untuk mengirimkan informasi ke sel tubuh tentang cara melawan virus.

Vaksin J&J hanya memerlukan satu kali penyuntikan, dan tidak memerlukan penyimpanan rantai dingin ekstrim (-70 derajat Celcius) seperti vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech yang berbasi mRNA.

Vaksin tersebut dapat disimpan pada lemari dingin dengan suhu 2-8 derajat Celcius selama tiga bulan.

Baca juga: 4 Klaim Keunggulan Vaksin AstraZeneca yang Baru Tiba di Indonesia

2. Mencegah sakit parah dan kematian akibat Covid-19

Vaksin J&J tercatat 86 persen efektif dalam hal mencegah timbulnya sakit parah yang berujung rawat inap di rumah sakit serta kematian akibat Covid-19.

Vaksin tersebut juga menunjukkan efikasi sebesar 82 persen dalam hal mencegah sakit parah yang ditimbulkan oleh varian baru virus corona B.1.351.

3. Uji klinis di tiga negara

Melansir BBC, 28 Februari 2021, uji klinis vaksin J&J diselenggarakan di tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan Brasil.

Uji klinis itu digelar pada saat varian baru virus corona sudah mulai menyebar.

Dari hasil uji klinis di Afrika Selatan dan Brasil, tempat varian baru virus corona mendominasi penularan, diketahui bahwa perlindungan dari infeksi yang diberikan oleh vaksin J&J terbilang rendah.

Meski demikian, tidak ada satupun relawan yang meninggal dunia setelah menerima vaksin J&J. Vaksin itu juga tercatat mencegah timbulnya sakit parah akibat varian baru.

Selain itu, tidak ada relawan yang dirawat di rumah sakit, 28 hari pasca-penyuntikan vaksin J&J.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

4. Dipesan oleh beberapa negara

Berikut jumlah dosis vaksin J&J yang telah dipesan oleh beberapa negara:

  • Amerika Serikat: 100 juta dosis
  • Inggris: 30 juta dosis
  • Uni Eropa: 200 juta dosis
  • Kanada: 38 juta dosis
  • COVAX: 500 juta dosis (dibagikan untuk negara anggota)

Baca juga: Daftar Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

5. Efek samping vaksin J&J

Diberitakan Kompas.com, 25 Februari 2021, terdapat beberapa efek samping ringan yang dialami oleh relawan uji klinis vaksin J&J.

Adapun efek samping tersebut, antara lain nyeri di lokasi penyuntikan vaksin, sakit kepala, kelelahan, dan sakit otot.

Beberapa peserta uji klinis juga mengalami ruam setelah disuntik vaksin.

Namun, mayoritas efek samping tersebut menghilang dalam dua hari. Selain itu, tidak ada partisipan yang dilaporkan mengalami reaksi alergi serius pasca-divaksinasi.

Baca juga: Mengenal Vaksin AstraZeneca, dari Diproduksi Inggris hingga Efek Sampingnya...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Vaksin AstraZeneca, Vaksin Covid-19 yang Baru Masuk ke Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC, CNBC, Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi