Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Interpol, Kasus Vaksin Palsu Covid-19, dan Kejahatan Pandemi Lainnya...

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/PalSand
Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin India, vaksin buatan India, vaksin virus corona India. Dua vaksin corona India menuai kontroversi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kepolisian Internasional (Interpol) memberi tanggapan terkait adanya jaringan kriminal yang memproduksi vaksin palsu Covid-19.

Interpol adalah organisasi antarpemerintah dari 194 negara anggota.

Pada 2 Desember 2020 lalu, Interpol telah memberi orange notice atau peringatan oranye, untuk mewaspadai tindakan kriminal yang berkaitan dengan vaksin Covid-19.

Sekretaris Jenderal Interpol, Jürgen Stock mengatakan bahwa penjahat akan menargetkan distribsusi vaksin.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mengikuti peringatan kami bahwa penjahat akan menargetkan distribusi vaksin Covid-19, baik secara online maupun offline, Interpol terus memberikan dukungan penuh kepada otoritas nasional yang bekerja untuk melindungi kesehatan dan keselamatan warganya," kata Stock, di laman resmi Interpol.

Baca juga: Mengenal Apa Itu N439K, Varian Baru Virus Corona yang Disebut Kebal terhadap Vaksin

Baca juga: Vaksin Pfizer Palsu Dijual Rp 28 Juta di Meksiko, 6 Orang Ditangkap

Vaksin palsu di Afrika Selatan

Otoritas Afrika Selatan telah menyita ratusan vaksin Covid-19 palsu.

Sekitar 400 ampul atau setara dengan sekitar 2.400 dosis yang mengandung vaksin palsu, ditemukan di sebuah gudang di Germiston, Gauteng, Afrika Selatan.

Di tempat yang sama, sebelumnya petugas juga menemukan sejumlah besar masker 3M palsu.

Otoritas Afrika Selatan pun telah menangkap tiga warga negara China dan seorang warga negara Zambia.

"Sejak Covid-19 mencapai pantai Afrika Selatan, pemerintah telah mengadopsi pendekatan penegakan hukum multi-disiplin yang terintegrasi,” kata Juru Bicara Nasional Kepolisian Afrika Selatan, Brigadir Vish Naidoo.

Baca juga: Mengenal Vaksin AstraZeneca, dari Diproduksi Inggris hingga Efek Sampingnya...

Kasus vasin palsu di China

Vaksin palsu Covid-19 juga ditemukan di China. Polisi berhasil mengidentifikasi jaringan yang menjual vaksin palsu ini dan menggerebek tempat pembuatannya.

Polisi pun menangkap sekitar 80 tersangka dan menyita lebih dari 3.000 vaksin palsu di tempat kejadian.

Juru bicara Kementerian Keamanan Publik China mengatakan, pemerintah China sangat mementingkan keamanan vaksin.

"Kami akan lebih memperkuat kerja sama konstruktif dengan Interpol dan lembaga penegak hukum negara lain untuk secara efektif mencegah kejahatan semacam itu," katanya.

Baca juga: 4 Klaim Keunggulan Vaksin AstraZeneca yang Baru Tiba di Indonesia

Kini, Polisi China sedang melakukan kampanye untuk mencegah dan menindak kejahatan terkait vaksin.

Mereka juga secara proaktif menyelidiki dan memerangi kejahatan vaksin palsu dengan dengan tindakan hukum.

Temuan vaksin palsu di dua negara ini merupakan investigasi yang didukung dan difasilitasi oleh Program Barang Terlarang dan Kesehatan Global (IGGH) Interpol.

Baca juga: Polisi Bongkar Mafia Vaksin Covid-19 Palsu di Afrika Selatan

Vaksin di pasar gelap

Penangkapan itu terjadi selang beberapa minggu setelah Interpol mengeluarkan peringatan Oranye.

Peringatan itu juga menyertakan detail dan gambar vaksin asli dan metode pengiriman resmi yang disediakan oleh perusahaan farmasi untuk membantu mengidentifikasi botol palsu.

Belakangan, Interpol juga menerima laporan tambahan tentang distribusi vaksin palsu dan upaya penipuan yang menargetkan badan kesehatan, seperti panti jompo.

Interpol memperingatkan publik bahwa tidak ada vaksin yang dijual secara online.

Vaksin apa pun yang diiklankan di situs web atau web gelap, merupakan vaksin ilegal atau tidak sah, tidak teruji, dan mungkin berbahaya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19

Sindikat kriminal vaksin

Dilansir dari Time, Sabtu (12/3/2021), Jürgen Stock mengatakan bahwa sindikat kriminal vaksin palsu di seluruh dunia menghasilkan miliaran dolar keuntungan ilegal.

Kejahatannya macam-macam. Baik dengan mencuri vaksin asli dan mencoba menjualnya, maupun memasarkan vaksin palsu yang terbukti berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Korban dari perdagangan ini pun beragam.

Baca juga: Indonesia Masuk 10 Negara Produsen Emas Terbesar, Berapa Banyak Emas yang Tersisa di Bumi?

 

Ada dari pembeli individu di pasar gelap, hingga lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengamankan pasokan.

"Penjahat akan mengeksploitasi setiap mata rantai yang lemah dalam rantai pasokan vaksin yang sah," kata Stock.

Hubungan terlemah kemungkinan besar berada di negara berkembang, yang mungkin kekurangan infrastruktur perawatan kesehatan dalam mendistribusikan vaksin dengan aman.

Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2021, Bagaimana dengan Indonesia?

Sertifikat atau paspor vaksinasi

Pada akhir 2020, beberapa negara telah mulai menerapkan paspor vaksinasi, dokumen yang dimaksudkan untuk memungkinkan orang bepergian atau kembali bekerja setelah mendapatkan suntikan vaksin.

Di Indonesia sendiri ada sertifikat vaksinasi bagi orang yang telah mendapat suntikan vaksin Covid-19.

Stock memperingatkan adanya peningkatan pemalsuan dengan berusaha mempermainkan sistem ini.

Ia menjelaskan para pemalsu sudah menawarkan layanan semacam itu untuk dijual di web gelap, tempat kelompok kriminal sering bertemu untuk mengumpulkan keterampilan dan sumber daya mereka untuk melayani penipuan tertentu.

Baca juga: Hati-hati Penipuan, Jangan Berikan Kode OTP kepada Siapa Pun!

Kejahatan pandemi lainnya

Sebelumnya, kelompok kriminal online juga berupaya meluncurkan serentetan serangan ransomware terhadap rumah sakit, laboratorium, pemerintah daerah, dan banyak target lainnya.

Mereka juga memblokir sistem komputer mereka dari jarak jauh dan menuntut pembayaran untuk membebaskan blokir.

Adapun kelompok kriminal yang lebih tradisional, seperti keluarga kriminal Ndrangheta di Italia, seringkali memanfaatkan peluang dengan menjadi rentenir atau pencucian uang melalui bisnis yang bermasalah.

Baca juga: Viral Satu Keluarga Diusir Saat Berteduh di Pos Polisi, Ini Penjelasan Kepolisian

Dalam melacak jaringan kriminal semacam itu, salah satu pola paling jelas yang diperhatikan Stock selama setahun terakhir adalah seberapa cepat mereka belajar satu sama lain.

"Apa yang hari ini muncul di satu bagian dunia besok akan terjadi di belahan dunia lainnya," katanya kepada Time, Jumat.

Ia menyarankan, cara terbaik untuk melawan jaringan ini adalah melalui koordinasi yang lebih besar di antara badan-badan kepolisian nasional.

Baca juga: Pengaktifan Tim Pemburu Koruptor, Urgensi Reformasi Kepolisian, dan Kaburnya Djoko Tjandra...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi